China Diduga Tangkap Lebih dari 1.000 Anggota Gereja Terlarang di 3 Provinsi
loading...
A
A
A
BEIJING - Partai Komunis China (PKC) baru-baru ini melakukan operasi penangkapan terkoordinasi terhadap anggota dari The Church of Almighty God (CAG), gerakan agama Kristen terbesar di China.
Menurut keterangan salah satu anggota CAG kepada majalah daring Bitter Winter, operasi penangkapan terparah terjadi di Provinsi Zhejiang, Fujian, dan Jiangsu.
PKC telah melarang CAG—atau biasa juga disebut Eastern Lightning—karena dianggap memiliki ajaran dan sikap yang bertentangan dengan nilai-nilai pemerintah China.
Menurut laporan South China Morning Post (SCMP) pada Mei lalu, Amerika Serikat (AS) menuduh China telah memenjarakan sebanyak 10.000 orang atau lebih sepanjang 2022 dalam kampanye penindasan yang luas terhadap kepercayaan agama. Disebutkan bahwa tindakan China ini bertujuan membawa semua aktivitas teologis di bawah kendali PKC.
Estimasi dari jumlah orang yang dipenjara terkait grup agama di China berkisar dari ribuan hingga lebih dari 10.000. Angka tersebut tercantum dalam Laporan Kebebasan Beragama Internasional Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, yang telah diterbitkan setiap tahun sejak 1999 dan mencakup hampir 200 negara.
Bagian laporan tentang China mengacu pada laporan dari kelompok advokasi hak asasi manusia (HAM), termasuk Freedom House dan juga The Church of Almighty God. Ada juga informasi publik dari pemerintah China di laporan Kementerian Luar Negeri AS tersebut.
Sementara itu, pada 15 Juni lalu, hanya dalam satu hari, setidaknya 1.043 anggota CAG di Provinsi Zhejiang telah ditahan, dan hingga saat ini 408 lainnya masih dalam tahanan, terancam menghadapi tuntutan serta hukuman. Satu anggota meninggal dunia hanya tiga hari setelah penangkapannya.
“Orang dalam” di pemerintah Provinsi Zhejiang mengatakan kepada Bitter Winter bahwa operasi penangkapan terkoordinasi ini telah direncanakan hingga setahun lalu. Pada malam 14 Juni, Biro Keamanan Umum Zhejiang mengeluarkan perintah langsung, memberikan daftar penangkapan ke departemen Biro Keamanan Umum di berbagai kotamadya.
Petugas dari keamanan publik, keamanan nasional, polisi bersenjata, dan polisi pasukan khusus melakukan operasi gabungan untuk menangkap anggota CAG. Di kota Hangzhou, 189 dari mereka ditangkap hanya dalam satu hari. Sebanyak 170 anggota CAG ditangkap di kota Wenzhou, dan lebih dari 100 lainnya di kota Jinhua dan Quzhou.
Kepolisian China fokus pada penangkapan para pemimpin dan pekerja aktif dalam upaya memberantas CAG sepenuhnya.
"Kali ini, kami mencoba menangkap para pemimpin (CAG) dari beberapa daerah ke distrik yang lebih kecil, dan kemudian ke gereja lokal. Intensitas penangkapan akan terus meningkat," kata seorang petugas saat menginterogasi anggota CAG, dalam keterangan yang didapat Bitter Winter.
Seorang anggota CAG yang telah dibebaskan mengungkapkan bahwa di ruangan yang bersebelahan dengan tempat dirinya ditahan, seorang pemimpin gereja disiksa dan dianiaya selama lima hari. Belakangan, pemimpin gereja lainnya juga dikurung dan disiksa. "Saya bisa mendengar teriakannya," ucap saksi mata tersebut.
Satu lagi anggota CAG yang berusia di atas 60 tahun dilaporkan meninggal dunia secara mendadak, tiga hari setelah dipenjara. Pihak berwenang China mengeklaim bahwa dia tewas gantung diri. Tetapi setelah pihak keluarga melihat jenazahnya, mereka melaporkan ke Bitter Winter bahwa tidak ada bekas jeratan di bagian leher, tetapi ada luka di kepala dan ada darah yang terlihat di bagian matanya—dua indikator utama dari dugaan penyiksaan.
