AS Sedang Bangun Pangkalan Baru di Suriah Utara, Kuasai 90% Minyak
loading...
A
A
A
DAMASKUS - Pasukan Amerika Serikat (AS) dilaporkan sedang membangun pangkalan di kota Kobani (Ayn al-Arab) di Suriah utara di perbatasan Turki untuk membantu sekutu Kurdi-nya, Unit Pertahanan Rakyat (YPG).
Sumber-sumber lokal membagikan gambar dan video yang diduga memperlihatkan konvoi yang membawa benteng beton ke Kobani, sementara pada hari Rabu (1/1/2025) konvoi besar Angkatan Darat AS tiba di kota itu.
Turki dalam beberapa pekan terakhir telah memperingatkan mereka akan membawa bala bantuan tambahan ke kota itu, tempat kelompok Kurdi bercokol, seperti yang telah dilakukan di daerah lain.
Milisi Kurdi di Suriah secara aktif memerangi elemen-elemen Tentara Pembebasan Suriah yang didukung Turki.
Pekan lalu, militan Kurdi merebut beberapa desa dari Tentara Pembebasan Suriah.
Sementara itu, Menteri Perminyakan Suriah menyoroti tantangan yang sedang berlangsung terkait sumur-sumur minyak yang masih berada di luar kendali pemerintah sementara yang baru, karena pasukan AS terus menduduki ladang-ladang minyak Suriah secara ilegal yang telah berlangsung sejak 2014.
Menteri Ghiath Diab mengatakan pada hari Senin bahwa beberapa sumur minyak masih berada "di luar administrasi negara Suriah", dan menggambarkannya sebagai "salah satu hambatan terbesar dan paling menonjol" yang dihadapi pemulihan negara tersebut.
Meskipun Diab tidak mengidentifikasi pasukan pendudukan secara eksplisit, militer AS telah mempertahankan kehadiran ilegal sekitar 900 tentara di wilayah-wilayah Suriah yang kaya minyak sejak 2014, sehingga mencegah Damaskus mengakses sumber dayanya sendiri.
Laporan terbaru adalah AS memiliki 2.000 tentara di Suriah.
Situasi ini sangat kritis karena Suriah berupaya menstabilkan diri setelah jatuhnya rezim Bashar Al-Assad pada 8 Desember.
Sumber-sumber lokal membagikan gambar dan video yang diduga memperlihatkan konvoi yang membawa benteng beton ke Kobani, sementara pada hari Rabu (1/1/2025) konvoi besar Angkatan Darat AS tiba di kota itu.
Turki dalam beberapa pekan terakhir telah memperingatkan mereka akan membawa bala bantuan tambahan ke kota itu, tempat kelompok Kurdi bercokol, seperti yang telah dilakukan di daerah lain.
Milisi Kurdi di Suriah secara aktif memerangi elemen-elemen Tentara Pembebasan Suriah yang didukung Turki.
Pekan lalu, militan Kurdi merebut beberapa desa dari Tentara Pembebasan Suriah.
Sementara itu, Menteri Perminyakan Suriah menyoroti tantangan yang sedang berlangsung terkait sumur-sumur minyak yang masih berada di luar kendali pemerintah sementara yang baru, karena pasukan AS terus menduduki ladang-ladang minyak Suriah secara ilegal yang telah berlangsung sejak 2014.
Menteri Ghiath Diab mengatakan pada hari Senin bahwa beberapa sumur minyak masih berada "di luar administrasi negara Suriah", dan menggambarkannya sebagai "salah satu hambatan terbesar dan paling menonjol" yang dihadapi pemulihan negara tersebut.
Meskipun Diab tidak mengidentifikasi pasukan pendudukan secara eksplisit, militer AS telah mempertahankan kehadiran ilegal sekitar 900 tentara di wilayah-wilayah Suriah yang kaya minyak sejak 2014, sehingga mencegah Damaskus mengakses sumber dayanya sendiri.
Laporan terbaru adalah AS memiliki 2.000 tentara di Suriah.
Situasi ini sangat kritis karena Suriah berupaya menstabilkan diri setelah jatuhnya rezim Bashar Al-Assad pada 8 Desember.