Bolton Ungkap Bahan Nuklir Iran yang Dicuri Mossad Israel

Selasa, 23 Juni 2020 - 20:17 WIB
loading...
Bolton Ungkap Bahan Nuklir Iran yang Dicuri Mossad Israel
Mantan penasihat keamanan nasional Amerika Serikat, John Bolton. Foto/REUTERS/Jonathan Drake
A A A
WASHINGTON - Iran mencoba menyembunyikan bahan atau material nuklir, namun ditemukan badan intelijen Israel; Mossad , selama operasinya tahun 2018. Mantan penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS) John Bolton menduga bahan itu adalah yellowcake (kue kuning).

Sampai saat ini, tidak ada sumber resmi yang mengonfirmasi apa bahan nuklir yang diambil Mossad dari sebuah situs di Iran. Material itu pula yang membuat Badan Energi Atom Internasional (IAEA) ikut berkonflik dengan negara para Mullah tersebut karena menuntut klarifikasi tentang bahan nuklir yang disembunyikan.

Yellowcake adalah uranium oksida yang diproses manusia dalam bentuk padat, biasanya bentuk uranium yang lebih stabil ketika diangkut ke lokasi yang berbeda. (Baca: Cerita Mossad Curi Dokumen Nuklir Iran dalam 6 Jam 29 Menit )

Bolton mengungkap dugaan material nuklir itu dalam bukunya "The Room Where It Happened". Buku ini telah digugat Gedung Putih karena membeberkan "borok" Presiden Donald Trump dan pemerintahnya selama Bolton menjabat sebagai penasihat keamanan nasional. Namun, pengadilan di AS menolak gugatan dan membolehkan buku tersebut dirilis.

Bolton sendiri bekerja untuk Trump mulai tahun 2018 dan dipecat tahun 2019. Bolton menggambarkan bahan nuklir Iran yang dicuri Mossad ketika mengingat kunjungan ke Israel pada 2018.

Dia mengatakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan timnya fokus pada informasi terbaru yang diperoleh dari serangan Mossad yang berani terhadap arsip nuklir Iran, dan pemeriksaan IAEA selanjutnya atas situs Turquzabad, yang mengungkapkan uranium yang diproses manusia.

"Itu bukan uranium yang diperkaya, tetapi mungkin yellowcake (uranium oksida dalam bentuk padat), dan tentu saja bukti yang bertentangan dengan pernyataan Teheran yang berulang-ulang bahwa ia tidak pernah memiliki program senjata nuklir," tulis bekas penasihat keamanan nasional AS itu dalam bukunya.

"Iran telah mencoba membersihkan Turquzabad, karena Iran mencoba membersihkan Lavizan pada tahun 2004 dan ruang uji peledak di Parchin antara tahun 2012 dan 2015, tetapi gagal lagi. Ini bisa menjadi bukti bahwa Iran mempertahankan 'Amad plan' untuk senjata nuklir setelah itu seharusnya berakhir pada tahun 2004, dan pasti akan menempatkan Teheran dalam pertahanan internasional," lanjut Bolton.

"Seperti produk pertambangan lainnya, uranium diproses secara mekanis dan kimia sebelum benar-benar dimanfaatkan... sebelum dapat diperkaya ...Tentu saja, Israel tahu pasti apa bentuk uranium karena ia telah mencuri dokumen, seperti halnya IAEA, yang telah mengumpulkan sampel, tetapi kemungkinannya adalah bahwa uranium di Turquzabad adalah yellowcake."

Meskipun Bolton tidak secara resmi mengonfirmasi bahwa uranium adalah yellowcake—kemungkinan karena pembatasan pada dirinya oleh sensor keamanan nasional AS—The Jerusalem Post melaporkan pada Senin (22/6/2020) bahwa Direktur Mossad Yossi Cohen memberikan laporan penuh dan awal dari temuan operasi 2018 kepada administrasi Trump.

Bolton yang menjajarkan bahwa "Israel tahu pasti seperti halnya IAEA" menjelaskan bahwa dia juga tahu dan mengungkapkannya secara tidak langsung sehingga tidak menyinggung sensor AS. (Baca: John Bolton: Trump Siap Dukung Israel Bombardir Iran )

Komentar Bolton bahwa uranium Iran yang dicuri Mossad kemungkinan adalah yellowcake olahan manusia menempatkan Iran pada posisi yang sangat sulit untuk menjelaskan mengapa mereka menyembunyikan material ini, bahkan jika itu belum diperkaya.

Hal itu juga mendukung kritik bahwa Teheran menolak untuk menjelaskan masalah ini dan menolak akses IAEA terhadap dua situs nuklir lainnya karena jika memberikan akses, niat militernya untuk program nuklir akan semakin terungkap.

Ironisnya, seperti yang dicatat Bolton, Iran memiliki beberapa bulan untuk membersihkan situs Turquzabad dari jejak nuklir sebelum IAEA datang berkunjung.

Israel bahkan mengkritik IAEA pada saat itu karena bergerak terlalu lambat untuk mengunjungi Turquzabad, sehingga Israel mengatakan badan itu berharap Iran akan menghapus semua jejak bahan nuklir untuk menghindari perlunya konfrontasi.

Terlepas dari berlalunya waktu, IAEA masih menemukan sisa-sisa bahan nuklir dalam sampel tanah yang diperlukan ketika mengunjungi Turquzabad, yang, bersama dengan dua situs nuklir Iran yang ingin diakses, mengarah ke pemungutan suara pada hari Jumat menuntut perbaikan dari kurangnya kerja sama Republik Islam Iran.

Operasi Mossad 2018 pertama kali mengungkapkan situs Shirobad tempat Iran menyimpan arsip nuklirnya, kemudian mengungkapkan situs Turquzabad dan pada 2019 mengungkapkan situs nuklir Abadeh.

Sumber yang dekat dengan Direktur Mossad Yossi Cohen sebelumnya mengatakan kepada The Jerusalem Post bahwa selain operasi 2018 membuktikan Iran berbohong ketika mengatakan tidak mencari senjata nuklir, dan bahwa operasi itu juga memberi Israel peta situs nuklir lain Iran yang tidak diumumkan. (Baca juga: Adang Tank Israel di Lebanon, Prajurit TNI Dapat Kenaikan Pangkat )
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1809 seconds (0.1#10.140)