Profil Chiang Kai-shek, Pendiri Pemerintahan Demokratis Taiwan

Jum'at, 19 Agustus 2022 - 07:35 WIB
Dengan dukungan yang kuat dari Sun, Chiang langsung mendirikan akademi militer di wilayah Whampoa pada tahun 1924 dan mulai membangun tentara nasionalis, berdasarkan pengamatan yang ia lakukan ketika melakukan kunjungan ke Uni Soviet.

Setelah Sun meninggal dunia di tahun 1925, unsur-unsur yang ada di dalam KMT (Kuomintang) mulai sedikit demi sedikit berbenturan.

Chiang lalu sukses memimpin kampanye militer China dan melawan panglima perang Negeri Tirai Bambu itu.

Sekitar tahun 1928, Chiang Kai-shek mendirikan pusat pemerintahan baru di Nanking dan menjadikan dirinya sendiri sebagai Presiden Republik China.

Saat menjadi presiden, Chiang berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan pemerintahan dan melembagakan program reformasi yang sederhana.

Termasuk di dalamnya, reformasi pendidikan dan keuangan. Ia juga turut andil dalam kebangkitan konfusianisme.

Sejarah mencatat, Jepang melakukan invasi ke China di tahun 1937 hingga 1945 dan memicu terjadinya perang China-Jepang.

Setahun setelah Jepang hengkang dari China, perang saudara meletus di China antara Kuomintang dan pasukan komunis.

Hasilnya, perang dimenangkan oleh pihak komunis di bawah komando Mao Zedong. Kemenangan itu membuat Mao mendeklarasikan berdirinya Republik Rakyat China.

Lantas, apa yang terjadi dengan Chiang? Ia melarikan diri ke Taiwan, mendirikan kembali pemerintahan Republik China dan mengangkat dirinya sebagai presiden pada 1950.

Ia mendapatkan dukungan dari Amerika Serikat (AS) untuk memodernisasi Taiwan, terutama di jalur ekonomi. Di tahun 1955, AS menandatangani perjanjian yang menjamin pertahanan Taiwan.

Chiang Kai-shek hadir sebagai sosok yang menjadi idola banyak orang. Ia terkenal dengan perkataannya, “Kita hidup untuk saat ini, kita bermimpi untuk masa depan, dan kita belajar untuk kebenaran abadi.”
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More