Kasus Corona Menurun, Prancis dan Spanyol Perlonggar Lockdown

Senin, 11 Mei 2020 - 10:26 WIB
loading...
A A A
Spanyol mulai memberlakukan fase pertama pelonggaran lockdown di mana warga bisa bepergian ke luar provinsi. Namun, pertemuan di atas 10 orang tetap dilarang. “Kita berhasil merebut kembali 99% tanah yang dikuasai virus,” kata Perdana Menteri (PM) Spanyol Pedro Sanchez. Namun, dia memperingatkan masyarakat yang bergerak pada pelonggaran lockdown fase satu agar tetap berhati-hati dan waspada.

Restoran dan toko akan kembali dibuka dengan jumlah pengunjung yang dibatasi di beberapa wilayah Spanyol. Museum dan hotel juga akan beroperasi kembali untuk pertama kalinya setelah lockdown selama dua bulan. Namun, Madrid dan Barcelona belum memberlakukan pelonggaran lockdown. “Warga Spanyol tidak berpikir itu sebagai perlombaan karena Madrid bisa mempelonggar lockdown dalam satu pekan mendatang,” kata Kepala Pusat Kesehatan Darurat Fernando Simon.

Sementara itu, karantina wilayah terus berlangsung di negara-negara seperti Afrika Selatan, meski ada desakan dari partai oposisi untuk mengakhirinya. Di Korea Selatan (Korsel), pembatasan bagi bar dan klub diberlakukan setelah adanya laporan transmisi virus Covid-19 di area pariwisata Seoul. Itu dilakukan setelah Korsel melaporkan 34 kasus virus corona kemarin. Hal itu menjadi jumlah tertinggi dalam satu bulan terakhir.

Presiden Korsel Moon Jae-in memperingatkan gelombang kedua epidemi corona pada akhir tahun atau musim dingin ini. Dia mengatakan, klaster persebaran virus corona bisa menyebar dengan cepat. “Ini belum berakhir. Kita harus waspada hingga akhir tahun. Kita tidak boleh melemahkan penjagaan terhadap pencegahan epidemi ini,” katanya.

Moon menegaskan, Korsel dalam status perang jangka panjang. Dia meminta warga agar selalu mematuhi protokol kesehatan. Perluasan pengujian Covid-19, pelacakan pasien yang terinfeksi menjadi prioritas yang dilakukan Korsel. “Kita akan membangun rumah sakit khusus penyakit menular dan pusat penelitian penyakit menular,” katanya.

Sementara itu, seorang pejabat senior China Direktur Komisi Kesehatan Nasional China, Li Bin, mengatakan kepada media lokal bahwa pandemi ini adalah sebuah ujian besar yang menunjukkan kelemahan sistem kesehatan di negara itu. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1049 seconds (0.1#10.140)