Bos Mata-mata Kejam Ini Diyakini Jadi Pengganti Putin Jika Digulingkan

Senin, 21 Maret 2022 - 15:14 WIB
Kepala Dinas Keamanan Federal (FSB) Rusia, Alexander Bortnikov. Bos mata-mata yang kejam ini diyakini akan ambil alih kekuasaan jika Presiden Vladimir Putin digulingkan. Foto/REUTERS
MOSKOW - Kepala Dinas Keamanan Federal (FSB) Rusia , Alexander Bortnikov, disebut-sebut akan mengambil alih kepemimpinan negara jika Presiden Vladimir Putin digulingkan para jenderalnya. Bortnikov dikenal sebagai mata-mata yang kejam.

Mantan agen KGB yang dituduh terlibat dalam kematian mantan mata-mata Rusia yang membelot ke Inggris tersebut diperkirakan akan menggantikan Vladimir Putin jika dia digulingkan.

Sumber intelijen Ukraina menyebutkan di antara teori konspirasi yang direncanakan terhadap Putin adalah keracunan atau kecelakaan.



Sumber tersebut juga meyakini bahwa kandidat kuat pengganti Putin adalah Bortnikov.

Bortnikov sejatinya adalah sahabat karib Putin sejak keduanya aktif di Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti (KGB), badan intelijen Uni Soviet yang merupakan pendahulu FSB.



Meski sahabat karib, Putin dilaporkan tidak menyukainya belakangan ini karena kesalahan intelijen dalam perang Ukraina.

Para komplotan elite, menurut intelijen Ukraina, memilih pria berusia 70 tahun itu karena mereka yakin dia bisa menjadi ujung tombak pemulihan hubungan ekonomi Rusia dengan Barat.

Bortnikov saat ini menjabat kepala agen mata-mata FSB domestik dan diyakini memiliki jaringan orang dalam yang bekerja dan tinggal di Ukraina. Dia menjadi bos mata-mata sejak 2008.

Dia juga mengepalai cabang ekonomi FSB, memainkan peran kunci dalam membangun pertumbuhan Rusia pasca-Soviet—sambil memimpin operasi kontra-intelijen untuk memastikannya tidak ditembus oleh mata-mata Barat.

Menurut laporan New York Times, Senin (21/3/2022), selama aktif di FSB, Bortnikov diduga menggunakan pengalamannya sebagaia mata-mata KGB ketika dia mengawasi operasi peracunan Alexander Litvinenko, mantan anggota FSB yang membelot ke Inggris.

Litvinenko diracuni dengan polonium.

Jika plot mengungkap bakat Bortnikov untuk spionase mematikan, maka wawancara dengan surat kabar pemerintah Rusia; Rossiiskaya Gazeta, Bortnikov menawarkan sekilas ideologi politiknya.

Pada tahun 2017, dia mendapat kecaman keras dari lebih dari 30 akademisi yang mengeklaim bahwa dia melegitimasi pembersihan massal yang dilakukan di bawah diktator Joseph Stalin yang dikenal sebagai "Great Terror".

Sejarawan memperkirakan sekitar satu juta orang tewas dalam pembersihan pada tahun 1930-an.

Dalam wawancara, dia mengatakan arsip menunjukkan bahwa "bagian penting" dari kasus kriminal mereka yang terbunuh selama periode itu "memiliki sisi objektif bagi mereka".

Dia menegaskan tidak ingin "menutupi siapa pun" tetapi menunjuk pada "hubungan komplotan kudeta dengan badan keamanan asing".

Sejak promosinya menjadi kepala FSB pada 2008, Bortnikov telah menjadi salah satu orang paling berkuasa di Rusia.

Dia mempekerjakan ratusan ribu orang dan bertanggung jawab atas segala hal mulai dari kontra-terorisme hingga keamanan perbatasan, kontra intelijen, dan pengawasan elektronik.

Meneror oposisi politik, seperti Alexei Navalny yang dipenjara, dan pengunjuk rasa anti-perang juga berada di bawah kewenangannya.

Sementara Bortnikov dikatakan memiliki pengaruh yang lebih kecil terhadap Putin daripada rekan-rekan orang dalam seperti Nikolai Patrushev atau Sergei Naryshkin, dia masih duduk kokoh di pusat elite politik Rusia.

Putra Bortnikov, Denis, adalah wakil presiden dan ketua dewan manajemen VTB Bank yang dikelola negara.

Ayah dan anak itu telah dimasukkan dalam daftar sanksi internasional.

Bortnikov juga memiliki sejarah di dunia keuangan yang dikendalikan negara yang mungkin juga memperkuat kemampuannya untuk membangun basis kekuatan jika terjadi kudeta di Rusia.

Sekitar pergantian milenium, tidak lama setelah Putin diangkat sebagai pelaksana tugas (Plt) presiden oleh Boris Yeltsin, Bortnikov diangkat menjadi kepala Layanan Keamanan Ekonomi (SEB).

Sebagai instrumen sentral yang digunakan untuk mengontrol ekonomi, dan instrumen yang melekatkan para pejabatnya di setiap perusahaan besar untuk mengontrol dan mengekstrak informasi dari mereka, ia memiliki kekuatan dan pengaruh yang sangat besar.

Seperti yang dikatakan seorang mantan perwira SEB kepada jurnalis investigasi Rusia Andrei Soldatov dan Irina Borogan: “SEB memiliki cukup bahan untuk menutup perusahaan besar Rusia dan memenjarakan pemilik perusahaan kapan pun mereka mau.”

Selain mendalami koneksi, Bortnikov didekorasi dengan baik.

Menurut laporan media Rusia, dia dianugerahi gelar Pahlawan Federasi Rusia, gelar kehormatan tertinggi di Rusia.

Dia juga salah satu dari segelintir orang yang mendapatkan pangkat Jenderal Angkatan Darat.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More