China Diduga Tangkap Lebih dari 1.000 Anggota Gereja Terlarang di 3 Provinsi
loading...
A
A
A
Kepolisian China fokus pada penangkapan para pemimpin dan pekerja aktif dalam upaya memberantas CAG sepenuhnya.
"Kali ini, kami mencoba menangkap para pemimpin (CAG) dari beberapa daerah ke distrik yang lebih kecil, dan kemudian ke gereja lokal. Intensitas penangkapan akan terus meningkat," kata seorang petugas saat menginterogasi anggota CAG, dalam keterangan yang didapat Bitter Winter.
Seorang anggota CAG yang telah dibebaskan mengungkapkan bahwa di ruangan yang bersebelahan dengan tempat dirinya ditahan, seorang pemimpin gereja disiksa dan dianiaya selama lima hari. Belakangan, pemimpin gereja lainnya juga dikurung dan disiksa. "Saya bisa mendengar teriakannya," ucap saksi mata tersebut.
Satu lagi anggota CAG yang berusia di atas 60 tahun dilaporkan meninggal dunia secara mendadak, tiga hari setelah dipenjara. Pihak berwenang China mengeklaim bahwa dia tewas gantung diri. Tetapi setelah pihak keluarga melihat jenazahnya, mereka melaporkan ke Bitter Winter bahwa tidak ada bekas jeratan di bagian leher, tetapi ada luka di kepala dan ada darah yang terlihat di bagian matanya—dua indikator utama dari dugaan penyiksaan.
Laporan lain menyebutkan bahwa banyak dari mereka yang ditangkap sudah diawasi ketat sejak satu atau dua tahun sebelum penangkapan. Beberapa “orang dalam” pemerintah China mengungkapkan kepada Bitter Winter bahwa pada 31 Agustus 2022, otoritas Provinsi Zhejiang dan Fujian bersama-sama meluncurkan "Operasi 831”, istilah untuk operasi yang secara komprehensif mengikuti dan melacak anggota CAG dengan menggunakan pengawasan berteknologi tinggi, inspeksi sistem Skynet, dan pelacakan manual.
Operasi ini membuat komunitas CAG tidak bisa bersembunyi. Polisi China juga menyewa agen rahasia untuk menyusup ke gereja dengan berpura-pura tertarik dengan ajaran CAG. Mereka menyurvei situasi di gereja-gereja tersebut dan kemudian melakukan penangkapan.
Seperti dilaporkan kepada Bitter Winter, selama interogasi, seorang polisi berkata, "Ke mana Anda pergi, momen Anda masuk dan keluar dari suatu tempat, semuanya sangat transparan bagi kami. Anda pikir Anda sudah sangat berhati-hati, tetapi kami dapat melihat aktivitas Anda semua."
Dia juga berkata, "Pemerintah telah memperoleh banyak peralatan pengawasan canggih hanya untuk menangkap orang-orang seperti Anda. Kami dapat mengidentifikasi Anda, bahkan hanya lewat topi atau topeng Anda."
Anggota CAG lain yang telah dibebaskan mengatakan, "Ketika saya ditangkap, saya menyadari bahwa polisi telah menggunakan drone untuk mengunci pergerakan saya, dan kemudian menangkap semua kerabat yang berhubungan dengan saya."
Menurut sejumlah laporan, mayoritas anggota CAG yang ditahan dalam operasi penangkapan ini dipaksa mengikuti kursus indoktrinasi berat, yang umumnya diadakan di lokasi seperti hotel dan resor pedesaan, dan skema ini dirahasiakan dari publik. PKC dilaporkan mengundang para ahli indoktrinasi, profesor tingkat tinggi di bidang psikologi, dan konsultan hukum.
"Kali ini, kami mencoba menangkap para pemimpin (CAG) dari beberapa daerah ke distrik yang lebih kecil, dan kemudian ke gereja lokal. Intensitas penangkapan akan terus meningkat," kata seorang petugas saat menginterogasi anggota CAG, dalam keterangan yang didapat Bitter Winter.
Seorang anggota CAG yang telah dibebaskan mengungkapkan bahwa di ruangan yang bersebelahan dengan tempat dirinya ditahan, seorang pemimpin gereja disiksa dan dianiaya selama lima hari. Belakangan, pemimpin gereja lainnya juga dikurung dan disiksa. "Saya bisa mendengar teriakannya," ucap saksi mata tersebut.
Satu lagi anggota CAG yang berusia di atas 60 tahun dilaporkan meninggal dunia secara mendadak, tiga hari setelah dipenjara. Pihak berwenang China mengeklaim bahwa dia tewas gantung diri. Tetapi setelah pihak keluarga melihat jenazahnya, mereka melaporkan ke Bitter Winter bahwa tidak ada bekas jeratan di bagian leher, tetapi ada luka di kepala dan ada darah yang terlihat di bagian matanya—dua indikator utama dari dugaan penyiksaan.
Laporan lain menyebutkan bahwa banyak dari mereka yang ditangkap sudah diawasi ketat sejak satu atau dua tahun sebelum penangkapan. Beberapa “orang dalam” pemerintah China mengungkapkan kepada Bitter Winter bahwa pada 31 Agustus 2022, otoritas Provinsi Zhejiang dan Fujian bersama-sama meluncurkan "Operasi 831”, istilah untuk operasi yang secara komprehensif mengikuti dan melacak anggota CAG dengan menggunakan pengawasan berteknologi tinggi, inspeksi sistem Skynet, dan pelacakan manual.
Operasi ini membuat komunitas CAG tidak bisa bersembunyi. Polisi China juga menyewa agen rahasia untuk menyusup ke gereja dengan berpura-pura tertarik dengan ajaran CAG. Mereka menyurvei situasi di gereja-gereja tersebut dan kemudian melakukan penangkapan.
Seperti dilaporkan kepada Bitter Winter, selama interogasi, seorang polisi berkata, "Ke mana Anda pergi, momen Anda masuk dan keluar dari suatu tempat, semuanya sangat transparan bagi kami. Anda pikir Anda sudah sangat berhati-hati, tetapi kami dapat melihat aktivitas Anda semua."
Dia juga berkata, "Pemerintah telah memperoleh banyak peralatan pengawasan canggih hanya untuk menangkap orang-orang seperti Anda. Kami dapat mengidentifikasi Anda, bahkan hanya lewat topi atau topeng Anda."
Anggota CAG lain yang telah dibebaskan mengatakan, "Ketika saya ditangkap, saya menyadari bahwa polisi telah menggunakan drone untuk mengunci pergerakan saya, dan kemudian menangkap semua kerabat yang berhubungan dengan saya."
Praktik Indoktrinasi
Menurut sejumlah laporan, mayoritas anggota CAG yang ditahan dalam operasi penangkapan ini dipaksa mengikuti kursus indoktrinasi berat, yang umumnya diadakan di lokasi seperti hotel dan resor pedesaan, dan skema ini dirahasiakan dari publik. PKC dilaporkan mengundang para ahli indoktrinasi, profesor tingkat tinggi di bidang psikologi, dan konsultan hukum.