Setelah Petinggi Militer, Giliran Dokter Suriah Diadili di Jerman

Kamis, 20 Januari 2022 - 01:35 WIB
Persidangannya, dan persidangan lainnya di Jerman, telah diawasi dengan ketat oleh warga Suriah yang berusaha mencari keadilan atas pelanggaran hak asasi selama konflik di Suriah.



Pusat Eropa untuk Konstitusi dan Hak Asasi Manusia (ECCHR), yang berkontribusi pada penyelidikan terhadap Alaa M, mengatakan persidangan itu akhirnya dapat menjelaskan peran rumah sakit militer dalam sistem penyiksaan rezim Bashar al-Assad.

“Menjadi jelas betapa eratnya hubungan antara pekerjaan rumah sakit dan dokter dengan mereka yang berada di pusat penahanan dan penyiksaan,” kata Patrick Kroker dari badan hukum yang berbasis di Berlin itu.

“Juga belum diakui seberapa penting komitmen kekerasan seksual dalam program penyiksaan ini,” imbuhnya seperti dilansir dari The Independent, Kamis (20/1/2022).

Namun, pengacara asal Jerman itu mengatakan persidangan tidak akan pernah bisa mencapai keadilan penuh karena kejahatannya sangat mengerikan. Namun demikian, dia mengatakan itu adalah langkah maju yang signifikan.

Aktivis menyambut baik proses terbaru terhadap Alaa M tetapi mengkritik pengadilan Jerman karena tidak menyediakan penerjemah bahasa Arab untuk mereka yang menyaksikan.



Human Rights Watch (HRW) mengatakan pengadilan Frankfurt harus membuat ini tersedia dalam persidangan terhadap Alaa M karena penting untuk membantu orang-orang dari komunitas yang terkena dampak memahami proses yang rumit.

“Agar menjadi bermakna, keadilan tidak hanya harus dilakukan, tetapi juga harus dilakukan,” kata Balkees Jarrah, Direktur Keadilan Internasional sementara HRW.

“Otoritas pengadilan harus membuat terjemahan bahasa Arab lebih banyak tersedia untuk kasus-kasus yang melibatkan kejahatan terburuk dunia yang dilakukan di luar negeri," imbuhnya.

HRW mengatakan puluhan ribu orang diperkirakan telah ditangkap secara sewenang-wenang, dihilangkan secara paksa dan disiksa dalam dekade sejak dimulainya perang saudara yang menghancurkan di Suriah.

Setidaknya 100.000 warga Suriah dihilangkan secara paksa di negara itu menurut Jaringan Hak Asasi Manusia Suriah (SNHR).



"Diperkirakan 15.000 telah disiksa sampai mati sejak Maret 2011, mayoritas di fasilitas pemerintah Suriah," kata kelompok itu.

Pihak berwenang Suriah telah berulang kali membantah tuduhan ini.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More