Rusia Tak Perang Habis-habisan dengan NATO, tapi Bisa Menghancurkannya dari Dalam
loading...
A
A
A
BRUSSELS - Era yang relatif damai dan sejahtera yang dinikmati negara-negara Barat sejak akhir Perang Dunia II mungkin akan segera berakhir.
Pada bulan Maret lalu, Perdana Menteri Polandia Donald Tusk mengatakan Eropa berada di era “sebelum perang” dan Rusia tidak boleh mengalahkan Ukraina demi keamanan benua tersebut.
“Saya tidak ingin menakut-nakuti siapa pun, tetapi perang bukan lagi konsep masa lalu,” kata Tusk dalam wawancara dengan beberapa media Eropa. Faktanya, ini sudah dimulai lebih dari dua tahun lalu, merujuk pada invasi Rusia ke Ukraina.
Ini adalah salah satu dari serangkaian peringatan yang semakin keras bahwa perang di Ukraina bisa menjadi awal dari konflik yang lebih besar.
Dokumen perencanaan militer Jerman yang bocor pada bulan Januari membayangkan Rusia melancarkan serangan besar-besaran pada 2024 untuk mengambil keuntungan dari berkurangnya dukungan Barat di Ukraina.
Dokumen-dokumen tersebut, yang diperoleh Bild, kemudian menggambarkan Rusia mengalihkan perhatiannya pada anggota-anggota NATO di Eropa Timur, dengan berupaya menggoyahkan musuh-musuhnya melalui serangan siber dan kekacauan internal di negara-negara Baltik seperti Estonia, Lithuania, dan Latvia.
Jerman bukan satu-satunya. Akhir tahun lalu, badan keamanan nasional Polandia memperkirakan Rusia dapat menyerang NATO dalam waktu tiga tahun.
Aliansi NATO yang beranggotakan 32 negara masing-masing bersumpah untuk melindungi satu sama lain dari serangan berdasarkan Pasal 5 Perjanjian Washington. Artinya, serangan Rusia terhadap salah satu anggota dapat memicu perang yang melibatkan beberapa negara bersenjata nuklir.
Namun apakah Presiden Rusia Vladimir Putin benar-benar berniat menyerang NATO dan seperti apa serangan itu, masih belum jelas.
Pada bulan Maret lalu, Perdana Menteri Polandia Donald Tusk mengatakan Eropa berada di era “sebelum perang” dan Rusia tidak boleh mengalahkan Ukraina demi keamanan benua tersebut.
“Saya tidak ingin menakut-nakuti siapa pun, tetapi perang bukan lagi konsep masa lalu,” kata Tusk dalam wawancara dengan beberapa media Eropa. Faktanya, ini sudah dimulai lebih dari dua tahun lalu, merujuk pada invasi Rusia ke Ukraina.
Ini adalah salah satu dari serangkaian peringatan yang semakin keras bahwa perang di Ukraina bisa menjadi awal dari konflik yang lebih besar.
Dokumen perencanaan militer Jerman yang bocor pada bulan Januari membayangkan Rusia melancarkan serangan besar-besaran pada 2024 untuk mengambil keuntungan dari berkurangnya dukungan Barat di Ukraina.
Dokumen-dokumen tersebut, yang diperoleh Bild, kemudian menggambarkan Rusia mengalihkan perhatiannya pada anggota-anggota NATO di Eropa Timur, dengan berupaya menggoyahkan musuh-musuhnya melalui serangan siber dan kekacauan internal di negara-negara Baltik seperti Estonia, Lithuania, dan Latvia.
Jerman bukan satu-satunya. Akhir tahun lalu, badan keamanan nasional Polandia memperkirakan Rusia dapat menyerang NATO dalam waktu tiga tahun.
Aliansi NATO yang beranggotakan 32 negara masing-masing bersumpah untuk melindungi satu sama lain dari serangan berdasarkan Pasal 5 Perjanjian Washington. Artinya, serangan Rusia terhadap salah satu anggota dapat memicu perang yang melibatkan beberapa negara bersenjata nuklir.
Namun apakah Presiden Rusia Vladimir Putin benar-benar berniat menyerang NATO dan seperti apa serangan itu, masih belum jelas.