Senangnya Warga Singapura Berjalan-jalan Tanpa Masker: Bebas, Merdeka!
Selasa, 29 Maret 2022 - 17:52 WIB
SINGAPURA - Sungguh nyata. Bebas. Merdeka. Beberapa warga Singapura menggambarkan kegembiraan mereka karena dapat melepaskan masker mereka pada Selasa (29/3/2022), ketika negara itu mencabut kewajiban menggunakan masker di luar ruangan setelah dua tahun.
Singapura meluncurkan langkah-langkah pelonggaran COVID-19 yang paling signifikan mulai hari ini, termasuk menjadikan pemakaian masker di luar ruangan opsional dan menggandakanjumlah untuk pertemuan sosial menjadi 10 orang.
Dua warga Singapura, Sam Lee (28) dan Winnie Fok (26) melepas masker mereka setelah keluar dari Galeri Mandarin di sepanjang Orchard Road.
"Wajah saya akhirnya bisa merasakan angin," kata seorang warga Sam Lee.
"Saya cukup senang melepas masker saya, tapi agak canggung pada awalnya. Kami melihat sekeliling, sebenarnya tidak banyak orang yang melepas, jadi kami khawatir apakah itu tanggal yang benar," akunya seperti dikutip dari Channel News Asia.
Mengamati bahwa kebanyakan orang yang mereka lihat berjalan di sepanjang Orchard Road masih mengenakan masker, Fok mengatakan bahwa sebagian besar penduduk Singapura tampaknya masih "cukup berhati-hati".
"Bagaimanapun, tidak harus memakai masker adalah sangat membebaskan dan nyata," katanya sembari tersenyum.
Wesley, seorang penasihat keuangan berusia 31 tahun yang berada di daerah Somerset, mengatakan dia memutuskan untuk tidak memakai masker karena cuaca sangat hangat.
"Saya tidak ingin berkeringat di masker saya," katanya sambil tertawa.
"Rasanya seperti bebas. Saya senang karenanya," imbuhnya.
Ketika ditanya apakah dia merasa aman melepaskan maskernya, dia mengaku akan mengenakan masker jika ada orang banyak.
"Jika saya melihat kerumunan seperti ini, maka saya akan memakai masker saya atau pergi. Tapi jika tidak, saya tidak akan memakainya di luar," kata Wesley, menunjuk kerumunan yang berkumpul di penyeberangan pejalan kaki di dekatnya.
"Seluruh infeksi ini sangat tergantung pada viral load. Jika di luar ruangan, siapa pun yang batuk atau bersin, semuanya menyebar dengan sangat cepat," ujarnya.
"Tetapi jika itu di dalam ruangan, tidak terlalu banyak... Saya tidak berpikir mereka harus melepasnya di dalam ruangan," imbuhnya.
Wesley menambahkan bahwa dia yakin sebagian besar orang masih mengenakan masker di luar ruangan karena kebiasaan dan cepat atau lambat, orang akan menyingkirkannya.
Meski begitu, masih ada warga Singapura yang memilih lebih berhati-hati.
"Kalau masuk ke suatu tempat tetap harus pakai masker. Kalau lupa bawa masker gimana? Dan juga demi keselamatan diri kita sendiri," ujar Kannagii (57) yang meski mengaku senang pembatasan COVID-19 telah dilonggarkan masih mengenakan masker saat meninggalkan rumahnya pagi ini.
Kannagii mengatakan dia akan mempertimbangkan untuk mencopot masker jika situasi COVID-19 membaik atau jika persyaratan masker dicabut untuk area di dalam ruangan juga.
"Jika saya pergi ke taman untuk jalan-jalan, dan saya langsung pulang ke rumah, maka tidak apa-apa untuk pergi tanpa masker. Tetapi jika saya pergi ke pasar atau pusat jajanan, maka saya mungkin juga memakainya," katanya, menambahkan bahwa "tidak masuk akal" melepas maskernya untuk berjalan kaki singkat dari rumahnya ke pasar.
