Meski Bertaruh Nyawa, 939 Napi California Ikut Jadi Petugas Pemadam di Los Angeles dengan Dibayar Rp95.000 Per Hari

Sabtu, 11 Januari 2025 - 20:25 WIB
loading...
A A A
Program tersebut, yang dimulai sejak tahun 1946, telah memecah belah para kritikus, yang melihatnya sebagai eksploitatif, dan para pendukung, yang mengatakan bahwa program tersebut bersifat rehabilitasi.

Negara membayar narapidana upah harian antara USD5,80 (Rp95.000) dan USD10,24 (Rp160.000), dan tambahan USD1 per hari saat ditugaskan untuk keadaan darurat aktif.

Upah tersebut merupakan sebagian kecil dari gaji yang diterima oleh petugas pemadam kebakaran warga negara di California, yang dapat memperoleh lebih dari USD100.000 per tahun.

"Anda mendapatkan uang receh dibandingkan dengan orang lain yang bekerja bersama Anda. Anda hanyalah pekerja murah," kata Royal Ramey, mantan petugas pemadam kebakaran yang dipenjara dan salah satu pendiri Program Perekrutan Kehutanan dan Kebakaran (FFRP) nirlaba, kepada BBC.

"Dan jika Anda meninggal saat memadamkan api, Anda tidak mendapatkan manfaat apa pun dari itu," lanjutnya.

"Anda tidak akan mendapatkan penghargaan apa pun. Anda tidak akan diakui sebagai petugas pemadam kebakaran hutan liar," katanya, seraya menambahkan bahwa ia akan ingat di lapangan bahwa ia telah menandatangani surat kematiannya sendiri.

Namun, Ramey mengatakan gaji yang rendah itu lebih besar daripada yang seharusnya diterima narapidana California untuk pekerjaan yang dilakukan di lembaga pemasyarakatan negara bagian.

Kamp konservasi dan "suasana seperti taman dan piknik" di sana juga menawarkan fasilitas tambahan seperti makanan yang lebih baik, katanya, dibandingkan dengan penjara California yang terkenal berbahaya dan penuh sesak.

"Ini adalah situasi kehidupan yang lebih baik, tentu saja," katanya.

Peserta kamp juga dapat memperoleh kredit waktu yang membantu mengurangi hukuman penjara mereka, kata CDRC.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Siapa Daniel Kahneman?...
Siapa Daniel Kahneman? Pemenang Nobel Ekonomi yang Memilih Bunuh Diri karena Tidak Suka Hidup di Usia Tua
6 Pemicu AS dan Inggris...
6 Pemicu AS dan Inggris Gelar Serangan Besar-besaran ke Pangkalan Houthi di Yaman
51 Orang Tewas saat...
51 Orang Tewas saat Kebakaran Klub Malam di Makedonia Utara
Trump Berlakukan Alien...
Trump Berlakukan Alien Enemies Act, Siapa yang Jadi Target?
Trump Luncurkan Serangan...
Trump Luncurkan Serangan Besar-besaran terhadap Houthi
Tornado Dahsyat Sapu...
Tornado Dahsyat Sapu Amerika Serikat, 33 Orang Tewas
Mantan PM Polandia:...
Mantan PM Polandia: NATO Tak Dapat Melawan AS dalam Masalah Ukraina
NATO Buka Pintu Normalisasi...
NATO Buka Pintu Normalisasi Hubungan dengan Rusia
Janji Akhiri Perang...
Janji Akhiri Perang Rusia-Ukraina dalam 24 Jam Tak Terbukti, Ini Dalih Donald Trump
Rekomendasi
Tragis! 3 Pekerja Pabrik...
Tragis! 3 Pekerja Pabrik Kulit di Sumedang Sempat Saling Menolong hingga Meninggal di dalam Kubangan Limbah
Menyambut Mudik Lebaran...
Menyambut Mudik Lebaran 2025: Regulasi, Keamanan, dan Infrastruktur yang Diuji
Alasan Raja Charles...
Alasan Raja Charles III Tidak Menikahi Ratu Camilla Sejak Awal Meski Mencintainya
Berita Terkini
Rusia Sebut Pemimpin...
Rusia Sebut Pemimpin Uni Eropa Adalah 'Anjing' yang Penyayang, Berikut 3 Penyebabnya
1 jam yang lalu
Siapa Daniel Kahneman?...
Siapa Daniel Kahneman? Pemenang Nobel Ekonomi yang Memilih Bunuh Diri karena Tidak Suka Hidup di Usia Tua
2 jam yang lalu
6 Pemicu AS dan Inggris...
6 Pemicu AS dan Inggris Gelar Serangan Besar-besaran ke Pangkalan Houthi di Yaman
3 jam yang lalu
3 Alasan yang Diyakini...
3 Alasan yang Diyakini Presiden Zelensky kalau Ukraina Adalah Pemenang Perang
5 jam yang lalu
100 Orang Suku Druze...
100 Orang Suku Druze Asal Suriah Kunjungi Israel, Ada Apa Gerangan?
8 jam yang lalu
325.000 Orang ikut Unjuk...
325.000 Orang ikut Unjuk Rasa Terbesar Memprotes Kebijakan Korup Pemerintah Serbia
9 jam yang lalu
Infografis
Kebakaran Los Angeles,...
Kebakaran Los Angeles, Tragedi Paling Parah dalam Sejarah
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved