Berseteru, Presiden Brazil Sebut Hakim Agung 'Anak Pelacur'
loading...
A
A
A
BRASILIA - Presiden Brazil Jair Bolsonaro mengabaikan seruan untuk menghentikan perseteruannya dengan Mahkamah Agung dan menyebut salah satu hakimnya sebagai “anak pelacur".
Perseteruan memanas terkait klaim Bolsonaro yang tidak berdasar bahwa sistem pemungutan suara negara itu rentan untuk kecurangan.
Berbicara kepada para pendukung di Brazil selatan, dia menghina Luis Roberto Barroso, hakim agung yang juga mengepalai Mahkamah Agung Pemilu (Supreme Electoral Court).
Penghinaan itu diucapkan selama siaran langsung yang dibagikan di akun Facebook Bolsonaro tetapi kemudian dihapus. Salinannya terus dibagikan di media sosial.
Hakim Barroso, yang berbicara di sebuah forum tentang sistem pemilu setelah komentar yang menghina tersebut, mengatakan bahwa jika tindakannya menyebabkan gangguan seperti itu, berarti itu adalah tanda bahwa dia melakukan tugasnya dengan benar.
Bolsonaro telah mencerca selama berminggu-minggu terhadappemungutan suara elektronik yang digunakan di Brazil dan mendorong adopsi tanda terima tercetak yang dapat dihitung jika ada hasil pemilu yang dipermasalahkan.
Kritikus mengatakan Bolsonaro, seperti mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, menabur kecurigaan jika dia kalah dalam pemilihan presiden tahun depan. Dia telah mengancam tidak akan menerima hasilnya jika sistem tidak diubah.
Dengan popularitasnya yang jatuh setelah angka kematian terkait COVID-19 tertinggi kedua di dunia, jajak pendapat menunjukkan Bolsonaro berada di bawah mantan presiden sayap kiri Luiz Inacio Lula da Silva, meskipun tak satu pun dari mereka secara resmi mengumumkan bahwa mereka akan mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilu nanti.
Perseteruan memanas terkait klaim Bolsonaro yang tidak berdasar bahwa sistem pemungutan suara negara itu rentan untuk kecurangan.
Berbicara kepada para pendukung di Brazil selatan, dia menghina Luis Roberto Barroso, hakim agung yang juga mengepalai Mahkamah Agung Pemilu (Supreme Electoral Court).
Penghinaan itu diucapkan selama siaran langsung yang dibagikan di akun Facebook Bolsonaro tetapi kemudian dihapus. Salinannya terus dibagikan di media sosial.
Hakim Barroso, yang berbicara di sebuah forum tentang sistem pemilu setelah komentar yang menghina tersebut, mengatakan bahwa jika tindakannya menyebabkan gangguan seperti itu, berarti itu adalah tanda bahwa dia melakukan tugasnya dengan benar.
Bolsonaro telah mencerca selama berminggu-minggu terhadappemungutan suara elektronik yang digunakan di Brazil dan mendorong adopsi tanda terima tercetak yang dapat dihitung jika ada hasil pemilu yang dipermasalahkan.
Kritikus mengatakan Bolsonaro, seperti mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, menabur kecurigaan jika dia kalah dalam pemilihan presiden tahun depan. Dia telah mengancam tidak akan menerima hasilnya jika sistem tidak diubah.
Dengan popularitasnya yang jatuh setelah angka kematian terkait COVID-19 tertinggi kedua di dunia, jajak pendapat menunjukkan Bolsonaro berada di bawah mantan presiden sayap kiri Luiz Inacio Lula da Silva, meskipun tak satu pun dari mereka secara resmi mengumumkan bahwa mereka akan mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilu nanti.