Meskipun dia akan terus mengenakan maskernya di luar untuk saat ini, Kannagii mengatakan pelonggaran pembatasan masih merupakan pertanda baik bahwa situasi COVID-19 membaik.
Sedangkan seorang pensiunan, Mdm Tan (bukan nama sebenarnya), mengatakan ia akan terus memakai masker bahkan jika pembatasan dilonggarkan lebih lanjut.
Perempuan berusia 63 tahun itu mengenakan dua masker, yang dapat digunakan kembali di bawah yang sekali pakai, saat beristirahat di bangku di luar Pasar dan Pusat Makanan Chong Boon.
"Saya sudah terbiasa, itu sudah menjadi kebiasaan," tambahnya.
Dia mengatakan suaminya sangat senang ketika pengumuman itu dibuat minggu lalu, dan menyatakan bahwa dia akan berhenti memakai masker.
"Dia memiliki masalah jantung, dan merasa seperti dia bisa bernapas lebih baik ketika dia tidak memakainya," jelas Mdm Tan.
Terlepas dari apa yang dia katakan, dia masih meninggalkan rumah dengan mengenakan masker pagi ini.
"Kami sudah cukup tua, jadi saya pikir lebih baik melindungi diri kami sendiri," tambahnya.
Sementara itu untuk Jen Yang dan Lyn (yang menolak memberikan nama lengkapnya), mengenakan masker di luar ruangan tetap menjadi bentuk perlindungan bagi mereka.
Kedua sahabat itu memakai masker mereka ketika mereka meninggalkan rumah, dan tidak melepasnya sepanjang hari, bahkan ketika mereka menunggu di lampu lalu lintas di luar Takashimaya.
"Sulit untuk melepasnya dan memasangnya kembali," kata Lyn (30). "Saya pikir saya akan memakainya untuk waktu yang lama," imbuhnya.
Yang (28) mengatakan dia akan berhenti memakai masker di luar ruangan ketika mayoritas orang di Singapura melakukan hal yang sama.
"Aku akan melepasnya ketika aku bisa melepas maskerku di mana saja. Sekarang sangat merepotkan, terutama jika kamu lupa membawanya, dan aku tidak suka menariknya ke daguku," tuturnya.
Singapura meluncurkan langkah-langkah pelonggaran COVID-19 yang paling signifikan mulai hari ini, termasuk menjadikan pemakaian masker di luar ruangan opsional dan menggandakanjumlah untuk pertemuan sosial menjadi 10 orang.
Dua warga Singapura, Sam Lee (28) dan Winnie Fok (26) melepas masker mereka setelah keluar dari Galeri Mandarin di sepanjang Orchard Road.
"Wajah saya akhirnya bisa merasakan angin," kata seorang warga Sam Lee.
"Saya cukup senang melepas masker saya, tapi agak canggung pada awalnya. Kami melihat sekeliling, sebenarnya tidak banyak orang yang melepas, jadi kami khawatir apakah itu tanggal yang benar," akunya seperti dikutip dari Channel News Asia.
Mengamati bahwa kebanyakan orang yang mereka lihat berjalan di sepanjang Orchard Road masih mengenakan masker, Fok mengatakan bahwa sebagian besar penduduk Singapura tampaknya masih "cukup berhati-hati".
"Bagaimanapun, tidak harus memakai masker adalah sangat membebaskan dan nyata," katanya sembari tersenyum.
Wesley, seorang penasihat keuangan berusia 31 tahun yang berada di daerah Somerset, mengatakan dia memutuskan untuk tidak memakai masker karena cuaca sangat hangat.
"Saya tidak ingin berkeringat di masker saya," katanya sambil tertawa.
"Rasanya seperti bebas. Saya senang karenanya," imbuhnya.
Ketika ditanya apakah dia merasa aman melepaskan maskernya, dia mengaku akan mengenakan masker jika ada orang banyak.
