Rusia Dituding Ikut Serta dalam 'Pembajakan' Ryanair, Putin Naik Pitam
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin naik pitam setelah pihaknya disebut-sebut berpartisipasi dalam mengalihkan penerbangan pesawat Ryanair yang berujung pada penangkapan tokoh oposisi Belarusia.
Penerbangan pesawat Ryanair yang membawa jurnalis, Raman Pratasevich, dari Yunani ke Lithuania dialihkan ke Minsk, Ibu Kota Belarus, atas perintah pengendali penerbangan Belarusia.
Pengendali penerbangan Belarusia memerintahkan pilot Ryanair untuk mengalihkan penerbangannya ke Minsk, dengan alasan ancaman bom. Namun tidak ada bom yang ditemukan, tetapi Pratasevich dan pacar Rusianya ditangkap.
Putin pun mengecam mengecam pernyataan yang datang dari beberapa pihak di Barat bahwa negaranya berpartisipasi dalam mengalihkan penerbangan Pratasevich.
"NATO dalam bahaya jika kepemimpinan NATO membuat pernyataan seperti itu," bentak Putin tentang tuduhan Barat bahwa Rusia mungkin terlibat dalam pengalihan penerbangan itu.
"Ini mengungkapkan kurangnya pemahaman tentang prosedur," imbuhnya seperti dikutip dari Newsweek, Sabtu (5/6/2021).
Ditanya apakah Rusia akan bertindak seperti Belarusia dan mengalihkan penerbangan internasional jika tahu bahwa seseorang dalam daftar orang yang dicari ada di pesawat, Putin menyeringai dan berkata: "Saya tidak akan memberi tahu Anda."
Dalam kesempatan itu, Putin juga memperingatkan Barat untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri Belarusia setelah penangkapan Raman Pratasevich pada 23 Mei.
Banyak negara Barat marah atas penangkapan Pratasevich setelah penerbangan Ryanair-nya dari Yunani ke Lithuania dialihkan ke Minsk, ibu kota Belarus, atas perintah pengendali penerbangan Belarusia. Mereka menyebut langkah yang diambil oleh pemerintah Belarusia adalah pembajakan.
Putin mengatakan bahwa kemarahan Barat datang dari negara-negara Barat yang berusaha mempengaruhi perkembangan di Belarus setelah Pratasevich menangis dan meminta maaf atas penentangannya terhadap Presiden Belarus Alexander Lukashenko di TV pemerintah, Kamis.
Putin, yang menawarkan dukungan kuat untuk Belarusia, menyebut respons Barat yang marah terhadap pengalihan penerbangan itu sebagai manifestasi dari standar ganda. Dia menunjuk pada insiden 2013 di mana sebuah pesawat pribadi yang membawa Presiden Bolivia Evo Morales mendarat di Wina setelah beberapa negara Eropa menolak untuk membiarkannya melintasi wilayah udara mereka. Konon hal itu dilakukan atas spekulasi bahwa Edward Snowden, yang membocorkan informasi rahasia pemerintah Amerika Serikat (AS), ada di dalamnya.
Penerbangan pesawat Ryanair yang membawa jurnalis, Raman Pratasevich, dari Yunani ke Lithuania dialihkan ke Minsk, Ibu Kota Belarus, atas perintah pengendali penerbangan Belarusia.
Pengendali penerbangan Belarusia memerintahkan pilot Ryanair untuk mengalihkan penerbangannya ke Minsk, dengan alasan ancaman bom. Namun tidak ada bom yang ditemukan, tetapi Pratasevich dan pacar Rusianya ditangkap.
Putin pun mengecam mengecam pernyataan yang datang dari beberapa pihak di Barat bahwa negaranya berpartisipasi dalam mengalihkan penerbangan Pratasevich.
"NATO dalam bahaya jika kepemimpinan NATO membuat pernyataan seperti itu," bentak Putin tentang tuduhan Barat bahwa Rusia mungkin terlibat dalam pengalihan penerbangan itu.
"Ini mengungkapkan kurangnya pemahaman tentang prosedur," imbuhnya seperti dikutip dari Newsweek, Sabtu (5/6/2021).
Ditanya apakah Rusia akan bertindak seperti Belarusia dan mengalihkan penerbangan internasional jika tahu bahwa seseorang dalam daftar orang yang dicari ada di pesawat, Putin menyeringai dan berkata: "Saya tidak akan memberi tahu Anda."
Dalam kesempatan itu, Putin juga memperingatkan Barat untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri Belarusia setelah penangkapan Raman Pratasevich pada 23 Mei.
Banyak negara Barat marah atas penangkapan Pratasevich setelah penerbangan Ryanair-nya dari Yunani ke Lithuania dialihkan ke Minsk, ibu kota Belarus, atas perintah pengendali penerbangan Belarusia. Mereka menyebut langkah yang diambil oleh pemerintah Belarusia adalah pembajakan.
Putin mengatakan bahwa kemarahan Barat datang dari negara-negara Barat yang berusaha mempengaruhi perkembangan di Belarus setelah Pratasevich menangis dan meminta maaf atas penentangannya terhadap Presiden Belarus Alexander Lukashenko di TV pemerintah, Kamis.
Putin, yang menawarkan dukungan kuat untuk Belarusia, menyebut respons Barat yang marah terhadap pengalihan penerbangan itu sebagai manifestasi dari standar ganda. Dia menunjuk pada insiden 2013 di mana sebuah pesawat pribadi yang membawa Presiden Bolivia Evo Morales mendarat di Wina setelah beberapa negara Eropa menolak untuk membiarkannya melintasi wilayah udara mereka. Konon hal itu dilakukan atas spekulasi bahwa Edward Snowden, yang membocorkan informasi rahasia pemerintah Amerika Serikat (AS), ada di dalamnya.
(ian)