Bos Mata-mata Kejam Ini Diyakini Jadi Pengganti Putin Jika Digulingkan
Senin, 21 Maret 2022 - 15:14 WIB
Dia juga mengepalai cabang ekonomi FSB, memainkan peran kunci dalam membangun pertumbuhan Rusia pasca-Soviet—sambil memimpin operasi kontra-intelijen untuk memastikannya tidak ditembus oleh mata-mata Barat.
Menurut laporan New York Times, Senin (21/3/2022), selama aktif di FSB, Bortnikov diduga menggunakan pengalamannya sebagaia mata-mata KGB ketika dia mengawasi operasi peracunan Alexander Litvinenko, mantan anggota FSB yang membelot ke Inggris.
Litvinenko diracuni dengan polonium.
Jika plot mengungkap bakat Bortnikov untuk spionase mematikan, maka wawancara dengan surat kabar pemerintah Rusia; Rossiiskaya Gazeta, Bortnikov menawarkan sekilas ideologi politiknya.
Pada tahun 2017, dia mendapat kecaman keras dari lebih dari 30 akademisi yang mengeklaim bahwa dia melegitimasi pembersihan massal yang dilakukan di bawah diktator Joseph Stalin yang dikenal sebagai "Great Terror".
Sejarawan memperkirakan sekitar satu juta orang tewas dalam pembersihan pada tahun 1930-an.
Dalam wawancara, dia mengatakan arsip menunjukkan bahwa "bagian penting" dari kasus kriminal mereka yang terbunuh selama periode itu "memiliki sisi objektif bagi mereka".
Dia menegaskan tidak ingin "menutupi siapa pun" tetapi menunjuk pada "hubungan komplotan kudeta dengan badan keamanan asing".
Sejak promosinya menjadi kepala FSB pada 2008, Bortnikov telah menjadi salah satu orang paling berkuasa di Rusia.
Dia mempekerjakan ratusan ribu orang dan bertanggung jawab atas segala hal mulai dari kontra-terorisme hingga keamanan perbatasan, kontra intelijen, dan pengawasan elektronik.
Menurut laporan New York Times, Senin (21/3/2022), selama aktif di FSB, Bortnikov diduga menggunakan pengalamannya sebagaia mata-mata KGB ketika dia mengawasi operasi peracunan Alexander Litvinenko, mantan anggota FSB yang membelot ke Inggris.
Litvinenko diracuni dengan polonium.
Jika plot mengungkap bakat Bortnikov untuk spionase mematikan, maka wawancara dengan surat kabar pemerintah Rusia; Rossiiskaya Gazeta, Bortnikov menawarkan sekilas ideologi politiknya.
Pada tahun 2017, dia mendapat kecaman keras dari lebih dari 30 akademisi yang mengeklaim bahwa dia melegitimasi pembersihan massal yang dilakukan di bawah diktator Joseph Stalin yang dikenal sebagai "Great Terror".
Sejarawan memperkirakan sekitar satu juta orang tewas dalam pembersihan pada tahun 1930-an.
Dalam wawancara, dia mengatakan arsip menunjukkan bahwa "bagian penting" dari kasus kriminal mereka yang terbunuh selama periode itu "memiliki sisi objektif bagi mereka".
Dia menegaskan tidak ingin "menutupi siapa pun" tetapi menunjuk pada "hubungan komplotan kudeta dengan badan keamanan asing".
Sejak promosinya menjadi kepala FSB pada 2008, Bortnikov telah menjadi salah satu orang paling berkuasa di Rusia.
Dia mempekerjakan ratusan ribu orang dan bertanggung jawab atas segala hal mulai dari kontra-terorisme hingga keamanan perbatasan, kontra intelijen, dan pengawasan elektronik.
tulis komentar anda