Cerita Munculnya Jenderal Armagedon Rusia, dari Era Soviet hingga Perang Ukraina
loading...
A
A
A
“Secara umum, Anda dapat tanpa henti mengatakan apa yang dilakukan dengan benar dan apa yang tidak. Lebih mudah menjadi pintar ketika Anda sudah tahu apa yang terjadi. Tapi pertempuran adalah pertempuran. Dan di sini tidak selalu mungkin untuk menilai situasi secara realistis,” ujar dia seperti dikutip saat itu.
“Setiap orang memiliki takdirnya masing-masing. Apa pun bisa terjadi pada siapa saja,” papar kepada surat kabar itu. “Dan tidak hanya di Chechnya.”
Dia bergabung dengan Direktorat Operasional Utama Staf Umum setelah perang Agustus 2008 di mana Rusia menginvasi Georgia.
Rusia menang, tetapi konflik itu mengungkap masalah mendalam di angkatan bersenjata, mendorong upaya besar-besaran untuk mereformasi dan memodernisasi militer.
Menurut profil TASS 2017, Surovikin “mengambil posisi ini dalam konteks reformasi besar-besaran Angkatan Darat Rusia, yang dimulai setelah 'operasi untuk memaksa Georgia menuju perdamaian.'"
Munculnya Jenderal Armagedon
Pada 2017, Surovikin, yang saat itu seorang kolonel jenderal, dipromosikan memimpin Pasukan Dirgantara Rusia, campuran luas yang mencakup angkatan udara serta unit rudal.
Fakta bahwa seorang perwira militer diangkat sebagai komandan pasukan mengangkat alis banyak orang, terutama di antara perwira angkatan udara.
"Komandan 'non-terbang' pertama dalam sejarah penerbangan militer Rusia," seperti yang digambarkan Novaya Gazeta.
Dia juga dikirim tahun itu ke Suriah, di mana pasukan Rusia telah melakukan intervensi pada 2015 untuk menopang pasukan pemerintah dalam perjuangan mereka melawan pemberontak anti-pemerintah dan pasukan ekstremis.
“Setiap orang memiliki takdirnya masing-masing. Apa pun bisa terjadi pada siapa saja,” papar kepada surat kabar itu. “Dan tidak hanya di Chechnya.”
Dia bergabung dengan Direktorat Operasional Utama Staf Umum setelah perang Agustus 2008 di mana Rusia menginvasi Georgia.
Rusia menang, tetapi konflik itu mengungkap masalah mendalam di angkatan bersenjata, mendorong upaya besar-besaran untuk mereformasi dan memodernisasi militer.
Menurut profil TASS 2017, Surovikin “mengambil posisi ini dalam konteks reformasi besar-besaran Angkatan Darat Rusia, yang dimulai setelah 'operasi untuk memaksa Georgia menuju perdamaian.'"
Munculnya Jenderal Armagedon
Pada 2017, Surovikin, yang saat itu seorang kolonel jenderal, dipromosikan memimpin Pasukan Dirgantara Rusia, campuran luas yang mencakup angkatan udara serta unit rudal.
Fakta bahwa seorang perwira militer diangkat sebagai komandan pasukan mengangkat alis banyak orang, terutama di antara perwira angkatan udara.
"Komandan 'non-terbang' pertama dalam sejarah penerbangan militer Rusia," seperti yang digambarkan Novaya Gazeta.
Dia juga dikirim tahun itu ke Suriah, di mana pasukan Rusia telah melakukan intervensi pada 2015 untuk menopang pasukan pemerintah dalam perjuangan mereka melawan pemberontak anti-pemerintah dan pasukan ekstremis.