Ini Kunci Sukses Rusia Memenangkan Pertempuran di Kota-kota Perbatasan
loading...
A
A
A
MOSKOW - Pasukan Rusia telah menangkap puluhan warga sipil di kota perbatasan Vovchansk. Demikian diungkapkan seorang pejabat Ukraina, dan seorang perwira tinggi polisi regional. Mereka menuduh Rusia menggunakan para tawanan sebagai “perisai manusia.”
Moskow telah meningkatkan serangannya di Ukraina utara. Pekan lalu mereka melancarkan operasi yang paling mengejutkan dalam dua tahun perang, melintasi perbatasan utara dalam upaya baru untuk merebut Kharkiv, kota terpadat kedua di negara itu.
Vovchansk, di wilayah utara Kharkiv, menghadapi serangan gencar, dimana pasukan Rusia mengklaim menguasai desa-desa di sekitarnya, sehingga memaksa warga sipil mengungsi.
Serangan lintas batas ini terjadi di bulan yang sulit bagi Kyiv dan menandai contoh lain dari apa yang salah yang terjadi di Ukraina tahun ini. Kekuatan mereka terbatas, dengan artileri yang jauh lebih sedikit dibandingkan Rusia, pertahanan udara yang sangat tidak memadai, dan yang terpenting adalah kurangnya tentara. Nasib mereka diperburuk oleh cuaca kering, yang memungkinkan unit-unit mekanis Rusia bergerak lebih mudah.
Beberapa analis memperkirakan Rusia akan memperluas serangan perbatasan ke arah barat hingga wilayah Sumy, yang telah dilanda serangan selama berbulan-bulan oleh pasukan khusus Rusia.
Orang-orang tersebut sedang diinterogasi, dan “mereka yang melakukan interogasi menyebut diri mereka pegawai FSB,” kata Bolvinov, mengacu pada badan keamanan domestik Rusia, dan menambahkan bahwa para tawanan tersebut digunakan sebagai “perisai manusia.”
Dia mengatakan para tawanan sebagian besar adalah orang lanjut usia yang “tidak ingin mengungsi sampai akhir” dan ditangkap ketika mereka akhirnya memutuskan untuk berangkat ke wilayah yang dikuasai Ukraina.
Bolvinov mengatakan seorang warga lanjut usia Vovchansk dibunuh oleh tentara Rusia setelah menolak mematuhi perintah mereka dan mencoba melarikan diri dengan berjalan kaki.
Moskow telah meningkatkan serangannya di Ukraina utara. Pekan lalu mereka melancarkan operasi yang paling mengejutkan dalam dua tahun perang, melintasi perbatasan utara dalam upaya baru untuk merebut Kharkiv, kota terpadat kedua di negara itu.
Vovchansk, di wilayah utara Kharkiv, menghadapi serangan gencar, dimana pasukan Rusia mengklaim menguasai desa-desa di sekitarnya, sehingga memaksa warga sipil mengungsi.
Serangan lintas batas ini terjadi di bulan yang sulit bagi Kyiv dan menandai contoh lain dari apa yang salah yang terjadi di Ukraina tahun ini. Kekuatan mereka terbatas, dengan artileri yang jauh lebih sedikit dibandingkan Rusia, pertahanan udara yang sangat tidak memadai, dan yang terpenting adalah kurangnya tentara. Nasib mereka diperburuk oleh cuaca kering, yang memungkinkan unit-unit mekanis Rusia bergerak lebih mudah.
Ukraina Tak Memiliki Senjata
Wakil kepala Intelijen Pertahanan Ukraina, Mayor Jenderal Vadym Skibitsky, mengatakan kepada Economist pekan lalu: “Masalah kami sangat sederhana: kami tidak punya senjata. Mereka selalu tahu bulan April dan Mei akan menjadi waktu yang sulit bagi kami.”Beberapa analis memperkirakan Rusia akan memperluas serangan perbatasan ke arah barat hingga wilayah Sumy, yang telah dilanda serangan selama berbulan-bulan oleh pasukan khusus Rusia.
Rudal Rusia Mampu Melaju hingga Ratusan Kilometer
Akibatnya, Rusia memiliki kekuatan untuk memperluas pertahanan Ukraina melalui beberapa titik serangan yang berjarak ratusan kilometer, sehingga memaksa Kiev untuk menebak di mana dan kapan serangan awal musim panas akan dipusatkan.Baca Juga
Menjadikan Warga Sipil Jadi Perisai Hidup
Serhii Bolvinov, kepala departemen investigasi kepolisian daerah Kharkiv, mengatakan kepada lembaga penyiaran publik Suspilne News pada hari Jumat bahwa tentara Rusia telah menahan sekitar 40 warga sipil di ruang bawah tanah, dekat “markas komando” mereka.Orang-orang tersebut sedang diinterogasi, dan “mereka yang melakukan interogasi menyebut diri mereka pegawai FSB,” kata Bolvinov, mengacu pada badan keamanan domestik Rusia, dan menambahkan bahwa para tawanan tersebut digunakan sebagai “perisai manusia.”
Dia mengatakan para tawanan sebagian besar adalah orang lanjut usia yang “tidak ingin mengungsi sampai akhir” dan ditangkap ketika mereka akhirnya memutuskan untuk berangkat ke wilayah yang dikuasai Ukraina.
Bolvinov mengatakan seorang warga lanjut usia Vovchansk dibunuh oleh tentara Rusia setelah menolak mematuhi perintah mereka dan mencoba melarikan diri dengan berjalan kaki.