Laporan lain menyebutkan bahwa banyak dari mereka yang ditangkap sudah diawasi ketat sejak satu atau dua tahun sebelum penangkapan. Beberapa “orang dalam” pemerintah China mengungkapkan kepada Bitter Winter bahwa pada 31 Agustus 2022, otoritas Provinsi Zhejiang dan Fujian bersama-sama meluncurkan "Operasi 831”, istilah untuk operasi yang secara komprehensif mengikuti dan melacak anggota CAG dengan menggunakan pengawasan berteknologi tinggi, inspeksi sistem Skynet, dan pelacakan manual.
Operasi ini membuat komunitas CAG tidak bisa bersembunyi. Polisi China juga menyewa agen rahasia untuk menyusup ke gereja dengan berpura-pura tertarik dengan ajaran CAG. Mereka menyurvei situasi di gereja-gereja tersebut dan kemudian melakukan penangkapan.
Seperti dilaporkan kepada Bitter Winter, selama interogasi, seorang polisi berkata, "Ke mana Anda pergi, momen Anda masuk dan keluar dari suatu tempat, semuanya sangat transparan bagi kami. Anda pikir Anda sudah sangat berhati-hati, tetapi kami dapat melihat aktivitas Anda semua."
Dia juga berkata, "Pemerintah telah memperoleh banyak peralatan pengawasan canggih hanya untuk menangkap orang-orang seperti Anda. Kami dapat mengidentifikasi Anda, bahkan hanya lewat topi atau topeng Anda."
Anggota CAG lain yang telah dibebaskan mengatakan, "Ketika saya ditangkap, saya menyadari bahwa polisi telah menggunakan drone untuk mengunci pergerakan saya, dan kemudian menangkap semua kerabat yang berhubungan dengan saya."
Menurut sejumlah laporan, mayoritas anggota CAG yang ditahan dalam operasi penangkapan ini dipaksa mengikuti kursus indoktrinasi berat, yang umumnya diadakan di lokasi seperti hotel dan resor pedesaan, dan skema ini dirahasiakan dari publik. PKC dilaporkan mengundang para ahli indoktrinasi, profesor tingkat tinggi di bidang psikologi, dan konsultan hukum.
Pejabat daerah juga dipekerjakan untuk bertindak sebagai pendamping. Mereka memaksa penganut CAG untuk menonton video yang memuji PKC dan mencoba menanamkan berbagai macam ide ateisme kepada mereka. Para anggota CAG juga dipaksa menandatangani "tiga huruf”, yaitu "pertobatan, jaminan, dan perpisahan" untuk mengkhianati keyakinan mereka.
"Mereka memaksa kami untuk menonton video itu setiap hari, melaporkan pemikiran kami, dan mengutuk Tuhan Yang Mahakuasa, setiap hari!" ucap salah seorang anggota CAG. Menurut informan ini, mereka dilarang beribadah, diawasi saat makan dan tidur, serta dihina dan dipermalukan selama kelas indoktrinasi.
Banyak yang disiksa karena menolak bekerja sama dengan indoktrinasi. "Jika kami tidak mengaku, polisi tidak akan mengizinkan kami untuk tidur, dalam upaya untuk mematahkan semangat kami," ungkap anggota CAG lainnya.
Operasi penangkapan masih berlangsung hingga kini, dan penganiayaan sama parahnya juga terjadi di daerah lain. Dalam laporan Bitter Winter, pada sore hari 13 Juli lalu, seorang anggota CAG di provinsi Jiangsu melarikan diri dari ruang bawah tanah tempat dia ditahan. Setelah dikejar polisi dan tidak bisa melarikan diri lalu, dia tewas setelah terpaksa melompat dari lantai sebelas sebuah gedung.
Ada laporan lain yang menyebutkan bahwa otoritas China akan melakukan operasi penangkapan CAG gelombang kedua dan ketiga tahun ini. CAG hingga kini masih menjadi gerakan keagamaan paling teraniaya di China.
