China Pekerjakan Hacker untuk Redam Peringatan Tragedi Tiananmen
loading...
A
A
A
BEIJING - Saat kalender memasuki bulan Juni, tragedi Lapangan Tiananmen bergema di seluruh China.
Namun, cengkeraman kuat pemerintah terhadap aktivitas online warga semakin kuat, sehingga meredam perbincangan di dalam negeri mengenai peringatan trragedi tersebut.
Para pengamat, baik di dalam maupun di luar China, bersiap menghadapi lonjakan manuver siber oleh pemerintah. Hal ini meliputi email yang menipu dan disertai tautan berbahaya hingga serangan besar-besaran terhadap jaringan internet.
Mengutip dari The Mekong News, Kamis (20/6/2024), puncak dari rangkaian aktivitas tersebut meningkat di hari-hari dan minggu-minggu akhir menjelang peringatan Tiananmen.
Sebagian besar aktivitas siber yang dilakukan Beijing dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Namun restrukturisasi kekuatan dunia maya China baru-baru ini dan kebocoran dokumen yang mengungkap aktivitas perusahaan teknologi China; i-Soon, telah memberikan petunjuk tentang bagaimana Beijing menjalankan bisnis peretasan.
Beberapa pakar dan peneliti open-source meyakini bahwa pengungkapan informasi terbaru ini memperlihatkan suatu ekosistem di mana pejabat pemerintah China dan operator komersial semakin sering bekerja sama.
Singkatnya, Beijing mengalihdayakan operasi sibernya ke sekelompok peretas sektor swasta yang menawarkan layanan mereka atas dasar nasionalisme dan keuntungan.
Pemerintah China menerapkan kontrol ketat terhadap informasi online, menggunakan taktik seperti melarang istilah pencarian tertentu, mengawasi media sosial untuk menemukan konten yang berbeda pendapat, dan menolak akses ke media dan aplikasi asing yang mungkin memuat materi yang disensor.
Namun, cengkeraman kuat pemerintah terhadap aktivitas online warga semakin kuat, sehingga meredam perbincangan di dalam negeri mengenai peringatan trragedi tersebut.
Para pengamat, baik di dalam maupun di luar China, bersiap menghadapi lonjakan manuver siber oleh pemerintah. Hal ini meliputi email yang menipu dan disertai tautan berbahaya hingga serangan besar-besaran terhadap jaringan internet.
Mengutip dari The Mekong News, Kamis (20/6/2024), puncak dari rangkaian aktivitas tersebut meningkat di hari-hari dan minggu-minggu akhir menjelang peringatan Tiananmen.
Sebagian besar aktivitas siber yang dilakukan Beijing dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Namun restrukturisasi kekuatan dunia maya China baru-baru ini dan kebocoran dokumen yang mengungkap aktivitas perusahaan teknologi China; i-Soon, telah memberikan petunjuk tentang bagaimana Beijing menjalankan bisnis peretasan.
Beberapa pakar dan peneliti open-source meyakini bahwa pengungkapan informasi terbaru ini memperlihatkan suatu ekosistem di mana pejabat pemerintah China dan operator komersial semakin sering bekerja sama.
Singkatnya, Beijing mengalihdayakan operasi sibernya ke sekelompok peretas sektor swasta yang menawarkan layanan mereka atas dasar nasionalisme dan keuntungan.
Pemerintah China menerapkan kontrol ketat terhadap informasi online, menggunakan taktik seperti melarang istilah pencarian tertentu, mengawasi media sosial untuk menemukan konten yang berbeda pendapat, dan menolak akses ke media dan aplikasi asing yang mungkin memuat materi yang disensor.