AS, Filipina, dan Australia Tembak dan Tenggelamkan Kapal Perang Buatan China

Jum'at, 10 Mei 2024 - 08:31 WIB
loading...
AS, Filipina, dan Australia...
BRP Lake Caliraya, kapal perang buatan China dijadikan target empuk untuk ditenggelamkan AS, Filipina, dan Australia dalam latihan perang gabungan. Foto/via TradeWinds
A A A
MANILA - Amerika Serikat (AS), Filipina, dan Australia telah menembak dan menenggelamkan kapal perang buatan China. Kapal tersebut dijadikan target empuk dalam latihan perang ketika Beijing meningkatkan klaim teritorialnya di Laut China Selatan.

Aset darat, udara, dan laut menghantam BRP Lake Caliraya berukuran 325 kaki—sebuah kapal perang yang sebelumnya diperoleh Angkatan Laut Filipina dari China—di lepas pantai barat provinsi Ilocos Norte yang menghadap Taiwan pada Rabu pagi.

Latihan perang tersebut, yang dijuluki SINKEX, adalah bagian dari latihan Balikatan selama berminggu-minggu yang diadakan setiap tahun antara AS dan Filipina. Edisi tahun ini, yang terbesar, melibatkan sekitar 17.000 personel angkatan bersenjata, termasuk dari Australia dan Prancis.



Latihan ini berlangsung di tengah meningkatnya perselisihan antara Beijing dan sekutu perjanjian pertahanan AS; Manila.

China mengeklaim kedaulatan atas sebagian besar Laut China Selatan, termasuk wilayah dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) Filipina yang diakui secara internasional.

Klaim Beijing itu telah menyebabkan ketegangan yang semakin meningkat selama setahun terakhir di perairan yang disengketakan, termasuk dua konflik pada bulan Maret yang menyebabkan beberapa pelaut Filipina terluka.

“Dengan menggabungkan sebanyak mungkin platform penginderaan dan penembakan gabungan, tujuan latihan serangan maritim ini adalah untuk menguji dan memvalidasi jaringan tembakan gabungan tersebut,” demikian bunyi pernyataan Komando Indo-Pasifik AS pada latihan serangan maritim tersebut, seperti dikutip Newsweek, Jumat (10/5/2024).

Setelah dua jam, BRP Lake Caliraya tenggelam di bawah gelombang pada pukul 10.49. Menurut pernyataan militer AS, kapal perang buatan China tersebut tetap mengapung selama mungkin untuk "memaksimalkan nilai pelatihan".

“Kami tahu betapa mematikan dan kemampuan amunisi kami untuk menenggelamkan sasaran maritim,” kata Kolonel Marinir AS Douglas Krugman.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1581 seconds (0.1#10.140)