Rusia Tarik Sejumlah Pasukan dari Perbatasan Ukraina, Ketegangan Mereda?

Selasa, 15 Februari 2022 - 17:42 WIB
loading...
Rusia Tarik Sejumlah...
Rusia menarik sejumlah pasukan dari perbatasan Ukraina. Foto/Ilustrasi/Reuters
A A A
MOSKOW - Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan mengatakan akan menarik kembali beberapa pasukannya dari dekat Ukraina . Penumpukan militer Rusia di dekat perbatasan dengan Ukraina telah memicu kekhawatiran akan invasi.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa latihan skala besar berlanjut tetapi beberapa unit akan kembali ke pangkalan mereka. Tidak disebutkan berapa banyak yang pergi dan belum jelas apakah itu akan mengurangi ketegangan.

Sebuah pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia, yang disiarkan di media, mengatakan pihaknya menarik beberapa tentara yang melakukan latihan di distrik militer yang berbatasan dengan Ukraina.

"Sejumlah latihan tempur, termasuk latihan, telah dilakukan sesuai rencana," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov seperti dilansir dari BBC, Selasa (15/2/2022).



Meski begitu beberapa latihan terus berlanjut, seperti latihan gabungan besar Rusia-Belarusia, yang akan berakhir pada 20 Februari.

Dikutip dari Reuters, rekaman video yang disediakan oleh kementerian pertahanan dan diterbitkan oleh kantor berita RIA menunjukkan beberapa tank dan kendaraan lapis baja lainnya dimuat ke gerbong kereta api.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan akan menggunakan truk untuk memindahkan beberapa perangkat keras sementara beberapa pasukan akan berbaris ke pangkalan sendiri.

Manuver yang dilaporkan ini bertentangan dengan peringatan dari Amerika Serikat (AS) dan Inggris bahwa Rusia mungkin siap untuk menyerang Ukraina setiap saat .



Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengatakan Inggris perlu melihat pemindahan besar-besaran pasukan Rusia dari perbatasan dengan Ukraina untuk meyakini bahwa Moskow tidak memiliki rencana untuk melakukan invasi.

"15 Februari 2022 akan menjadi sejarah sebagai hari propaganda perang barat gagal. Mereka telah dipermalukan dan dihancurkan tanpa satu tembakan pun dilepaskan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.

Upaya diplomatik yang ditujukan untuk menangkal potensi krisis berlanjut pada hari Selasa, dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Dia kemungkinan akan mengulangi peringatan bahwa Rusia menghadapi sanksi keras jika menyerang Ukraina.



Scholz telah menghadapi kritik atas tanggapannya terhadap ketegangan tersebut. Dia diperkirakan tidak akan membuang pipa gas Nord Stream 2, yang akan membawa gas Rusia ke Eropa Barat, meskipun Presiden AS Joe Biden mengatakan skema itu akan dihentikan jika Rusia menyerang.

Rusia telah mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina, termasuk kontingen besar dalam latihan bersama di Belarus hingga 20 Februari, yang berarti bahwa Ukraina hampir dikepung oleh militer Rusia.

Moskow telah membantah berencana untuk menyerang Ukraina tetapi menuntut jaminan yang mengikat secara hukum dari AS dan NATO bahwa Kiev tidak akan diizinkan untuk bergabung dengan blok militer tersebut. Washington dan Brussel sejauh ini menolak untuk membuat janji semacam itu.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1563 seconds (0.1#10.140)