Menebak Putin Nekat Perang Nuklir atau Gertak Sambal pada Ukraina

Rabu, 02 Maret 2022 - 02:05 WIB
loading...
Menebak Putin Nekat...
Pakar pertahanan memperingatkan bencana besar jika Presiden Vladimir Putin nekat meluncurkan perang nuklir dalam invasi Rusia ke Ukraina. Foto/REUTERS
A A A
MOSKOW - Ketika Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan kepala pertahanannya untuk menempatkan pasukan nuklir dalam siaga tinggi, ahli pertahanan angkat bicara bagaimana serangan atom akan benar-benar terjadi.

Saat pasukan Moskow melanjutkan invasinya ke Ukraina, ketakutan akan ancaman konflik meningkat menjadi perang nuklir.

Perintah Putin untuk menempatkan "pasukan pencegahan" nuklir negaranya dalam siaga tinggi keluar pada Minggu malam. Pengumuman itu mengirim pemerintah di seluruh dunia ke mode panik.

Meskipun ini bukan pertama kalinya senjata nuklir digunakan sebagai ancaman oleh Putin, Rusia memang memiliki persediaan hulu ledak nuklir terbesar di dunia.

Menurut Federasi Ilmuwan Amerika, Rusia memiliki 5.977 hulu ledak nuklir, dengan sekitar 1.588 hulu ledak strategis yang dapat digunakan melalui rudal balistik. Versi Arms Control Association, Rusia memiliki 6.257 unit hulu ledak nuklir.



Berbicara di podcast "I've Got News For You", pakar studi strategis dan pertahanan dari Australian National University, Profesor Stephan Fruehling, berbagi wawasan tentang bagaimana kemungkinan pecahnya perang nuklir.

Seperti Apa Bentuk Serangan Nuklir?

Menurut Fruehling, jika senjata nuklir dikerahkan, skala kehancurannya akan ditentukan oleh ukuran hulu ledaknya.

Secara teori, dia mengatakan senjata nuklir taktis yang sangat kecil juga dapat digunakan sebagai "serangan demonstrasi" yang mungkin hanya akan meratakan beberapa pohon.

“Sangat layak untuk membayangkan penggunaan senjata nuklir yang kredibel dan disengaja dengan cara yang tidak membunuh siapa pun dan dengan sengaja tidak membunuh siapa pun,” katanya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1146 seconds (0.1#10.140)