Pasukan Rusia Tak Akan Bertahan Lama Duduki Kota Ukraina, Ini Sebabnya
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Jumlah tentara Rusia di Ukraina tidak cukup untuk mempertahankan kota-kota besar negara tetangganya itu dalam waktu yang lama jika perang terus berlanjut. Hal itu diungkapkan wakil presiden Pusat Studi Strategis dan Internasional, Seth Jones.
“Tentara Rusia berlebihan dan dalam posisi genting jika Ukraina menjadi perang yang berlarut-larut. Dengan asumsi 150.000 tentara Rusia di Ukraina dan populasi 44 juta, itu adalah rasio kekuatan 3,4 tentara per 1.000 orang. Anda tidak dapat mempertahankan wilayah dengan angka-angka itu,” katanya seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (2/3/2022).
Jones membandingkan rasio kekuatan Rusia saat ini dengan pendudukan setelah perang sebelumnya di seluruh dunia, dengan mengatakan bahwa rasio kekuatan lainnya secara astronomis lebih tinggi.
Ia lantas memberikan contoh. Contoh pertama adalah saat pasukan Sekutu menduduki Jerman pada 1945. Saat itu pasukan Sekutu memiliki 89,3 tentara untuk 1.000 penduduk.
Contah lain adalah pasukan NATO di Bosnia pada tahun 1995 memiliki 17,5 tentara untuk 1.000 penduduk. Selain itu, pasukan NATO di Kosovo pada tahun 2000 memiliki 19,3 tentara untuk 1.000 penduduk.
Contoh terakhir adalah jumlah pasukan internasional di Timor Timur pada tahun 2000 memiliki 9,8 tentara untuk 1.000 penduduk.
“Pasukan dan polisi dalam jumlah besar sangat penting untuk menegakkan hukum dan ketertiban dasar. Mereka (tentara Rusia) akan berada dalam bahaya serius diceraiberaikan oleh pemberontak Ukraina,” ulas Jones.
Rusia melancarkan serangan komprehensif di Ukraina pada 24 Februari yang mengakibatkan ratusan orang terluka dan menewaskan puluhan warga sipil menurut pihak berwenang Kiev.
Meskipun sanksi melumpuhkan dan luas yang dikenakan kepada Rusia oleh Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa, Presiden Vladimir Putin tidak menunjukkan tanda-tanda akan mengalah.
Namun, laporan intelijen dan pejabat pertahanan Barat mengatakan bahwa pasukan Moskow terlambat dari jadwal, menghadapi perlawanan tak terduga dari pasukan Kiev.
“Tentara Rusia berlebihan dan dalam posisi genting jika Ukraina menjadi perang yang berlarut-larut. Dengan asumsi 150.000 tentara Rusia di Ukraina dan populasi 44 juta, itu adalah rasio kekuatan 3,4 tentara per 1.000 orang. Anda tidak dapat mempertahankan wilayah dengan angka-angka itu,” katanya seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (2/3/2022).
Jones membandingkan rasio kekuatan Rusia saat ini dengan pendudukan setelah perang sebelumnya di seluruh dunia, dengan mengatakan bahwa rasio kekuatan lainnya secara astronomis lebih tinggi.
Ia lantas memberikan contoh. Contoh pertama adalah saat pasukan Sekutu menduduki Jerman pada 1945. Saat itu pasukan Sekutu memiliki 89,3 tentara untuk 1.000 penduduk.
Contah lain adalah pasukan NATO di Bosnia pada tahun 1995 memiliki 17,5 tentara untuk 1.000 penduduk. Selain itu, pasukan NATO di Kosovo pada tahun 2000 memiliki 19,3 tentara untuk 1.000 penduduk.
Contoh terakhir adalah jumlah pasukan internasional di Timor Timur pada tahun 2000 memiliki 9,8 tentara untuk 1.000 penduduk.
“Pasukan dan polisi dalam jumlah besar sangat penting untuk menegakkan hukum dan ketertiban dasar. Mereka (tentara Rusia) akan berada dalam bahaya serius diceraiberaikan oleh pemberontak Ukraina,” ulas Jones.
Rusia melancarkan serangan komprehensif di Ukraina pada 24 Februari yang mengakibatkan ratusan orang terluka dan menewaskan puluhan warga sipil menurut pihak berwenang Kiev.
Meskipun sanksi melumpuhkan dan luas yang dikenakan kepada Rusia oleh Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa, Presiden Vladimir Putin tidak menunjukkan tanda-tanda akan mengalah.
Namun, laporan intelijen dan pejabat pertahanan Barat mengatakan bahwa pasukan Moskow terlambat dari jadwal, menghadapi perlawanan tak terduga dari pasukan Kiev.
(ian)