Nasib Devadasi India: Korbankan Keperawanan, Jadi Budak Seks atas Nama Sang Dewi
loading...
A
A
A
Devadasi telah menjadi bagian integral dari budaya India selatan selama berabad-abad dan pernah menikmati tempat terhormat di masyarakat.
Banyak yang berpendidikan tinggi, terlatih dalam tarian dan musik klasik, menjalani kehidupan yang nyaman dan memilih pasangan seksual mereka sendiri.
"Gagasan tentang perbudakan seksual yang disetujui secara agama bukanlah bagian dari sistem patronase asli," kata sejarawan Gayathri Iyer kepada AFP.
Iyer mengatakan bahwa pada abad ke-19, selama era kolonial Inggris, pakta ke-Tuhan-an antara devadasi dan Dewi berkembang menjadi institusi eksploitasi seksual.
Sekarang ini berfungsi sebagai sarana bagi keluarga yang dilanda kemiskinan dari hierarki kasta kaku India yang paling bawah untuk membebaskan diri dari tanggung jawab atas anak perempuan mereka.
Praktik itu dilarang di negara bagian asal Bhimappa di Karnataka pada tahun 1982, dan pengadilan tinggi India menggambarkan pengabdian gadis-gadis muda ke kuil sebagai "kejahatan".
Namun, para juru kampanye anti-perbudakan seksual mengatakan bahwa gadis-gadis muda diam-diam masih dilantik ke dalam ordo devadasi.
Empat dekade setelah larangan negara, masih ada lebih dari 70.000 devadasi di Karnataka. Data ini diungkap komisi hak asasi manusia (HAM) India tahun lalu.
'Saya Sendirian'
Banyak yang berpendidikan tinggi, terlatih dalam tarian dan musik klasik, menjalani kehidupan yang nyaman dan memilih pasangan seksual mereka sendiri.
"Gagasan tentang perbudakan seksual yang disetujui secara agama bukanlah bagian dari sistem patronase asli," kata sejarawan Gayathri Iyer kepada AFP.
Iyer mengatakan bahwa pada abad ke-19, selama era kolonial Inggris, pakta ke-Tuhan-an antara devadasi dan Dewi berkembang menjadi institusi eksploitasi seksual.
Sekarang ini berfungsi sebagai sarana bagi keluarga yang dilanda kemiskinan dari hierarki kasta kaku India yang paling bawah untuk membebaskan diri dari tanggung jawab atas anak perempuan mereka.
Praktik itu dilarang di negara bagian asal Bhimappa di Karnataka pada tahun 1982, dan pengadilan tinggi India menggambarkan pengabdian gadis-gadis muda ke kuil sebagai "kejahatan".
Namun, para juru kampanye anti-perbudakan seksual mengatakan bahwa gadis-gadis muda diam-diam masih dilantik ke dalam ordo devadasi.
Empat dekade setelah larangan negara, masih ada lebih dari 70.000 devadasi di Karnataka. Data ini diungkap komisi hak asasi manusia (HAM) India tahun lalu.
'Saya Sendirian'