Godfather Ala Saudi, Cerita Kudeta yang Bawa Mohammed bin Salman ke Tampuk Kekuasaan

Kamis, 01 Desember 2022 - 14:18 WIB
loading...
A A A
Dua tahun sebelumnya, setelah Raja Salman memulai pemerintahannya, MBN diangkat menjadi putra mahkota pada usia 55 tahun, menempatkannya di urutan berikutnya atas takhta.

Namun di balik layar muncul persaingan sengit antara MBN dan sepupunya; putra Raja Salman, Mohammed bin Salman (MBS), yang bangkit dari ketidakjelasan menjadi wakil putra mahkota.



Sesaat sebelum kudeta istana, pada 5 Juni 2017, ketegangan antara para pangeran mencapai titik didih setelah MBS dan otokrat regional lainnya memberlakukan blokade hukuman terhadap negara tetangga; Qatar.

Emirat kecil yang kaya gas itu telah lama membuat marah tetangga-tetangga Arab-nya yang lebih besar dengan langkah-langkah provokatifnya, seperti menyiarkan para Islamis regional dan para pembangkang di saluran beritanya yang berpengaruh, Al Jazeera.

MBN juga memiliki masalah dengan Qatar, tetapi dia lebih memilih diplomasi diam-diam daripada pendekatan agresif ala MBS.

Di belakang punggung sepupunya, MBN membuka saluran rahasia dengan penguasa Qatar; Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani.

"Tamim menelepon saya hari ini, tetapi saya tidak menjawab," bunyi SMS Pangeran MBN kepada penasihatnya di puncak krisis.

"Saya ingin mengiriminya telepon terenkripsi untuk komunikasi."

Pada 20 Juni 2017, di tengah krisis itu, MBN dipanggil untuk pertemuan di istana Raja Salman di Makkah—sebuah bangunan raksasa berdinding marmer yang menghadap ke Kakbah, tempat suci paling suci dalam Islam.
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1461 seconds (0.1#10.140)