Selundupkan Sperma, Pria Palestina Jadi Ayah meski Berada di Penjara Israel

Senin, 03 Agustus 2020 - 15:40 WIB
loading...
Selundupkan Sperma, Pria Palestina Jadi Ayah meski Berada di Penjara Israel
Seorang pria Palestina berada di penjara Israel. Foto/REUTERS
A A A
YERUSALEM - Stasiun televisi Otoritas Palestina (PA TV) menayangkan kisah para tahanan yang berhasil menjadi ayah meski fisik mereka berada di penjara Israel . Para tahanan itu berhasil menyelundupkan sperma mereka untuk menghamili para istri melalui proses bayi tabung hingga akhirnya memiliki keturunan.

Walid Daqqa, pria Palestina—laporan lain menyebut dia warga Israel-Arab—yang berpartisipasi dalam penculikan dan pembunuhan terhadap seorang tentara Israel pada tahun 1984, menjadi ayah seorang anak dengan menyelundupkan sperma keluar dari penjara Israel tempat dia ditahan.

Menurut Palestinian Media Watch (PMW), Daqqa bersama dengan empat tahanan lain—Ibrahim Bayadseh, Ibrahim Abu Mukh, dan Rushdi Abu Mukh—yang membantu membunuh tentara Israel Moshe Tamam, menerima beberapa gaji yang paling menguntungkan dari program "bayar-untuk-pembantaian" Otoritas Palestina. Jumlahnya lebih dari NIS 1.561.500.

Daqqa bukan satu-satunya tahanan yang menyelundupkan spermanya untuk menjadi ayah seorang anak.

PA TV, yang untuk mendorong narapidana lain melakukan hal serupa, mewawancarai istri serta keturunan bayi tabung keturunan Daqqa. Dalam sebuah program berjudul "The Giants of Endurance", PA TV merinci jalur "aneh" dan "sulit" yang dilewati sperma selundupan dari penjara ke klinik kesuburan.

“Mari kita kembali ke Sana'a Daqqa (istri tahanan Walid Daqqa) sehingga kita bisa melihat Milad yang cantik. Kami ingin (melihat) Milad sendirian dalam bingkai, sehingga Walid dapat melihatnya sekarang melalui program Giants of Endurance untuk pertama kalinya, terlepas dari pekerjaan dan kekejaman pendudukan," kata komentator program tersebut, merujuk pada anggapan bahwa Daqqa akan menonton program tersebut dan dapat melihat putrinya melalui tautan video.

"Kami sekarang melihat Milad. Walid Daqqa melihat Anda sekarang. Kami mengiriminya semua cinta dan berkah di Penjara Gilboa," lanjut komentator tersebut, yang dilansir The Jerusalem Post, Senin (3/8/2020). (Baca: Pengangguran Meningkat, Warga Israel Ramai-ramai Donor Sperma )

Istrinya, Sana'a Daqqa, mengatakan dalam program televisi itu; "Walid sebenarnya membebaskan dirinya dari penjara dengan kelahiran Milad...Ini adalah kemenangan dan tantangan terbesar...Saya ingin berterima kasih kepada PA TV, dan Anda (pembaca acara) Samer, karena tanpa PA TV Walid tidak akan bisa mengikuti dan melihat kelahiran Milad."

Dalam program ini, PA TV juga mewawancarai istri Nasr Abu Hmeid. Dia adalah anggota Taznim—salah satu faksi Fatah Palestina—yang saat ini menjalani lima hukuman seumur hidup berturut-turut karena terlibat dalam transaksi senjata dan dua serangan teror yang menewaskan satu orang di lingkungan Neve Yaakov Yerusalem dan secara terpisah di Pasar Makanan Laut serta Mifgash Hasteak di Tel Aviv, yang mengakibatkan pembunuhan tiga orang lainnya pada awal 2002.

“Topik kita hari ini sedikit aneh, membuat sedih dan bahagia pada saat yang sama; Sperma diselundupkan, yang melewati stasiun aneh dan dimulai dengan langkah pertama dan paling sulit, yaitu penyelundupan sperma ini keluar dari penjara...Kemudian pos pemeriksaan setelah pos pemeriksaan dan sperma melakukan perjalanan melalui kota dan desa sampai mencapai klinik medis yang berspesialisasi dalam inseminasi," kata pembawa acara PA TV pada program bertanggal 24 Juli.

"Itu dimasukkan istri narapidana, diselundupkan ke pagar (penjara) untuk menciptakan kehamilan. Istri tahanan heroik itu membawa dalam kandungannya anak masa depan, salah satu harapan Palestina," lanjut dia.

"Dia sangat senang memiliki seorang putra yang menentang orang Yahudi," imbuh pembawa acara PA TV.

Anak yang lahir tersebut sebenarnya adalah cucu Um Hmeid, yang menurut PMW, dijuluki "ibu teror nomor satu PA". Um Hmeid, yang memiliki enam putra yang terlibat dalam serangan teror bersama-sama membunuh setidaknya 10 warga Israel, bahkan diberi selamat oleh Menteri Urusan Wanita PA atas kelahiran cucunya.

“(Saya) Ala', istri tahanan Nasr Abu Hmeid (yang terlibat dalam pembunuhan 4 orang) yang dijatuhi hukuman 5 hukuman seumur hidup... Saya memiliki tiga (anak); Raed yang berusia 19 tahun , Aed 18 tahun tahun, dan Yaman 1 tahun (lahir dari) sperma selundupan," kata Ala' Abu Hmeid.

"Perasaan yang sangat bagus, sangat istimewa ... (Nasr) melihatnya di (PA) TV dan saya membawanya sekali untuk berkunjung, pertama kali saya mengunjungi di Penjara Ashkelon di mana Nasr berada. Manajemen penjara tidak membiarkan Yaman masuk karena mereka tahu Nasr telah (dipenjara) selama bertahun-tahun, dan dari mana bayi ini berasal? Setelah menderita dan setelah Nasr berbicara banyak dengan manajemen, dengan penjaga penjara, kami berhasil dan (Yaman) masuk, dan (Nasr) melihatnya berhadapan muka dan benar-benar bahagia."

Dalam kasus terpisah, PA TV mewawancarai dan memerinci seorang tahanan yang dibebaskan, Saleh Hussein. Dia dipersatukan kembali dengan anak yang lahir dari sperma yang dia selundupkan keluar dari penjara Israel.

Menurut NGO Andolu Agency, Hussein ditangkap lagi tak lama setelah pembebasannya karena alasan yang tidak ditentukan.
"(Putra Anda) Ali—Insya Allah dia menyaksikan kita sekarang— memeluk Anda. Dia adalah hasil dari sperma yang diselundupkan. Mari kita lihat Ali, ketika Anda meninggalkan penjara...Ini adalah saat di mana para tahanan kita sekarang menyaksikan: Pelukan Anda dengan Ali yang merupakan hasil dari penyelundupan sperma dan yang sekarang berusia 5 tahun," kata tuan rumah PA TV.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1425 seconds (0.1#10.140)