Perusahaan Mesir Raup Rp32 Miliar per Hari dari Warga Palestina yang Tinggalkan Gaza

Kamis, 02 Mei 2024 - 19:01 WIB
loading...
Perusahaan Mesir Raup...
Pengusaha Mesir dan pemimpin suku Ibrahim al-Organi mempresentasikan proyeknya kepada Presiden Abdel Fattah el-Sisi selama acara kampanye presiden, Mei 2014. Foto/Mehwar TV/MEE
A A A
RAFAH - Perusahaan milik pengusaha berpengaruh Mesir dan sekutu Presiden Abdel Fattah el-Sisi menghasilkan sekitar USD2 juta (Rp32 miliar) per hari dari warga Palestina yang melarikan diri dari perang Israel di Gaza.

Kabar itu diungkap Middle East Eye (MEE) di tengah genosida yang dilakukan Israel di Jalur Gaza.

Hala Consulting and Tourism Services, perusahaan yang dimiliki pemimpin suku Sinai dan taipan bisnis Ibrahim al-Organi, telah membebankan biaya kepada warga Palestina yang menyeberang dari Rafah Gaza ke Mesir setidaknya USD5.000 per orang dewasa dan USD2.500 untuk anak-anak di bawah 16 tahun.

Mereka memonopoli penyediaan layanan transfer di penyeberangan Rafah, satu-satunya pintu keluar Gaza yang tidak berbatasan dengan Israel dan satu-satunya rute keluar dari wilayah pesisir bagi warga Palestina.

Dalam tiga bulan terakhir saja, perusahaan tersebut diperkirakan telah menghasilkan minimal USD118 juta, atau 5,6 miliar pound Mesir, dari warga Palestina yang putus asa yang berusaha meninggalkan Gaza yang dilanda perang.

Meskipun media internasional mengawasi Hala dan Organi dalam beberapa bulan terakhir, termasuk sejumlah laporan Middle East Eye, perusahaan tersebut menggandakan keuntungannya dari warga Palestina pada bulan April, dengan rata-rata biaya harian melebihi USD2 juta.

Analisis MEE terhadap daftar wisatawan yang dipublikasikan secara online oleh Hala mengungkapkan bulan lalu perusahaan tersebut mungkin telah memperoleh setidaknya USD58 juta dari sekitar 10.136 orang dewasa dan 2.910 anak-anak yang melintasi perbatasan melalui “daftar VIP” miliknya.

Rata-rata harian sebesar USD2 juta per hari di bulan April kira-kira dua kali lipat dari perkiraan pendapatan harian di bulan Maret.



Pendapatan terbesar yang tercatat pada bulan April terjadi pada hari Selasa (30/4/2024), ketika Hala tampaknya menghasilkan setidaknya USD2,3 juta pada hari itu saja dari pengungsi Palestina.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1728 seconds (0.1#10.140)