Pemerintah China secara resmi belum berkomentar atas operasi penangkapan massal terhadap komunitas CAG.
Menurut keterangan salah satu anggota CAG kepada majalah daring Bitter Winter, operasi penangkapan terparah terjadi di Provinsi Zhejiang, Fujian, dan Jiangsu.
PKC telah melarang CAG—atau biasa juga disebut Eastern Lightning—karena dianggap memiliki ajaran dan sikap yang bertentangan dengan nilai-nilai pemerintah China.
Menurut laporan South China Morning Post (SCMP) pada Mei lalu, Amerika Serikat (AS) menuduh China telah memenjarakan sebanyak 10.000 orang atau lebih sepanjang 2022 dalam kampanye penindasan yang luas terhadap kepercayaan agama. Disebutkan bahwa tindakan China ini bertujuan membawa semua aktivitas teologis di bawah kendali PKC.
Estimasi dari jumlah orang yang dipenjara terkait grup agama di China berkisar dari ribuan hingga lebih dari 10.000. Angka tersebut tercantum dalam Laporan Kebebasan Beragama Internasional Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, yang telah diterbitkan setiap tahun sejak 1999 dan mencakup hampir 200 negara.
Bagian laporan tentang China mengacu pada laporan dari kelompok advokasi hak asasi manusia (HAM), termasuk Freedom House dan juga The Church of Almighty God. Ada juga informasi publik dari pemerintah China di laporan Kementerian Luar Negeri AS tersebut.
Sementara itu, pada 15 Juni lalu, hanya dalam satu hari, setidaknya 1.043 anggota CAG di Provinsi Zhejiang telah ditahan, dan hingga saat ini 408 lainnya masih dalam tahanan, terancam menghadapi tuntutan serta hukuman. Satu anggota meninggal dunia hanya tiga hari setelah penangkapannya.
“Orang dalam” di pemerintah Provinsi Zhejiang mengatakan kepada Bitter Winter bahwa operasi penangkapan terkoordinasi ini telah direncanakan hingga setahun lalu. Pada malam 14 Juni, Biro Keamanan Umum Zhejiang mengeluarkan perintah langsung, memberikan daftar penangkapan ke departemen Biro Keamanan Umum di berbagai kotamadya.
China Memberantas CAG
Petugas dari keamanan publik, keamanan nasional, polisi bersenjata, dan polisi pasukan khusus melakukan operasi gabungan untuk menangkap anggota CAG. Di kota Hangzhou, 189 dari mereka ditangkap hanya dalam satu hari. Sebanyak 170 anggota CAG ditangkap di kota Wenzhou, dan lebih dari 100 lainnya di kota Jinhua dan Quzhou.
Kepolisian China fokus pada penangkapan para pemimpin dan pekerja aktif dalam upaya memberantas CAG sepenuhnya.
"Kali ini, kami mencoba menangkap para pemimpin (CAG) dari beberapa daerah ke distrik yang lebih kecil, dan kemudian ke gereja lokal. Intensitas penangkapan akan terus meningkat," kata seorang petugas saat menginterogasi anggota CAG, dalam keterangan yang didapat Bitter Winter.
Seorang anggota CAG yang telah dibebaskan mengungkapkan bahwa di ruangan yang bersebelahan dengan tempat dirinya ditahan, seorang pemimpin gereja disiksa dan dianiaya selama lima hari. Belakangan, pemimpin gereja lainnya juga dikurung dan disiksa. "Saya bisa mendengar teriakannya," ucap saksi mata tersebut.
Satu lagi anggota CAG yang berusia di atas 60 tahun dilaporkan meninggal dunia secara mendadak, tiga hari setelah dipenjara. Pihak berwenang China mengeklaim bahwa dia tewas gantung diri. Tetapi setelah pihak keluarga melihat jenazahnya, mereka melaporkan ke Bitter Winter bahwa tidak ada bekas jeratan di bagian leher, tetapi ada luka di kepala dan ada darah yang terlihat di bagian matanya—dua indikator utama dari dugaan penyiksaan.
