Saat Gaza dan Beirut Hancur Lebur, Kota di Arab Ini Justru Diserbu Investor

Rabu, 23 Oktober 2024 - 20:58 WIB
loading...
Saat Gaza dan Beirut...
Dubai dibanjiri investor ketika Gaza dan Beirut hancur lebur. Foto/X/@jens_herbst77
A A A
GAZA - Dubai bergulat dengan kekurangan sekitar 10.000 vila, karena pasar real estat emirat yang sedang berkembang berjuang untuk mengimbangi lonjakan permintaan dari pembeli.

Itu diungkapkan para pakar industri mengatakan kepada Al Arabiya.

Kelangkaan vila, pilihan perumahan yang populer di emirat UEA, mendorong kenaikan harga dan mendorong pengembang untuk meluncurkan proyek baru di area kota yang sedang berkembang, kata para ahli. Tren ini mencerminkan meningkatnya daya tarik Dubai sebagai tempat tinggal jangka panjang dan tujuan investasi meskipun ekonomi global sedang tidak menentu.

CEO KASCO Developments Issa Abdul Rahman mengatakan kepada Al Arabiya bahwa pasar vila Dubai menghadapi tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya karena populasi kota terus berkembang pesat.

“Vila dan rumah bandar selalu menjadi pilihan populer di Dubai karena biaya masuk dan perawatan yang relatif rendah dibandingkan dengan pusat global utama lainnya,” kata Rahman. “Diperkirakan kekurangannya sekitar 10.000 vila.”

Rahman menunjuk pada reputasi Dubai yang terus berkembang sebagai faktor utama yang mendorong permintaan.

“Karena populasi Dubai terus tumbuh, terutama karena semakin banyak orang memandang Dubai bukan sebagai kota transisi tetapi lebih sebagai tempat untuk menetap, saya perkirakan permintaan ini akan terus tumbuh,” tambahnya.

Ketua dan direktur pelaksana Acube Developments Ramjee Iyer, menyuarakan sentimen tersebut, dengan menyebut pergeseran demografi sebagai alasan utama di balik kekurangan ini.

"Faktor penyebab utamanya adalah meningkatnya populasi dan masuknya keluarga ekspatriat yang pindah ke emirat tersebut," kata Iyer kepada Al Arabiya English. "Tren ini diperparah oleh kurangnya proyek vila baru yang dapat mengakomodasi meningkatnya kebutuhan akan ruang hidup yang lebih besar, yang mengakibatkan pasar vila kesulitan untuk mengimbangi permintaan."

Karena ketidakseimbangan pasokan-permintaan terus berlanjut, pengembang mengeksplorasi strategi baru untuk mengatasi kekurangan tersebut, dengan Rahman menyoroti tren menuju penggunaan lahan yang lebih efisien di komunitas baru.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1071 seconds (0.1#10.140)