Pusat Astronomi Internasional UEA: Ramadan Kemungkinan Jatuh Pada 23 Maret
loading...
A
A
A
ABU DHABI - Bulan suci Ramadan kemungkinan besar akan jatuh pada 23 Maret. Hal itu dikatakan oleh Pusat Astronomi Internasional Uni Emirat Arab (UEA).
Dikatakan oleh badan itu, negara-negara yang menandai awal bulan Syaban pada 21 Februari akan mulai memantau hilal, yang menandai awal bulan suci Ramadan, pada 21 Maret. Namun mereka tidak akan dapat melihatnya karena bulan akan terbenam sebelum matahari.
"Karenanya negara-negara ini akan mengakhiri bulan Syaban (Rabu 22 Maret), dan 23 Maret akan menjadi hari pertama Ramadan," tambahnya seperti dikutip dari Al Arabiya, Minggu (12/3/2023).
Sementara itu, negara-negara yang menandai awal Syaban pada 22 Februari, seperti Iran, Oman, dan Yordania, mungkin dapat melihat hilal pada 22 Maret.
“Negara-negara di bagian timur dunia akan dapat melihatnya menggunakan teleskop. Negara-negara di Asia Tengah, Eropa Timur, dan Afrika Selatan mungkin dapat melihatnya dengan mata telanjang sementara negara-negara di Asia Barat, sebagian besar Afrika, Eropa Barat, dan Amerika relatif mudah melihatnya dengan mata telanjang,” kata badan itu.
“Sebagian besar negara ini juga akan menandai hari pertama Ramadan pada 23 Maret,” tambahnya.
Badan tersebut, bagaimanapun, mencatat bahwa India, Bangladesh dan Pakistan mungkin tidak dapat melihat hilal pada 22 Maret dan karenanya akan menandai hari pertama Ramadan pada 24 Maret.
Awal Ramadan berubah setiap tahun berdasarkan kalender Islam, yang terdiri dari 12 bulan dengan total 354 atau 355 hari. Hal ini menyebabkan bulan puasa bergerak maju menjadi 10 hari lebih awal setiap tahunnya dalam penanggalan Masehi.
Dikatakan oleh badan itu, negara-negara yang menandai awal bulan Syaban pada 21 Februari akan mulai memantau hilal, yang menandai awal bulan suci Ramadan, pada 21 Maret. Namun mereka tidak akan dapat melihatnya karena bulan akan terbenam sebelum matahari.
"Karenanya negara-negara ini akan mengakhiri bulan Syaban (Rabu 22 Maret), dan 23 Maret akan menjadi hari pertama Ramadan," tambahnya seperti dikutip dari Al Arabiya, Minggu (12/3/2023).
Sementara itu, negara-negara yang menandai awal Syaban pada 22 Februari, seperti Iran, Oman, dan Yordania, mungkin dapat melihat hilal pada 22 Maret.
“Negara-negara di bagian timur dunia akan dapat melihatnya menggunakan teleskop. Negara-negara di Asia Tengah, Eropa Timur, dan Afrika Selatan mungkin dapat melihatnya dengan mata telanjang sementara negara-negara di Asia Barat, sebagian besar Afrika, Eropa Barat, dan Amerika relatif mudah melihatnya dengan mata telanjang,” kata badan itu.
“Sebagian besar negara ini juga akan menandai hari pertama Ramadan pada 23 Maret,” tambahnya.
Badan tersebut, bagaimanapun, mencatat bahwa India, Bangladesh dan Pakistan mungkin tidak dapat melihat hilal pada 22 Maret dan karenanya akan menandai hari pertama Ramadan pada 24 Maret.
Awal Ramadan berubah setiap tahun berdasarkan kalender Islam, yang terdiri dari 12 bulan dengan total 354 atau 355 hari. Hal ini menyebabkan bulan puasa bergerak maju menjadi 10 hari lebih awal setiap tahunnya dalam penanggalan Masehi.
(ian)