1.700 Staf, Alumni dan Akademisi Universitas Cambridge Dukung Kamp Bela Gaza
loading...
A
A
A
LONDON - Lebih dari 1.700 staf, alumni, dan mahasiswa Universitas Cambridge menandatangani surat terbuka yang menyatakan dukungan bagi pengunjuk rasa yang mendirikan kamp protes awal pekan ini.
Para pengunjuk rasa menyerukan universitas tersebut mengakhiri potensi keterlibatan dalam perang Israel di Gaza.
Pada Senin (6/5/2024), sekitar seratus mahasiswa berkumpul di luar King's College Cambridge, di mana mereka mendirikan tenda dan menuntut lembaga tersebut berkomitmen melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam perang Israel.
Mereka bergabung dengan mahasiswa di lebih dari seratus universitas di seluruh dunia yang telah melakukan gerakan protes serupa.
Penyelenggara perkemahan mengatakan kepada Middle East Eye bahwa mereka menuntut, “Universitas Cambridge mengungkapkan semua hubungannya dengan perusahaan dan institusi yang terlibat dalam pembersihan etnis yang sedang berlangsung di Palestina.”
Mereka ingin universitas mengakhiri semua hubungan semacam itu, mendukung mahasiswa dan akademisi Palestina, dan berkomitmen melindungi kebebasan akademik.
Surat terbuka tersebut, yang ditulis sekelompok akademisi Cambridge dan diterbitkan pada hari Kamis, mengungkapkan, “Solidaritas dengan mahasiswa Cambridge saat mereka meluncurkan perkemahan untuk memprotes hubungan universitas tersebut dengan perang genosida Israel di Gaza.”
Surat tersebut mengatakan, “Para mahasiswa yang melakukan protes bergabung dengan tradisi perjuangan emansipatoris yang mengagumkan yang mencakup protes mahasiswa sebelumnya terhadap apartheid Afrika Selatan dan perang di Vietnam.”
Para akademisi juga menyatakan, “Dukungannya terhadap hak siswa kami untuk bebas berekspresi dan melakukan protes dan memuji keberanian mereka dalam membawa perdebatan mendesak di luar lingkungan kelas untuk melakukan intervensi dalam momen bencana di mana kita menyaksikan terkikisnya prinsip-prinsip hak asasi manusia dan demokrasi."
Para pengunjuk rasa menyerukan universitas tersebut mengakhiri potensi keterlibatan dalam perang Israel di Gaza.
Pada Senin (6/5/2024), sekitar seratus mahasiswa berkumpul di luar King's College Cambridge, di mana mereka mendirikan tenda dan menuntut lembaga tersebut berkomitmen melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam perang Israel.
Mereka bergabung dengan mahasiswa di lebih dari seratus universitas di seluruh dunia yang telah melakukan gerakan protes serupa.
Penyelenggara perkemahan mengatakan kepada Middle East Eye bahwa mereka menuntut, “Universitas Cambridge mengungkapkan semua hubungannya dengan perusahaan dan institusi yang terlibat dalam pembersihan etnis yang sedang berlangsung di Palestina.”
Mereka ingin universitas mengakhiri semua hubungan semacam itu, mendukung mahasiswa dan akademisi Palestina, dan berkomitmen melindungi kebebasan akademik.
Surat terbuka tersebut, yang ditulis sekelompok akademisi Cambridge dan diterbitkan pada hari Kamis, mengungkapkan, “Solidaritas dengan mahasiswa Cambridge saat mereka meluncurkan perkemahan untuk memprotes hubungan universitas tersebut dengan perang genosida Israel di Gaza.”
Surat tersebut mengatakan, “Para mahasiswa yang melakukan protes bergabung dengan tradisi perjuangan emansipatoris yang mengagumkan yang mencakup protes mahasiswa sebelumnya terhadap apartheid Afrika Selatan dan perang di Vietnam.”
Para akademisi juga menyatakan, “Dukungannya terhadap hak siswa kami untuk bebas berekspresi dan melakukan protes dan memuji keberanian mereka dalam membawa perdebatan mendesak di luar lingkungan kelas untuk melakukan intervensi dalam momen bencana di mana kita menyaksikan terkikisnya prinsip-prinsip hak asasi manusia dan demokrasi."