9 Negara yang Menerapkan 4 Hari Kerja, Mayoritas di Eropa
loading...
A
A
A
Untuk memastikan kontrol kualitas, hasilnya dianalisis oleh lembaga pemikir Inggris Autonomy dan Asosiasi nirlaba Islandia untuk Keberlanjutan dan Demokrasi (ALDA).
Uji coba tersebut disebut sukses oleh para peneliti dan serikat pekerja Islandia bernegosiasi untuk pengurangan jam kerja.
Penelitian tersebut juga menghasilkan perubahan signifikan di Islandia, dengan hampir 90 persen dari populasi pekerja kini mengalami pengurangan jam kerja atau akomodasi lainnya.
Peneliti menemukan bahwa stres dan kelelahan pekerja berkurang dan terjadi peningkatan keseimbangan hidup-kerja.
Namun, tidak semua pemerintah berbagi keberhasilan Islandia dengan empat hari kerja seminggu.
Proposalnya adalah untuk mencoba enam jam kerja sehari, bukan delapan jam kerja sehari tanpa kehilangan gaji, tetapi tidak semua orang senang dengan gagasan menghabiskan uang untuk uji coba tersebut.
Bahkan partai sayap kiri berpikir bahwa akan terlalu mahal untuk menerapkan ini dalam skala besar.
Namun, hasil positif diamati di unit ortopedi rumah sakit universitas, yang mengganti 80 perawat dan dokter dengan hari kerja enam jam dan mempekerjakan staf baru untuk mengganti waktu yang hilang.
Tanggapan dari staf medis positif, tetapi eksperimen itu juga menghadapi banyak kritik dan tidak dilanjutkan.
Namun, beberapa perusahaan, seperti produsen mobil Toyota, memilih untuk mengurangi jam kerja bagi pekerjanya.
Uji coba tersebut disebut sukses oleh para peneliti dan serikat pekerja Islandia bernegosiasi untuk pengurangan jam kerja.
Penelitian tersebut juga menghasilkan perubahan signifikan di Islandia, dengan hampir 90 persen dari populasi pekerja kini mengalami pengurangan jam kerja atau akomodasi lainnya.
Peneliti menemukan bahwa stres dan kelelahan pekerja berkurang dan terjadi peningkatan keseimbangan hidup-kerja.
Namun, tidak semua pemerintah berbagi keberhasilan Islandia dengan empat hari kerja seminggu.
7. Swedia
Di Swedia, empat hari kerja seminggu dengan gaji penuh diuji pada tahun 2015 dengan hasil beragam.Proposalnya adalah untuk mencoba enam jam kerja sehari, bukan delapan jam kerja sehari tanpa kehilangan gaji, tetapi tidak semua orang senang dengan gagasan menghabiskan uang untuk uji coba tersebut.
Bahkan partai sayap kiri berpikir bahwa akan terlalu mahal untuk menerapkan ini dalam skala besar.
Namun, hasil positif diamati di unit ortopedi rumah sakit universitas, yang mengganti 80 perawat dan dokter dengan hari kerja enam jam dan mempekerjakan staf baru untuk mengganti waktu yang hilang.
Tanggapan dari staf medis positif, tetapi eksperimen itu juga menghadapi banyak kritik dan tidak dilanjutkan.
Namun, beberapa perusahaan, seperti produsen mobil Toyota, memilih untuk mengurangi jam kerja bagi pekerjanya.