Laporan lain menyebutkan bahwa banyak dari mereka yang ditangkap sudah diawasi ketat sejak satu atau dua tahun sebelum penangkapan. Beberapa “orang dalam” pemerintah China mengungkapkan kepada Bitter Winter bahwa pada 31 Agustus 2022, otoritas Provinsi Zhejiang dan Fujian bersama-sama meluncurkan "Operasi 831”, istilah untuk operasi yang secara komprehensif mengikuti dan melacak anggota CAG dengan menggunakan pengawasan berteknologi tinggi, inspeksi sistem Skynet, dan pelacakan manual.
Operasi ini membuat komunitas CAG tidak bisa bersembunyi. Polisi China juga menyewa agen rahasia untuk menyusup ke gereja dengan berpura-pura tertarik dengan ajaran CAG. Mereka menyurvei situasi di gereja-gereja tersebut dan kemudian melakukan penangkapan.
Seperti dilaporkan kepada Bitter Winter, selama interogasi, seorang polisi berkata, "Ke mana Anda pergi, momen Anda masuk dan keluar dari suatu tempat, semuanya sangat transparan bagi kami. Anda pikir Anda sudah sangat berhati-hati, tetapi kami dapat melihat aktivitas Anda semua."
Dia juga berkata, "Pemerintah telah memperoleh banyak peralatan pengawasan canggih hanya untuk menangkap orang-orang seperti Anda. Kami dapat mengidentifikasi Anda, bahkan hanya lewat topi atau topeng Anda."
Anggota CAG lain yang telah dibebaskan mengatakan, "Ketika saya ditangkap, saya menyadari bahwa polisi telah menggunakan drone untuk mengunci pergerakan saya, dan kemudian menangkap semua kerabat yang berhubungan dengan saya."
Praktik Indoktrinasi
Menurut sejumlah laporan, mayoritas anggota CAG yang ditahan dalam operasi penangkapan ini dipaksa mengikuti kursus indoktrinasi berat, yang umumnya diadakan di lokasi seperti hotel dan resor pedesaan, dan skema ini dirahasiakan dari publik. PKC dilaporkan mengundang para ahli indoktrinasi, profesor tingkat tinggi di bidang psikologi, dan konsultan hukum.
Pejabat daerah juga dipekerjakan untuk bertindak sebagai pendamping. Mereka memaksa penganut CAG untuk menonton video yang memuji PKC dan mencoba menanamkan berbagai macam ide ateisme kepada mereka. Para anggota CAG juga dipaksa menandatangani "tiga huruf”, yaitu "pertobatan, jaminan, dan perpisahan" untuk mengkhianati keyakinan mereka.
"Mereka memaksa kami untuk menonton video itu setiap hari, melaporkan pemikiran kami, dan mengutuk Tuhan Yang Mahakuasa, setiap hari!" ucap salah seorang anggota CAG. Menurut informan ini, mereka dilarang beribadah, diawasi saat makan dan tidur, serta dihina dan dipermalukan selama kelas indoktrinasi.
Banyak yang disiksa karena menolak bekerja sama dengan indoktrinasi. "Jika kami tidak mengaku, polisi tidak akan mengizinkan kami untuk tidur, dalam upaya untuk mematahkan semangat kami," ungkap anggota CAG lainnya.
Operasi penangkapan masih berlangsung hingga kini, dan penganiayaan sama parahnya juga terjadi di daerah lain. Dalam laporan Bitter Winter, pada sore hari 13 Juli lalu, seorang anggota CAG di provinsi Jiangsu melarikan diri dari ruang bawah tanah tempat dia ditahan. Setelah dikejar polisi dan tidak bisa melarikan diri lalu, dia tewas setelah terpaksa melompat dari lantai sebelas sebuah gedung.
Ada laporan lain yang menyebutkan bahwa otoritas China akan melakukan operasi penangkapan CAG gelombang kedua dan ketiga tahun ini. CAG hingga kini masih menjadi gerakan keagamaan paling teraniaya di China.
Pemerintah China secara resmi belum berkomentar atas operasi penangkapan massal terhadap komunitas CAG.
(mas)