Hanya Tulang dan Kulit, Gajah-gajah di Bali Jadi Sorotan Media Asing

Jum'at, 08 Oktober 2021 - 11:51 WIB
loading...
A A A
“Banyak industri di Bali yang ambruk akibat pandemi COVID-19,” kata Dr Agus Budi Santosa, Direktur BKSDA.

“Tapi dampaknya terhadap perusahaan kecil seperti Bali Elephant Park sangat parah. [Ketika pariwisata berhenti], mereka tidak mampu lagi menutupi biaya operasional, terutama biaya pakan gajah. Pemerintah harus membantu mereka dengan membayar makanan dan listrik.”

Nomor telepon BEC sudah tidak aktif. Namun pada bulan Juli, perusahaan tersebut mengatakan kepada Bali Animal Welfare Association bahwa mereka telah melakukan yang terbaik untuk merawat gajah tetapi berjuang untuk memenuhi biaya operasional bulanannya sebesar USD1.400.

Mereka menambahkan bahwa Departemen Kehutanan dan BKSDA belum menawarkan bantuan keuangan.

“Anda tidak bisa sebagai perusahaan mengatakan tidak ada pengunjung lagi jadi saya tidak merawat gajah lagi,” kata Hass.

"Itulah yang terjadi dan sangat menjijikkan karena gajah-gajah ini telah memberi mereka keuntungan selama 15 tahun. Jadi saya tidak percaya ketika mereka mengatakan mereka tidak punya uang. Gajah tidak terlalu mahal untuk dirawat. Biayanya USD200 sebulan untuk memberi makan satu.”

Hass mengatakan BEC juga meninggalkan stafnya tanpa bayaran.

"Mereka telah bertindak tidak bertanggung jawab tidak hanya terhadap hewan tetapi juga kepada karyawan yang menyerahkan hidup mereka untuk pekerjaan mereka. Ketika saya pertama kali sampai di sana, beberapa staf telah pergi dan yang lain masih di sana, bekerja secara gratis, mencoba mengurus gajah,” katanya.

Santosa mengatakan BEC diberi waktu dua bulan untuk mencari investor baru dan merestrukturisasi bisnis, di mana LSM Hass, Jakarta Animal Aid Network [Jaringan Bantuan Jakarta], memberi makan gajah mereka dan membayar upah penjaga.

Ketika BEC gagal menemukan solusi, pemerintah menyita gajahnya.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2279 seconds (0.1#10.140)