Cerita Mossad Curi Dokumen Nuklir Iran dalam 6 Jam 29 Menit
A
A
A
NEW YORK - Media Amerika Serikat (AS), New York Times, mengulas operasi rahasia Mossad yang berhasil mencuri dokumen penting dari program nuklir Iran pada 31 Januari 2016. Aksi mata-mata Israel menyusup ke fasilitas nuklir rahasia Iran itu berlangsung dalam enam jam lebih 29 menit.
Para pekerja Mossad , menurut laporan tersebut, masuk ke sebuah gudang di sebuah kawasan industri di Teheran. Dalam enam jam 29 menit, mereka membobol gudang dan membawa lari setengah ton dokumen program nuklir yang menurut pemerintah Israel merupakan program pembuatan senjata.
Para agen intelijen Israel itu bergegas pergi sebelum shift pagi pekerja Iran tiba pada pukul 07.00. Selama waktu yang terbatas itu, mereka menonaktifkan alarm, menerobos dua pintu, membakar lusinan lemari besi dan melarikan diri dari kota dengan membawa dokumen curian.
"Para agen membawa peralatan yang bisa mengeluarkan panas 2.000 derajat Celsius untuk memotong brankas," tulis New York Times, yang dikutip Senin (16/7/2018).
Laporan itu menunjukkan bahwa Israel diduga kuat memiliki bantuan dari internal Iran, karena agen-agen Mossad tahu persis lemari besi mana yang harus dibobol.
Dokumen nuklir Iran yang dibawa lari para agen Mossad pada dini hari itu mencapai sekitar setengah ton, termasuk 50.000 halaman dokumen dan 163 compact disc berisi file, video, dan rencana program.
Orang-orang Iran mulai menyimpan file-file rahasia tersebut di gudang setelah menandatangani perjanjian nuklir 2015 dengan Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China. Dalam perjanjian itu, Iran bersedia mengekang program nuklirnya dengan pengawasan PBB dengan imbalan pencabutan sanksi atau embargo.
Pemerintah Israel mengklaim bahwa setelah menandatangani perjanjian, rezim Iran mengumpulkan file-file rahasisa tentang program nuklir dari seluruh wilayah dan menyimpannya di sebuah gudang. Gudang itu tidak dijaga sepanjang waktu sehingga tidak menimbulkan kecurigaan.
Laporan New York Times itu didasarkan pada penjelasan Israel kepada media Barat minggu lalu. Penjalasan itu termasuk rincian dari dokumen curian yang pernah dipresentasikan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada bulan April lalu.
Laporan dari para pejabat Israel itu lebih lanjut mengungkap bahwa Teheran menerima bantuan untuk program nuklirnya dari Pakistan dan dari para ahli asing lainnya.
Laporan lain, dari Washington Post, mengatakan bahwa Iran berada di ambang pintu untuk memperoleh "kunci teknologi pembuatan bom" ketika program dengan kode nama "Project Amad" dihentikan sekitar 15 tahun yang lalu.Sejauh ini pemerintah Iran tidak mengakui jika dokumen program nuklirnya dicuri Mossad. Teheran menganggap presentasi Netanyahu soal dokumen program nuklir Iran saat itu adalah upayanya untuk meyakinkan AS agar menarik diri dari perjanjian nuklir 2015, yang memang hal itu pada akhirnya dilakukan Presiden Donald Trump.
Para pekerja Mossad , menurut laporan tersebut, masuk ke sebuah gudang di sebuah kawasan industri di Teheran. Dalam enam jam 29 menit, mereka membobol gudang dan membawa lari setengah ton dokumen program nuklir yang menurut pemerintah Israel merupakan program pembuatan senjata.
Para agen intelijen Israel itu bergegas pergi sebelum shift pagi pekerja Iran tiba pada pukul 07.00. Selama waktu yang terbatas itu, mereka menonaktifkan alarm, menerobos dua pintu, membakar lusinan lemari besi dan melarikan diri dari kota dengan membawa dokumen curian.
"Para agen membawa peralatan yang bisa mengeluarkan panas 2.000 derajat Celsius untuk memotong brankas," tulis New York Times, yang dikutip Senin (16/7/2018).
Laporan itu menunjukkan bahwa Israel diduga kuat memiliki bantuan dari internal Iran, karena agen-agen Mossad tahu persis lemari besi mana yang harus dibobol.
Dokumen nuklir Iran yang dibawa lari para agen Mossad pada dini hari itu mencapai sekitar setengah ton, termasuk 50.000 halaman dokumen dan 163 compact disc berisi file, video, dan rencana program.
Orang-orang Iran mulai menyimpan file-file rahasia tersebut di gudang setelah menandatangani perjanjian nuklir 2015 dengan Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China. Dalam perjanjian itu, Iran bersedia mengekang program nuklirnya dengan pengawasan PBB dengan imbalan pencabutan sanksi atau embargo.
Pemerintah Israel mengklaim bahwa setelah menandatangani perjanjian, rezim Iran mengumpulkan file-file rahasisa tentang program nuklir dari seluruh wilayah dan menyimpannya di sebuah gudang. Gudang itu tidak dijaga sepanjang waktu sehingga tidak menimbulkan kecurigaan.
Laporan New York Times itu didasarkan pada penjelasan Israel kepada media Barat minggu lalu. Penjalasan itu termasuk rincian dari dokumen curian yang pernah dipresentasikan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada bulan April lalu.
Laporan dari para pejabat Israel itu lebih lanjut mengungkap bahwa Teheran menerima bantuan untuk program nuklirnya dari Pakistan dan dari para ahli asing lainnya.
Laporan lain, dari Washington Post, mengatakan bahwa Iran berada di ambang pintu untuk memperoleh "kunci teknologi pembuatan bom" ketika program dengan kode nama "Project Amad" dihentikan sekitar 15 tahun yang lalu.Sejauh ini pemerintah Iran tidak mengakui jika dokumen program nuklirnya dicuri Mossad. Teheran menganggap presentasi Netanyahu soal dokumen program nuklir Iran saat itu adalah upayanya untuk meyakinkan AS agar menarik diri dari perjanjian nuklir 2015, yang memang hal itu pada akhirnya dilakukan Presiden Donald Trump.
(mas)