"Jika saya melihat kerumunan seperti ini, maka saya akan memakai masker saya atau pergi. Tapi jika tidak, saya tidak akan memakainya di luar," kata Wesley, menunjuk kerumunan yang berkumpul di penyeberangan pejalan kaki di dekatnya.
"Seluruh infeksi ini sangat tergantung pada viral load. Jika di luar ruangan, siapa pun yang batuk atau bersin, semuanya menyebar dengan sangat cepat," ujarnya.
"Tetapi jika itu di dalam ruangan, tidak terlalu banyak... Saya tidak berpikir mereka harus melepasnya di dalam ruangan," imbuhnya.
Wesley menambahkan bahwa dia yakin sebagian besar orang masih mengenakan masker di luar ruangan karena kebiasaan dan cepat atau lambat, orang akan menyingkirkannya.
Meski begitu, masih ada warga Singapura yang memilih lebih berhati-hati.
"Kalau masuk ke suatu tempat tetap harus pakai masker. Kalau lupa bawa masker gimana? Dan juga demi keselamatan diri kita sendiri," ujar Kannagii (57) yang meski mengaku senang pembatasan COVID-19 telah dilonggarkan masih mengenakan masker saat meninggalkan rumahnya pagi ini.
Kannagii mengatakan dia akan mempertimbangkan untuk mencopot masker jika situasi COVID-19 membaik atau jika persyaratan masker dicabut untuk area di dalam ruangan juga.
"Jika saya pergi ke taman untuk jalan-jalan, dan saya langsung pulang ke rumah, maka tidak apa-apa untuk pergi tanpa masker. Tetapi jika saya pergi ke pasar atau pusat jajanan, maka saya mungkin juga memakainya," katanya, menambahkan bahwa "tidak masuk akal" melepas maskernya untuk berjalan kaki singkat dari rumahnya ke pasar.
Meskipun dia akan terus mengenakan maskernya di luar untuk saat ini, Kannagii mengatakan pelonggaran pembatasan masih merupakan pertanda baik bahwa situasi COVID-19 membaik.
Sedangkan seorang pensiunan, Mdm Tan (bukan nama sebenarnya), mengatakan ia akan terus memakai masker bahkan jika pembatasan dilonggarkan lebih lanjut.
Perempuan berusia 63 tahun itu mengenakan dua masker, yang dapat digunakan kembali di bawah yang sekali pakai, saat beristirahat di bangku di luar Pasar dan Pusat Makanan Chong Boon.
"Saya sudah terbiasa, itu sudah menjadi kebiasaan," tambahnya.
Dia mengatakan suaminya sangat senang ketika pengumuman itu dibuat minggu lalu, dan menyatakan bahwa dia akan berhenti memakai masker.
"Dia memiliki masalah jantung, dan merasa seperti dia bisa bernapas lebih baik ketika dia tidak memakainya," jelas Mdm Tan.
Terlepas dari apa yang dia katakan, dia masih meninggalkan rumah dengan mengenakan masker pagi ini.
"Kami sudah cukup tua, jadi saya pikir lebih baik melindungi diri kami sendiri," tambahnya.
Sementara itu untuk Jen Yang dan Lyn (yang menolak memberikan nama lengkapnya), mengenakan masker di luar ruangan tetap menjadi bentuk perlindungan bagi mereka.
Kedua sahabat itu memakai masker mereka ketika mereka meninggalkan rumah, dan tidak melepasnya sepanjang hari, bahkan ketika mereka menunggu di lampu lalu lintas di luar Takashimaya.
"Sulit untuk melepasnya dan memasangnya kembali," kata Lyn (30). "Saya pikir saya akan memakainya untuk waktu yang lama," imbuhnya.
Yang (28) mengatakan dia akan berhenti memakai masker di luar ruangan ketika mayoritas orang di Singapura melakukan hal yang sama.
"Aku akan melepasnya ketika aku bisa melepas maskerku di mana saja. Sekarang sangat merepotkan, terutama jika kamu lupa membawanya, dan aku tidak suka menariknya ke daguku," tuturnya.
(ian)
tulis komentar anda