Uji Coba Terbaru Rudal Hipersonik AS Alami Kegagalan

Rabu, 29 Maret 2023 - 09:26 WIB
loading...
Uji Coba Terbaru Rudal Hipersonik AS Alami Kegagalan
Uji coba terbaru rudal hipersonik AS, ARRW, besutan Lockheed Martin alami kegagalan. Foto/Ilustrasi/Eurasiantimes
A A A
WASHINGTON - Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa uji coba sistem rudal hipersonik yang dibuat oleh Lockheed Martin alami kegagalan. Ini setidaknya kegagalan keempat dalam uji coba, menunjukkan kemungkinan besar akan mengadopsi sistem lain yang dibuat oleh Raytheon.

“(Uji coba) yang baru saja kami lakukan tidak berhasil,” kata Sekretaris Angkatan Udara Frank Kendall kepada anggota komite DPR AS.

“Kami tidak mendapatkan data yang kami butuhkan dari tes itu, jadi mereka sedang memeriksanya untuk mencoba memahami apa yang terjadi,” imbuhnya seperti dikutip dari RT, Rabu (29/3/2023).

Kendall mengacu pada tes 13 Maret lalu dari rudal AGM-183A Air-launched Rapid Response Weapon (ARRW), rudal jelajah hipersonik, di lepas pantai California Selatan. Dia tidak memberikan rincian tentang apa yang salah dengan peluncuran tersebut.



Pernyataannya mungkin mengejutkan anggota parlemen karena Angkatan Udara AS minggu lalu mengeluarkan siaran pers yang menunjukkan bahwa tes ARRW “memenuhi beberapa tujuan.” Rilis tersebut tidak menyebutkan kegagalan tes.

ARRW telah dikembangkan sejak 2018 dan ditunda setelah tiga uji pendorong yang gagal pada 2021. Angkatan Udara AS mengklaim peluncuran rudal pertama yang berjalan sukses pada Mei lalu, dengan mengatakan rudal itu mencapai kecepatan melebihi Mach 5, atau lima kali kecepatan suara.

Kepada anggota parlemen, Kendall mengatakan, mengingat tes ARRW terbaru, Angkatan Udara lebih berkomitmen untuk program hipersonik lainnya, yaitu Hypersonic Attack Cruise Missile (HACM). Keputusan penganggaran apakah akan mengadopsi ARRW diharapkan akan dibuat tahun depan, setelah sebanyak dua peluncuran uji coba lagi.

Angkatan Udara AS dilaporkan menerima sekitar USD423 juta dana penelitian dan pengembangan untuk ARRW dalam dua tahun terakhir, dan telah meminta tambahan USD150 juta dalam anggaran untuk tahun fiskal berikutnya.



Sementara pendanaan HACM berjumlah USD423 juta untuk tahun fiskal saat ini saja, dan Angkatan Udara merencanakan tambahan USD1,9 miliar untuk pengeluaran program selama lima tahun ke depan.

Dikatakan Kendall, program HACM sejauh ini "cukup berhasil."

“Kami melihat peran yang pasti untuk konsep HACM. Ini kompatibel dengan lebih banyak pesawat kami, dan itu akan memberi kami lebih banyak kemampuan tempur secara keseluruhan,” dia menambahkan.

Pasukan AS belum memiliki sistem rudal hipersonik yang beroperasi penuh, karena Washington tertinggal dari Rusia dan China dalam perlombaan untuk mengembangkan senjata semacam itu. Rudal hipersonik bergerak dengan kecepatan lebih dari Mach 5 dan sangat bermanuver, membuatnya sulit untuk ditembak jatuh.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1862 seconds (0.1#10.140)