Inggris Minta Iran Bebaskan Eks Pejabat yang Divonis Hukuman Mati
loading...
A
A
A
"Sayangnya, ini adalah contoh mengerikan lainnya dari rezim Iran - karena mereka merasa terpojok, karena ada tekanan signifikan dari sanksi terhadap mereka - mempersenjatai warga negara Inggris dan melakukan industrialisasi penyanderaan," katanya kepada program PM Radio BBC 4 seperti dilansir dari kantor berita yang berbasis di Inggris itu.
Dia berspekulasi bahwa Akbari mungkin dipilih oleh kelompok garis keras untuk melemahkan Shamkhani, yang dia gambarkan sebagai "suara moderat yang telah menyerukan diskusi dan dialog sebagai tanggapan atas aksi protes saat ini. Para pemimpin Iran saat ini menggambarkan aksi itu sebagai "kerusuhan" dan menindak mereka dengan kekuatan mematikan.
BBC Persia pada hari Rabu menyiarkan pesan audio dari Akbari di mana dia mengatakan dia disiksa dan dipaksa untuk mengaku di depan kamera atas kejahatan yang tidak dia lakukan.
Dia mengatakan bahwa dia tinggal di luar negeri beberapa tahun yang lalu ketika dia diundang untuk mengunjungi Iran atas permintaan seorang diplomat top Iran yang terlibat dalam pembicaraan nuklir dengan kekuatan dunia.
Sesampai di sana, tambahnya, dia dituduh membeli informasi intelijen rahasia dari sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, Ali Shamkhani, dengan imbalan sebotol parfum dan kemeja.
Akbari bertugas di bawah Shamkhani ketika yang nama terakhir menjadi menteri pertahanan selama kepresidenan Mohammad Khatami, seorang reformis yang menjabat selama dua periode antara tahun 1997 dan 2005.
Beberapa jam setelah pesan audio disiarkan, kantor berita kejaksaan Iran Mizan mengkonfirmasi untuk pertama kalinya bahwa Akbari dinyatakan bersalah melakukan spionase, dan Mahkamah Agung (MA) Iran telah menolak bandingnya.
MA Iran mengutip kementerian intelijen Iran yang mengatakan bahwa Akbari telah menjadi salah satu penyusup paling penting dari pusat-pusat sensitif dan strategis negara untuk Badan Intelijen Rahasia Inggris, yang lebih dikenal sebagai MI6, dan ia telah menyusun dan secara sadar mentransfer informasi sensitif.
Kementerian Iran mengklaim bahwa agennya mengungkap mata-mata Akbari dengan memberinya informasi palsu.
Dia berspekulasi bahwa Akbari mungkin dipilih oleh kelompok garis keras untuk melemahkan Shamkhani, yang dia gambarkan sebagai "suara moderat yang telah menyerukan diskusi dan dialog sebagai tanggapan atas aksi protes saat ini. Para pemimpin Iran saat ini menggambarkan aksi itu sebagai "kerusuhan" dan menindak mereka dengan kekuatan mematikan.
BBC Persia pada hari Rabu menyiarkan pesan audio dari Akbari di mana dia mengatakan dia disiksa dan dipaksa untuk mengaku di depan kamera atas kejahatan yang tidak dia lakukan.
Dia mengatakan bahwa dia tinggal di luar negeri beberapa tahun yang lalu ketika dia diundang untuk mengunjungi Iran atas permintaan seorang diplomat top Iran yang terlibat dalam pembicaraan nuklir dengan kekuatan dunia.
Sesampai di sana, tambahnya, dia dituduh membeli informasi intelijen rahasia dari sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, Ali Shamkhani, dengan imbalan sebotol parfum dan kemeja.
Akbari bertugas di bawah Shamkhani ketika yang nama terakhir menjadi menteri pertahanan selama kepresidenan Mohammad Khatami, seorang reformis yang menjabat selama dua periode antara tahun 1997 dan 2005.
Beberapa jam setelah pesan audio disiarkan, kantor berita kejaksaan Iran Mizan mengkonfirmasi untuk pertama kalinya bahwa Akbari dinyatakan bersalah melakukan spionase, dan Mahkamah Agung (MA) Iran telah menolak bandingnya.
MA Iran mengutip kementerian intelijen Iran yang mengatakan bahwa Akbari telah menjadi salah satu penyusup paling penting dari pusat-pusat sensitif dan strategis negara untuk Badan Intelijen Rahasia Inggris, yang lebih dikenal sebagai MI6, dan ia telah menyusun dan secara sadar mentransfer informasi sensitif.
Kementerian Iran mengklaim bahwa agennya mengungkap mata-mata Akbari dengan memberinya informasi palsu.