5 Strategi Xi Jinping Menggelorakan Perang Dingin Jilid II, Salah Satunya Mendorong Prancis Jadi Superpower

Minggu, 12 Mei 2024 - 20:12 WIB
loading...
5 Strategi Xi Jinping...
Presiden China Xi Jinping menggelorkan perang dingin jilid II. Foto/AP
A A A
Presiden China Xi Jinping telah mengakhiri tur lima hari di Eropa, setelah mengunjungi Perancis, Serbia dan Hongaria. Itu merupakan kesempatan ia memuji visi Beijing tentang Perang Dingin Jilid II mengenai dunia multipolar dan mengadakan pembicaraan mengenai perdagangan, investasi dan perang Rusia di Ukraina.

Di Prancis, Presiden Emmanuel Macron menjamu Xi dengan hadiah berupa botol cognac mewah dan perjalanan ke tempat masa kanak-kanak di pegunungan Pyrenees, sementara di Serbia, Presiden Aleksandar Vucic mengadakan sambutan besar, mengumpulkan puluhan ribu orang, yang meneriakkan “China, China” dan mengibarkan bendera Chinadi depan istana kepresidenan Serbia.

Di Hongaria, Presiden Tamas Sulyok dan Perdana Menteri Viktor Orban juga menggelar karpet merah untuk Xi, menerimanya dengan penghormatan militer di istana kepresidenan Hongaria.

Tur tersebut menandai perjalanan pertama Xi ke Eropa dalam lima tahun terakhir dan merupakan momen simbolis bagi hubungan Tiongkok dengan ketiga negara tersebut.

Tahun ini menandai peringatan 60 tahun hubungan diplomatik antara China dan Prancis, dan 75 tahun hubungan diplomatik dengan Hongaria. Kunjungan ini juga bertepatan dengan peringatan 25 tahun pemboman NATO terhadap kedutaan besar China di Beograd selama perang Serbia di Kosovo.

5 Strategi Xi Jinping Menggelorakan Perang Dingin Jilid II, Salah Satunya Mendorong Prancis Jadi Superpower

1. Dunia Tidak Boleh Didominasi AS

5 Strategi Xi Jinping Menggelorakan Perang Dingin Jilid II, Salah Satunya Mendorong Prancis Jadi Superpower

Foto/AP

Tujuan utama Xi dalam kunjungan tersebut, menurut para analis, adalah untuk mendorong terciptanya dunia di mana Amerika Serikat tidak terlalu dominan, dan mengendalikan kerusakan pada hubungan China dengan Uni Eropa seiring meningkatnya ketegangan perdagangan di tengah ancaman tarif Eropa dan penyelidikan terhadap subsidi China untuk kendaraan listrik yang menurut para pejabat merugikan industri lokal.

Sepanjang kunjungan dua hari Xi ke Prancis, Macron mendesak pemimpin China tersebut untuk mengatasi ketidakseimbangan perdagangan Beijing dengan UE – di mana blok tersebut mengalami defisit perdagangan barang sebesar 292 miliar euro (USD314,72 miliar) tahun lalu – dan menggunakan pengaruhnya terhadap Presiden Rusia. Vladimir Putin untuk mengakhiri perang di Ukraina.

Macron mengundang Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen untuk bergabung dalam pembicaraannya dengan Xi, untuk menggarisbawahi persatuan Eropa mengenai seruan untuk akses yang lebih besar ke pasar China dan untuk mengatasi keluhan blok tersebut mengenai kelebihan kapasitas kendaraan listrik dan teknologi ramah lingkungan. Pasangan ini juga mendorong Xi untuk mengendalikan penjualan produk dan teknologi ke Rusia yang dapat digunakan untuk tujuan sipil dan militer.

Namun pemimpin China tampaknya hanya menawarkan sedikit konsesi.

2. Mendorong Perdamaian antara Ukraina dan Rusia

5 Strategi Xi Jinping Menggelorakan Perang Dingin Jilid II, Salah Satunya Mendorong Prancis Jadi Superpower

Foto/AP

Xi membantah adanya “masalah kelebihan kapasitas” China dan hanya menegaskan kembali seruannya untuk melakukan negosiasi guna mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina. Xi, yang diperkirakan akan menjamu Putin di China akhir bulan ini, mengatakan ia meminta semua pihak untuk memulai kembali kontak dan dialog.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
10 Stasiun Metro Terdalam...
10 Stasiun Metro Terdalam di Dunia, Salah Satunya di Pyongyang Mencapai 110 Meter
Elon Musk: Drone Murah...
Elon Musk: Drone Murah China Bisa Hancurkan Jet Tempur Siluman F-35 AS dalam Hitungan Detik
Dampak Perang Dagang:...
Dampak Perang Dagang: Canton Fair Sepi, Industri Ekspor China Terguncang
Putin dan Netanyahu...
Putin dan Netanyahu Absen di Pemakaman Paus Fransiskus, Beijing Tetap Bungkam, Kenapa?
Konvoi Ambulans Ditembaki,...
Konvoi Ambulans Ditembaki, Sentimen Anti-China Meningkat di Myanmar
10 Kelemahan Militer...
10 Kelemahan Militer AS dan 4 Cara China Menang Perang dengan Mudah
Perbandingan Kekuatan...
Perbandingan Kekuatan Militer AS vs China 2025, Dua Superpower yang Berseteru
Listrik di Portugal...
Listrik di Portugal dan Spanyol Padam, Jaringan Kereta hingga Internet Lumpuh Total
4 Negara Sahabat Rusia...
4 Negara Sahabat Rusia di Asia, Nomor 2 Kirim Pasukan Bantu Perang Lawan Ukraina
Rekomendasi
Hasil Autopsi Balita...
Hasil Autopsi Balita Tewas Terbakar di Kontrakan Tangerang, Ada Luka di Leher dan Anus
Presiden Aspek Ungkap...
Presiden Aspek Ungkap 10 Harapan Buruh Indonesia di May Day 2025
Membanggakan, RI Negara...
Membanggakan, RI Negara Pertama Adaptasi Kaidah K3 ILO di Sektor Kehutanan
Berita Terkini
Kronologi Kapal Induk...
Kronologi Kapal Induk AS Mengelak dari Serangan Houthi Bikin Jet Tempur F/A-18 Jatuh ke Laut
1 jam yang lalu
10 Stasiun Metro Terdalam...
10 Stasiun Metro Terdalam di Dunia, Salah Satunya di Pyongyang Mencapai 110 Meter
1 jam yang lalu
Tentara India dan Pakistan...
Tentara India dan Pakistan Saling Tembak di Kashmir untuk Malam Kelima Berturut-turut
2 jam yang lalu
Berapa Umur Bumi?
Berapa Umur Bumi?
2 jam yang lalu
Di Ambang Perang dengan...
Di Ambang Perang dengan Pakistan, India Borong 26 Jet Tempur Rafale Prancis
2 jam yang lalu
Elon Musk: Drone Murah...
Elon Musk: Drone Murah China Bisa Hancurkan Jet Tempur Siluman F-35 AS dalam Hitungan Detik
3 jam yang lalu
Infografis
5 Teknologi Canggih...
5 Teknologi Canggih Masjidilharam, Salah Satunya Robot Panduan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved