Godfather Ala Saudi, Cerita Kudeta yang Bawa Mohammed bin Salman ke Tampuk Kekuasaan
loading...
A
A
A
RIYADH - Pangeran Arab Saudi Mohammed bin Nayef (MBN) ditahan sepanjang malam. Saat fajar menyingsing, dia terhuyung-huyung keluar dari istana raja di Makkah.
Pengawal pribadinya, yang membuntutinya kemana-mana, hilang. Pangeran dibawa ke mobil yang menunggu. Dia bebas untuk pergi—tetapi dia akan segera menemukan bahwa kebebasan tidak jauh berbeda dengan penahanan.
Saat mobilnya keluar dari gerbang istana, Pangeran MBN mengirim serangkaian pesan teks panik.
"Berhati-hatilah! Jangan kembali!” bunyi pesan Pangeran MBN kepada penasihatnya yang paling tepercaya, yang diam-diam menyelinap keluar dari Kerajaan Arab Saudi beberapa minggu sebelumnya.
Ketika Pangeran MBN sampai di istananya sendiri di kota pesisir Jeddah beberapa jam kemudian, dia menemukan penjaga baru yang menjaga properti itu. Jelas bahwa dia ditempatkan di bawah tahanan rumah.
“Semoga Tuhan membantu kita, doktor. Yang penting adalah Anda harus berhati-hati, dan dalam keadaan apa pun Anda tidak boleh kembali,” tulis Pangeran MBN kepada penasihatnya, yang dikutip Anuj Chopra dari The Guardian dalam tulisan panjangnya, Kamis (1/12/2022).
Malam sebelumnya, 20 Juni 2017, Pangeran MBN yang saat itu berstatus Putra Mahkota, dipaksa mundur sebagai pewaris takhta Arab Saudi dalam sebuah episode yang digambarkan oleh salah satu orang dalam kerajaan kepada Chopra sebagai "The Godfather, Saudi style".
MBN, keponakan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud, yang mengawasi keamanan dalam negeri, adalah sekutu terdekat CIA di Arab Saudi.
Awal tahun itu, direktur CIA saat itu Mike Pompeo telah memberinya medali sebagai pengakuan atas upaya kontra-terorisme yang menyelamatkan nyawa orang Amerika.
Pengawal pribadinya, yang membuntutinya kemana-mana, hilang. Pangeran dibawa ke mobil yang menunggu. Dia bebas untuk pergi—tetapi dia akan segera menemukan bahwa kebebasan tidak jauh berbeda dengan penahanan.
Saat mobilnya keluar dari gerbang istana, Pangeran MBN mengirim serangkaian pesan teks panik.
"Berhati-hatilah! Jangan kembali!” bunyi pesan Pangeran MBN kepada penasihatnya yang paling tepercaya, yang diam-diam menyelinap keluar dari Kerajaan Arab Saudi beberapa minggu sebelumnya.
Ketika Pangeran MBN sampai di istananya sendiri di kota pesisir Jeddah beberapa jam kemudian, dia menemukan penjaga baru yang menjaga properti itu. Jelas bahwa dia ditempatkan di bawah tahanan rumah.
“Semoga Tuhan membantu kita, doktor. Yang penting adalah Anda harus berhati-hati, dan dalam keadaan apa pun Anda tidak boleh kembali,” tulis Pangeran MBN kepada penasihatnya, yang dikutip Anuj Chopra dari The Guardian dalam tulisan panjangnya, Kamis (1/12/2022).
Malam sebelumnya, 20 Juni 2017, Pangeran MBN yang saat itu berstatus Putra Mahkota, dipaksa mundur sebagai pewaris takhta Arab Saudi dalam sebuah episode yang digambarkan oleh salah satu orang dalam kerajaan kepada Chopra sebagai "The Godfather, Saudi style".
MBN, keponakan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud, yang mengawasi keamanan dalam negeri, adalah sekutu terdekat CIA di Arab Saudi.
Awal tahun itu, direktur CIA saat itu Mike Pompeo telah memberinya medali sebagai pengakuan atas upaya kontra-terorisme yang menyelamatkan nyawa orang Amerika.