Tiga Jurnalis Perempuan Ditembak Mati, ISIS Klaim Bertanggung Jawab
loading...
A
A
A
Gelombang penembakan dan serangan bom kecil yang menempel pada kendaraan di Afghanistan telah menargetkan jurnalis, pekerja masyarakat sipil, dan pegawai pemerintah tingkat menengah dalam beberapa bulan terakhir.
Aksi kekerasan ini terjadi ketika pemerintah dan negosiator Taliban mencoba menengahi kesepakatan damai dan Amerika Serikat (AS) menarik beberapa pasukannya.
Pemerintah Taliban dan Afghanistan sedang melakukan pembicaraan damai di Doha, meskipun kemajuannya telah melambat sementara pemerintahan Presiden AS Joe Biden sedang meninjau rencananya untuk proses perdamaian dan penarikan pasukan AS.
Kedutaan Besar AS di Kabul menyebut pembunuhan itu sebagai "berita yang menghancurkan," dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga ketiga perempuan tersebut.
"Serangan-serangan ini dimaksudkan untuk mengintimidasi; mereka dimaksudkan untuk membuat para wartawan gemetar ketakutan; pelakunya berharap untuk melumpuhkan kebebasan berbicara di negara di mana media telah berkembang selama 20 tahun terakhir. Ini tidak dapat ditoleransi," tweet kedutaan AS dalam sebuah pernyataan.
Lihat Juga: Jenazah AKP Ryanto Ulil Anshari Tiba di Rumah Duka, Ibunda Minta Pelaku Dihukum Setimpal
Aksi kekerasan ini terjadi ketika pemerintah dan negosiator Taliban mencoba menengahi kesepakatan damai dan Amerika Serikat (AS) menarik beberapa pasukannya.
Pemerintah Taliban dan Afghanistan sedang melakukan pembicaraan damai di Doha, meskipun kemajuannya telah melambat sementara pemerintahan Presiden AS Joe Biden sedang meninjau rencananya untuk proses perdamaian dan penarikan pasukan AS.
Kedutaan Besar AS di Kabul menyebut pembunuhan itu sebagai "berita yang menghancurkan," dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga ketiga perempuan tersebut.
"Serangan-serangan ini dimaksudkan untuk mengintimidasi; mereka dimaksudkan untuk membuat para wartawan gemetar ketakutan; pelakunya berharap untuk melumpuhkan kebebasan berbicara di negara di mana media telah berkembang selama 20 tahun terakhir. Ini tidak dapat ditoleransi," tweet kedutaan AS dalam sebuah pernyataan.
Lihat Juga: Jenazah AKP Ryanto Ulil Anshari Tiba di Rumah Duka, Ibunda Minta Pelaku Dihukum Setimpal
(ian)