Eks Panglima Militer Ukraina Sebut Eropa Tak Siap Perang Melawan Rusia, Ini Alasannya
loading...
A
A
A
LONDON - Mantan Panglima Militer Ukraina Jenderal Valery Zaluzhny mengatakan negara-negara Eropa tidak siap menghadapi konfrontasi militer yang berkepanjangan dengan Rusia.
Alasannya, kata Zaluzhny, karena persediaan rudal pertahanan udara mereka yang mahal tidak cukup untuk konflik berintensitas tinggi.
Mantan jenderal tertinggi Kyiv yang sekarang menjadi Duta Besar Ukraina untuk Inggris tersebut membuat pernyataan itu dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Ukrainskaya Pravda yang diterbitkan pada hari Sabtu.
Pada bulan Oktober, lebih dari 1.800 pesawat nirawak dan rudal Rusia menargetkan jaringan listrik Ukraina, dan pada bulan November jumlah tersebut telah melampaui 3.000 unit, menurut Zaluzhny.
“Apakah negara-negara Eropa, atau bahkan Inggris, saat ini memiliki 5.000 rudal untuk sistem Patriot guna mencegat bom berpemandu? Saya agak meragukannya,” kata Zaluzhny.
“Jika kita berbicara tentang operasi militer jangka pendek, negara-negara Eropa kemungkinan besar sudah siap. Namun inti dari pertanyaannya adalah apakah mereka siap untuk perang yang menguras tenaga,” paparnya.
“Dalam hal ini, kita dapat mengatakan bahwa mereka tampaknya belum siap,” imbuh dia.
Zaluzhny menekankan bahwa meskipun pertahanan udara diperlukan untuk menghadapi sejumlah besar target dalam konflik yang berlarut-larut, stok rudal pencegat selalu terbatas, dan memproduksi yang baru mahal dan rumit.
Setiap rudal pencegat PAC-3 yang digunakan dalam sistem pertahanan udara Patriot buatan Amerika Serikat (AS) menghabiskan biaya sekitar USD4 juta, menurut sumber militer AS.
Alasannya, kata Zaluzhny, karena persediaan rudal pertahanan udara mereka yang mahal tidak cukup untuk konflik berintensitas tinggi.
Mantan jenderal tertinggi Kyiv yang sekarang menjadi Duta Besar Ukraina untuk Inggris tersebut membuat pernyataan itu dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Ukrainskaya Pravda yang diterbitkan pada hari Sabtu.
Pada bulan Oktober, lebih dari 1.800 pesawat nirawak dan rudal Rusia menargetkan jaringan listrik Ukraina, dan pada bulan November jumlah tersebut telah melampaui 3.000 unit, menurut Zaluzhny.
“Apakah negara-negara Eropa, atau bahkan Inggris, saat ini memiliki 5.000 rudal untuk sistem Patriot guna mencegat bom berpemandu? Saya agak meragukannya,” kata Zaluzhny.
“Jika kita berbicara tentang operasi militer jangka pendek, negara-negara Eropa kemungkinan besar sudah siap. Namun inti dari pertanyaannya adalah apakah mereka siap untuk perang yang menguras tenaga,” paparnya.
“Dalam hal ini, kita dapat mengatakan bahwa mereka tampaknya belum siap,” imbuh dia.
Zaluzhny menekankan bahwa meskipun pertahanan udara diperlukan untuk menghadapi sejumlah besar target dalam konflik yang berlarut-larut, stok rudal pencegat selalu terbatas, dan memproduksi yang baru mahal dan rumit.
Setiap rudal pencegat PAC-3 yang digunakan dalam sistem pertahanan udara Patriot buatan Amerika Serikat (AS) menghabiskan biaya sekitar USD4 juta, menurut sumber militer AS.