Siapa Sally Becker? Malaikat Mostar yang Membantu Anak-anak Gaza

Minggu, 19 Mei 2024 - 20:20 WIB
loading...
Siapa Sally Becker?...
Sally Becker disebut sebagai Malaikat Mostar karena membantu anak-anak di Gaza. Foto/Save the Children
A A A
GAZA - Pada awal tahun 1990-an, di tengah kekacauan dan kehancuran akibat perang di Balkan, seorang wanita Inggris muncul sebagai pahlawan yang tidak terduga. Dia adalah Sally Becker.

Sally Becker, yang saat itu berusia 30 tahun, dikenal sebagai “Malaikat Mostar” karena usahanya yang berani dalam memberikan bantuan dan mengevakuasi anak-anak yang terluka serta ibu mereka dari kota Mostar yang terkepung di Bosnia dan Herzegovina.

Menolong Anak-anak Gaza yang Terluka

Kini, setelah berpuluh-puluh tahun berlalu, ia telah melakukan hal yang sama di zona konflik di seluruh dunia – misi terakhirnya adalah di Gaza, tempat Israel melancarkan perang dahsyat sejak Oktober lalu.

Dia baru-baru ini mempelopori evakuasi sembilan anak dari Gaza, yang diterbangkan ke Italia dengan jet pribadi, termasuk Ahmed Shabbat, anak berusia tiga tahun yang diamputasi ganda, dan Yousef Hatab, yang kehilangan kaki bagian bawahnya akibat serangan rudal.

Misi tersebut, yang dikoordinasikan dengan bantuan Gaza Kinder Relief dan didanai oleh Project Pure Hope, menghadapi banyak kendala birokrasi.

Langkah awalnya melibatkan negosiasi ekstensif dengan otoritas Palestina dan Israel untuk mengamankan perjalanan ke Mesir.

Di Kairo, Becker dan tim dokternya menemui anak-anak tersebut di pangkalan militer sebelum menerbangkan mereka ke Italia, di mana mereka dibawa ke rumah sakit di kota Trieste di timur laut.

“Saya mendapat sekitar 40 kasus yang dirujuk kepada saya oleh Gaza Kinder Relief, sebuah organisasi luar biasa yang terdiri dari 35 perempuan yang berbasis di berbagai negara yang telah mengoordinasikan semuanya dari jarak jauh,” kata Becker kepada Anadolu.

Ketika upaya awal untuk membawa anak-anak tersebut ke Inggris digagalkan oleh hambatan birokrasi, Becker mendapatkan dukungan dari rumah sakit di Jerman, Italia, dan Yordania.

Dia berkoordinasi dengan Project Pure Hope dan Direct Relief, sebuah badan amal yang berbasis di AS, untuk mendanai penerbangan tersebut.

Perjalanan tersebut penuh dengan kendala di menit-menit terakhir, seperti pengurusan visa dari Kedutaan Besar Italia di Kairo, yang memperpanjang jam kerjanya untuk memastikan semua anak mendapat izin dari Kementerian Kesehatan Mesir pada malam sebelum mereka dijadwalkan terbang.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1214 seconds (0.1#10.140)