5 Kesalahan Militer Rusia Sejak Menginvasi Ukraina

Kamis, 07 September 2023 - 08:08 WIB
loading...
A A A
Pasukan Rusia telah berjuang sepanjang konflik dengan perang tank, mengulangi kesalahan mencolok yang sama di berbagai pertempuran.

Pada lebih dari satu kesempatan, Rusia mengirimkan barisan tank yang tidak terlindungi untuk melakukan penyergapan di Ukraina, yang mengakibatkan kerugian kendaraan yang signifikan, bahkan berjumlah lebih dari 100 kendaraan dalam beberapa insiden. Pertama di Kiev, lalu di Bucha, dan di Vuhledar, bangkai tank yang terbakar berserakan di medan perang.

Pakar militer pada bulan Maret mengatakan kepada Insider bahwa Rusia gagal memberikan tembakan dukungan kepada tank-tanknya dalam pertempuran dan membiarkan mereka berada di tempat terbuka, membuat mereka rentan terhadap rudal anti-tank Javelin milik Ukraina. Pasukan Rusia juga mengarahkan tank mereka langsung melewati ladang ranjau, menyebabkan tank tersebut meledak.

"Negara ini berjuang untuk membuktikan diri mampu beradaptasi, mengabaikan akal sehat dalam beberapa insiden terkait tank dan gagal mengintegrasikan tank-tanknya dengan senjata gabungan," kata pakar militer kepada Insider pada bulan Maret.

Perkiraan bulan Maret dari para pejabat pertahanan Barat menunjukkan bahwa Rusia telah kehilangan setengah dari tank tempur utamanya di Ukraina, atau bahkan lebih, dan perkiraan kerugian terus bertambah sejak saat itu.

3. Serangan HIMARS

5 Kesalahan Militer Rusia Sejak Menginvasi Ukraina

Foto: Ilustrasi

Serangkaian serangan HIMARS yang tampaknya dapat dicegah dan serangan serupa kemungkinan besar telah memusnahkan ratusan tentara Rusia dalam beberapa bulan terakhir

Pada bulan Januari, serangkaian kesalahan komando Rusia menyebabkan pasukan berada dalam posisi rentan yang pada akhirnya menyebabkan kematian mereka. Ukraina menggunakan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) untuk menyerang posisi Rusia selama liburan Tahun Baru di Makiivka, sebuah kota yang diduduki Ukraina di timur.

Rusia mengkonfirmasi setidaknya 90 tentara tewas dalam serangan itu, sementara Ukraina memperkirakan jumlah korban tewas mendekati 400 orang. Insiden tersebut memicu kritik terhadap kepemimpinan militer Moskow, dengan blogger militer menuduh Kremlin menempatkan pasukan di dekat tempat penyimpanan amunisi, sehingga memungkinkan mereka menggunakan telepon seluler yang memancarkan data lokasi, dan menempatkannya dalam jangkauan tembak senjata Ukraina.

Pakar keamanan pada saat itu mengatakan kepada Insider bahwa insiden tersebut menunjukkan ketidakmampuan Rusia untuk menempatkan dan memimpin pasukan dengan aman di zona pertempuran.

Kemudian pada bulan Juni, muncul laporan bahwa pasukan Rusia dalam jumlah besar diserang ketika berada di dekat garis depan dan dalam jangkauan artileri 155mm Ukraina serta senjata presisi jarak jauh seperti HIMARS dan Storm Shadow.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0968 seconds (0.1#10.140)