Tekad Kuat Presiden Terpilih Lai Ching-te dalam Lindungi Taiwan dari China
loading...
A
A
A
TAIPEI - Presiden terpilih Taiwan, Lai Ching-te, mengatakan bahwa dirinya akan berupaya melindungi negaranya dari ancaman dan intimidasi yang terus berlanjut dari China .Itu prioritasnya sebagai pemimpin tertinggi baru.
“Saya akan bertindak berdasarkan tatanan konstitusional yang demokratis dan bebas dengan cara yang seimbang dan menjaga status quo lintas selat,” kata Lai.
“Pada saat yang sama, kami juga bertekad untuk menjaga Taiwan dari ancaman dan intimidasi yang terus berlanjut dari China,” katanya lagi, sebagaimana dikutip dari Business Standard, Senin (15/1/2024).
Berbicara kepada awak media menjelang pidato kemenangannya pada Sabtu malam, Lai menambahkan, "Di masa depan, kami berharap China akan mengakui situasi baru ini, dan memahami bahwa hanya perdamaian yang menguntungkan kedua belah pihak."
“Kami menyampaikan kepada masyarakat internasional bahwa antara demokrasi dan otoriterisme, kami tetap berpihak pada demokrasi,” kata presiden terpilih itu lebih lanjut.
Di hadapan ribuan pendukungnya pada rapat umum setelah meraih kemenangan dalam pemilihan presiden, Lai mengatakan Taiwan berhasil tetap berada di peta dunia melalui pelaksanaan pemilu.
"Ini adalah malam milik Taiwan. Kami berhasil mempertahankan Taiwan di peta dunia," katanya.
“Pemilu ini telah menunjukkan kepada dunia komitmen rakyat Taiwan terhadap demokrasi, yang saya harap China dapat memahaminya."
Sebelumnya, pada hari Sabtu, Lai Ching-te dari Partai Progresif Demokratik (DPP) memenangkan pemilihan presiden Taiwan yang sangat dinantikan dan ditetapkan menjadi presiden berikutnya di tengah kekhawatiran atas meningkatnya ketegangan dengan China.
Ini menandai kemenangan bersejarah ketiga berturut-turut bagi DPP setelah Tsai Ing-wen menyelesaikan dua masa jabatannya sebagai Presiden Taiwan sejak 2016.
Menurut laporan Komisi Pemilihan Umum Pusat Taiwan, Lai meraih lebih dari 5 juta suara atau lebih dari 40 persen setelah penghitungan dilakukan di lebih dari 90 persen tempat pemungutan suara (TPS) pada pukul 19.45 waktu setempat.
Para pemilih yang sebelumnya ragu-ragu terbagi tiga di antara para kandidat.
Lai unggul tujuh poin atas kandidat Kuomintang; Hou Yu-ih, yang memperoleh 33 persen dari total suara.
Di tempat ketiga, kandidat dari Partai Rakyat Taiwan; Ko Wen-je, memperoleh 26 persen suara nasional, dengan kinerja yang sedikit lebih baik dari perkiraan, menurut Taiwan News.
Lai, yang sebelumnya menjabat sebagai Wali Kota Tainan telah berjanji untuk terus memperkuat pertahanan nasional, perekonomian, dan kerja sama dengan sekutu demokratis.
Dia, dalam pidato pemilu, juga mengatakan akan mempertahankan pencegahan dan menjunjung tinggi status quo lintas selat.
Selain itu, Lai berencana membentuk pemerintahan baru yang dikelola oleh individu-individu berdasarkan kemampuan mereka, bukan “afiliasi partai”.
“Dengan cara ini, pemerintahan ini dapat secara efektif menanggapi tantangan, bersikap terbuka dan inklusif, dan menyatukan masyarakat Taiwan untuk menghadapi tantangan domestik dan internasional,” paparnya.
