Stok Rudal Patriot Menipis, Arab Saudi Minta Bantuan Negara Tetangga
loading...
A
A
A
RIYADH - Arab Saudi telah meminta bantuan negara-negara tetangga untuk mengisi persediaan rudal pencegat sistem pertahanan udara Patriot buatan Amerika Serikat (AS) yang menipis di tengah meningkatnya serangan roket dan drone dari Houthi .
Kerajaan di Teluk Arab itu mendapatkan sebagain besar senjatanya dari AS. Namun belakangan kemampuan untuk membeli senjata dari AS diperumit karena perilaku Arab Saudi dalam dalam perang di Yaman.
Selain itu ada kekhawatiran tentang pelanggaran hak asasi manusia di bahwa kepemimpinan Pangeran Mohammad bin Salman. Ini dipicu oleh keterlibatan Arab Saudi dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018 lalu.
"Ada kekurangan (rudal) pencegat. Arab Saudi telah meminta pinjaman kepada negara-negara sahabat tetapi tidak banyak yang bisa di dapat," ujar seorang pejabat AS yang mengetahui pembicaraan Arab Saudi dan negara tetangganya, seperti dilansir dari Financial Times, Minggu (9/1/2022).
Seorang pejabat AS lainnya mengatakan pemberontak Houthi, yang bersekutu dengan Iran dan mengendalikan Yaman utara, meningkatkan serangan mereka ke Arab Saudi selama tahun lalu. Mereka meluncurkan 375 serangan lintas perbatasan terhadap Arab Saudi, banyak di antaranya menargetkan infrastruktur minya, bandara dan kota.
“Menanggapi serangan-serangan itu menggunakan pencegat semacam itu berarti mereka akan memiliki tingkat pembakaran yang lebih cepat daripada yang mereka perkirakan sebelumnya,” kata pejabat itu.
“Itu adalah sesuatu yang harus kita tangani dan jawabannya bukan hanya lebih banyak pencegat, tetapi jawaban untuk itu pada akhirnya adalah solusi diplomatik untuk krisis di Yaman,” imbuhnya.
Sistem pertahanan Arab Saudi mengeluarkan sebagian besar proyektil. Tetapi, menurut juru bicara pertahanan Saudi Turk al-Maliki, 59 warga sipil telah tewas sejak Riyadh melancarkan perangnya melawan Houthi tujuh tahun lalu.
Kerajaan di Teluk Arab itu mendapatkan sebagain besar senjatanya dari AS. Namun belakangan kemampuan untuk membeli senjata dari AS diperumit karena perilaku Arab Saudi dalam dalam perang di Yaman.
Selain itu ada kekhawatiran tentang pelanggaran hak asasi manusia di bahwa kepemimpinan Pangeran Mohammad bin Salman. Ini dipicu oleh keterlibatan Arab Saudi dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018 lalu.
"Ada kekurangan (rudal) pencegat. Arab Saudi telah meminta pinjaman kepada negara-negara sahabat tetapi tidak banyak yang bisa di dapat," ujar seorang pejabat AS yang mengetahui pembicaraan Arab Saudi dan negara tetangganya, seperti dilansir dari Financial Times, Minggu (9/1/2022).
Seorang pejabat AS lainnya mengatakan pemberontak Houthi, yang bersekutu dengan Iran dan mengendalikan Yaman utara, meningkatkan serangan mereka ke Arab Saudi selama tahun lalu. Mereka meluncurkan 375 serangan lintas perbatasan terhadap Arab Saudi, banyak di antaranya menargetkan infrastruktur minya, bandara dan kota.
“Menanggapi serangan-serangan itu menggunakan pencegat semacam itu berarti mereka akan memiliki tingkat pembakaran yang lebih cepat daripada yang mereka perkirakan sebelumnya,” kata pejabat itu.
“Itu adalah sesuatu yang harus kita tangani dan jawabannya bukan hanya lebih banyak pencegat, tetapi jawaban untuk itu pada akhirnya adalah solusi diplomatik untuk krisis di Yaman,” imbuhnya.
Sistem pertahanan Arab Saudi mengeluarkan sebagian besar proyektil. Tetapi, menurut juru bicara pertahanan Saudi Turk al-Maliki, 59 warga sipil telah tewas sejak Riyadh melancarkan perangnya melawan Houthi tujuh tahun lalu.