China Diduga Miliki Agenda Tersembunyi dalam Pengentasan Kemiskinan di Tibet
loading...
A
A
A
Hal itu melibatkan mengesampingkan budaya spiritual Tibet demi pola pikir yang berpusat pada uang.
China berusaha mendorong pemikiran bahwa warga Tibet cenderung miskin karena budaya mereka yang terbelakang, dan untuk maju secara material, mereka perlu mengadopsi budaya dan sistem China. Misi bergaya kolonial ini sedang dilakukan pasukan kader Partai Komunis China (CCP) dan agen keamanan, termasuk Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).
Pembenaran resmi untuk memasukkan militer ke dalam program pelatihan tenaga kerja adalah untuk meningkatkan disiplin dan menanamkan rasa patriotisme di antara penduduk Tibet. Prakarsa ini diawasi oleh garnisun PLA setempat dan Polisi Bersenjata Rakyat.
Keterlibatan badan keamanan menunjukkan bahwa motif politik lebih penting daripada pertimbangan ekonomi atau sosial. Dari sudut pandang Foucauldian, tujuannya adalah untuk menciptakan pekerja yang disiplin dan patuh serta rakyat kolonial yang loyal.
Pendekatan tersebut menggarisbawahi prioritas kontrol politik dan kesesuaian ideologis ketimbang pembangunan ekonomi sejati atau kesejahteraan sosial.
Aspek lain dari kampanye ini melibatkan relokasi para pengembara dan petani Tibet dari tanah leluhur mereka ke lokasi pemukiman baru, yang diklaim demi memberi mereka kondisi hidup yang lebih baik.
Menurut otoritas China, sekitar 266.000 pengembara dan petani Tibet telah dipindahkan ke 960 daerah relokasi baru. Namun, di luar narasi resmi, orang-orang Tibet yang direlokasi ini dipaksa meninggalkan tidak hanya tanah mereka, tetapi juga mata pencaharian dan cara hidup tradisional mereka.
Selain itu, warga Tibet ini juga didorong beradaptasi dengan sistem yang beroperasi dalam kondisi yang tidak dikenal. Keterampilan bertahan hidup mereka sebagai pengembara atau petani tidak berlaku di pasar yang didominasi norma dan praktik China, termasuk hukum dan bahasa.
Hal itu menciptakan tantangan signifikan bagi para warga Tibet, karena mereka berjuang untuk menavigasi dan berkembang dalam lingkungan yang sangat berbeda dari apa yang mereka ketahui. Kesulitan yang mereka hadapi jauh melampaui sekadar relokasi.
China berusaha mendorong pemikiran bahwa warga Tibet cenderung miskin karena budaya mereka yang terbelakang, dan untuk maju secara material, mereka perlu mengadopsi budaya dan sistem China. Misi bergaya kolonial ini sedang dilakukan pasukan kader Partai Komunis China (CCP) dan agen keamanan, termasuk Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).
Pembenaran resmi untuk memasukkan militer ke dalam program pelatihan tenaga kerja adalah untuk meningkatkan disiplin dan menanamkan rasa patriotisme di antara penduduk Tibet. Prakarsa ini diawasi oleh garnisun PLA setempat dan Polisi Bersenjata Rakyat.
Keterlibatan badan keamanan menunjukkan bahwa motif politik lebih penting daripada pertimbangan ekonomi atau sosial. Dari sudut pandang Foucauldian, tujuannya adalah untuk menciptakan pekerja yang disiplin dan patuh serta rakyat kolonial yang loyal.
Pendekatan tersebut menggarisbawahi prioritas kontrol politik dan kesesuaian ideologis ketimbang pembangunan ekonomi sejati atau kesejahteraan sosial.
Kamp Relokasi
Aspek lain dari kampanye ini melibatkan relokasi para pengembara dan petani Tibet dari tanah leluhur mereka ke lokasi pemukiman baru, yang diklaim demi memberi mereka kondisi hidup yang lebih baik.
Menurut otoritas China, sekitar 266.000 pengembara dan petani Tibet telah dipindahkan ke 960 daerah relokasi baru. Namun, di luar narasi resmi, orang-orang Tibet yang direlokasi ini dipaksa meninggalkan tidak hanya tanah mereka, tetapi juga mata pencaharian dan cara hidup tradisional mereka.
Selain itu, warga Tibet ini juga didorong beradaptasi dengan sistem yang beroperasi dalam kondisi yang tidak dikenal. Keterampilan bertahan hidup mereka sebagai pengembara atau petani tidak berlaku di pasar yang didominasi norma dan praktik China, termasuk hukum dan bahasa.
Hal itu menciptakan tantangan signifikan bagi para warga Tibet, karena mereka berjuang untuk menavigasi dan berkembang dalam lingkungan yang sangat berbeda dari apa yang mereka ketahui. Kesulitan yang mereka hadapi jauh melampaui sekadar relokasi.