Lai juga berjanji untuk melanjutkan inisiatif yang berfokus pada diplomasi berbasis nilai, stabilitas lintas selat, swasembada pertahanan, peningkatan ekonomi, transisi energi, investasi pemuda, keadilan perumahan, dan kesetaraan pendidikan.
“Saya akan bertindak berdasarkan tatanan konstitusional yang demokratis dan bebas dengan cara yang seimbang dan menjaga status quo lintas selat,” kata Lai.
“Pada saat yang sama, kami juga bertekad untuk menjaga Taiwan dari ancaman dan intimidasi yang terus berlanjut dari China,” katanya lagi, sebagaimana dikutip dari Business Standard, Senin (15/1/2024).
Berbicara kepada awak media menjelang pidato kemenangannya pada Sabtu malam, Lai menambahkan, "Di masa depan, kami berharap China akan mengakui situasi baru ini, dan memahami bahwa hanya perdamaian yang menguntungkan kedua belah pihak."
“Kami menyampaikan kepada masyarakat internasional bahwa antara demokrasi dan otoriterisme, kami tetap berpihak pada demokrasi,” kata presiden terpilih itu lebih lanjut.
Di hadapan ribuan pendukungnya pada rapat umum setelah meraih kemenangan dalam pemilihan presiden, Lai mengatakan Taiwan berhasil tetap berada di peta dunia melalui pelaksanaan pemilu.
"Ini adalah malam milik Taiwan. Kami berhasil mempertahankan Taiwan di peta dunia," katanya.
“Pemilu ini telah menunjukkan kepada dunia komitmen rakyat Taiwan terhadap demokrasi, yang saya harap China dapat memahaminya."
Sebelumnya, pada hari Sabtu, Lai Ching-te dari Partai Progresif Demokratik (DPP) memenangkan pemilihan presiden Taiwan yang sangat dinantikan dan ditetapkan menjadi presiden berikutnya di tengah kekhawatiran atas meningkatnya ketegangan dengan China.
Kemenangan Beruntun DPP
Ini menandai kemenangan bersejarah ketiga berturut-turut bagi DPP setelah Tsai Ing-wen menyelesaikan dua masa jabatannya sebagai Presiden Taiwan sejak 2016.
Menurut laporan Komisi Pemilihan Umum Pusat Taiwan, Lai meraih lebih dari 5 juta suara atau lebih dari 40 persen setelah penghitungan dilakukan di lebih dari 90 persen tempat pemungutan suara (TPS) pada pukul 19.45 waktu setempat.
Para pemilih yang sebelumnya ragu-ragu terbagi tiga di antara para kandidat.
Lai unggul tujuh poin atas kandidat Kuomintang; Hou Yu-ih, yang memperoleh 33 persen dari total suara.
Di tempat ketiga, kandidat dari Partai Rakyat Taiwan; Ko Wen-je, memperoleh 26 persen suara nasional, dengan kinerja yang sedikit lebih baik dari perkiraan, menurut Taiwan News.
Lai, yang sebelumnya menjabat sebagai Wali Kota Tainan telah berjanji untuk terus memperkuat pertahanan nasional, perekonomian, dan kerja sama dengan sekutu demokratis.
Dia, dalam pidato pemilu, juga mengatakan akan mempertahankan pencegahan dan menjunjung tinggi status quo lintas selat.
Selain itu, Lai berencana membentuk pemerintahan baru yang dikelola oleh individu-individu berdasarkan kemampuan mereka, bukan “afiliasi partai”.
“Dengan cara ini, pemerintahan ini dapat secara efektif menanggapi tantangan, bersikap terbuka dan inklusif, dan menyatukan masyarakat Taiwan untuk menghadapi tantangan domestik dan internasional,” paparnya.
Lai juga berjanji untuk melanjutkan inisiatif yang berfokus pada diplomasi berbasis nilai, stabilitas lintas selat, swasembada pertahanan, peningkatan ekonomi, transisi energi, investasi pemuda, keadilan perumahan, dan kesetaraan pendidikan.
(mas)