Akibat Pandemi Covid-19, Sebanyak 265 Juta Orang Terancam Kelaparan
Sabtu, 18 Juli 2020 - 07:02 WIB
Seruan PBB mengemuka seiring kampanye Komite Darurat Bencana di Inggris untuk membantu masyarakat yang paling terdampak pandemi. Sebanyak 14 lembaga amal, termasuk Oxfam, Christian Aid, Islamic Relief, dan Palang Merah Inggris akan bergabung dalam upaya meminta publik Inggris untuk menyumbang.
Lowcok telah melobi anggota parlemen Amerika Serikat (AS)untuk pengucuran bantuan pada awal pekan ini. Komite DPR AS telah mengajukan bantuan senilai USD10 miliar. Sejauh ini, Kongres AS hanya menyediakan USD2,4 miliar untuk bantuan darurat asing. Presiden China Xi Jinping pernah berjanjiakan memberikan bantuan USD2 miliar untuk negara miskin terdampak corona. (Baca juga: Hasil Survei, Warga DKI Jakarta Umumnya Belum Siap Memasuki New Normal)
Sementara itu, India mencatat rekor kasus Covid-19 harian sebanyak hampir 35.000 kasus kemarin. Negara itu telah menembus satu juta kasus. Lebih dari itu, Brasil telah mencapai dua juta kasus. Bersama AS, mereka menjadi tiga negara dunia yang melampaui satu juta kasus virus corona.
Kasus aktif di India tercatat sepertiga dari jumlah keseluruhan. Namun, negara itu melaporkan rata-rata pasien sembuh cukup tinggi dan rata-rata kematian yang rendah. Bagaimanapun, dengan 25.602 orang yang meninggal dunia, India menduduki urutan delapan dalam daftar negara-negara di dunia dengan kasus kematian terbanyak.
Negara Bagian Maharashtra tetap menjadi wilayah dengan kasus terbanyak, yaitu lebih dari 280.000 kasus. Adapun dua negara bagian di selatan–Karnataka dan Andhra Pradesh– serta dua negara di timur–Bihar, WestBengal–mencatat peningkatan kasus harian. Meski India mencatat kasus Covid-19 yang pertama pada akhir Januari, perkembangan pandemi di sana berjalan perlahan pada awalnya. Pada Maret, saat India memberlakukan karantina wilayah, kasus virus corona mencapai 500 kasus. (Lihat videonya: Pemulung Bawa Uang Rp7 Juta Hasil Jual Bansos Covid-19)
Para pakar meyakini keputusan pemerintah yang menghentikan semua penerbangan internasional dan menerapkan karantina wilayah merupakan keputusan kunci yang memperlambat penambahan kasus. Namun, ketika lockdown dicabut pada 8 Juni, kasus-kasus positif meningkat pesat.
Jika dibandingkan dengan total populasi India yang mencapai 1,3 miliar orang, satu juta orang yang terinfeksi memang relatif rendah. Para pakar epidemiologi menyatakan, puncak kasus corona di India mencapai puncak dalam beberapa bulan mendatang.
“Dalam beberapa bulan mendatang, kita akan melihat lebih banyak kasus. Itu adalah kemajuan alamiah dari pandemi,” kata Giridhar Babu, seorang pakar epidemiologi dari lembaga nirlaba di India, Public Health Foundation. “Ketika kasus terus bertambah, tujuan utamanya adalah menurunkan tingkat kematian.” (Andika H Mustaqim)
Lowcok telah melobi anggota parlemen Amerika Serikat (AS)untuk pengucuran bantuan pada awal pekan ini. Komite DPR AS telah mengajukan bantuan senilai USD10 miliar. Sejauh ini, Kongres AS hanya menyediakan USD2,4 miliar untuk bantuan darurat asing. Presiden China Xi Jinping pernah berjanjiakan memberikan bantuan USD2 miliar untuk negara miskin terdampak corona. (Baca juga: Hasil Survei, Warga DKI Jakarta Umumnya Belum Siap Memasuki New Normal)
Sementara itu, India mencatat rekor kasus Covid-19 harian sebanyak hampir 35.000 kasus kemarin. Negara itu telah menembus satu juta kasus. Lebih dari itu, Brasil telah mencapai dua juta kasus. Bersama AS, mereka menjadi tiga negara dunia yang melampaui satu juta kasus virus corona.
Kasus aktif di India tercatat sepertiga dari jumlah keseluruhan. Namun, negara itu melaporkan rata-rata pasien sembuh cukup tinggi dan rata-rata kematian yang rendah. Bagaimanapun, dengan 25.602 orang yang meninggal dunia, India menduduki urutan delapan dalam daftar negara-negara di dunia dengan kasus kematian terbanyak.
Negara Bagian Maharashtra tetap menjadi wilayah dengan kasus terbanyak, yaitu lebih dari 280.000 kasus. Adapun dua negara bagian di selatan–Karnataka dan Andhra Pradesh– serta dua negara di timur–Bihar, WestBengal–mencatat peningkatan kasus harian. Meski India mencatat kasus Covid-19 yang pertama pada akhir Januari, perkembangan pandemi di sana berjalan perlahan pada awalnya. Pada Maret, saat India memberlakukan karantina wilayah, kasus virus corona mencapai 500 kasus. (Lihat videonya: Pemulung Bawa Uang Rp7 Juta Hasil Jual Bansos Covid-19)
Para pakar meyakini keputusan pemerintah yang menghentikan semua penerbangan internasional dan menerapkan karantina wilayah merupakan keputusan kunci yang memperlambat penambahan kasus. Namun, ketika lockdown dicabut pada 8 Juni, kasus-kasus positif meningkat pesat.
Jika dibandingkan dengan total populasi India yang mencapai 1,3 miliar orang, satu juta orang yang terinfeksi memang relatif rendah. Para pakar epidemiologi menyatakan, puncak kasus corona di India mencapai puncak dalam beberapa bulan mendatang.
“Dalam beberapa bulan mendatang, kita akan melihat lebih banyak kasus. Itu adalah kemajuan alamiah dari pandemi,” kata Giridhar Babu, seorang pakar epidemiologi dari lembaga nirlaba di India, Public Health Foundation. “Ketika kasus terus bertambah, tujuan utamanya adalah menurunkan tingkat kematian.” (Andika H Mustaqim)
(ysw)
tulis komentar anda