Menolak Pulang ke Minks, Atlet Belarusia Ini Terbang ke Wina

Rabu, 04 Agustus 2021 - 17:25 WIB
Sprinter Belarusia Krystsina Tsimanouskaya yang meminta perlindungan Kedutaan Polandia di Tokyo, tiba di Bandara Internasional Narita untuk berangkat ke Wina, Rabu (4/8/2021). Foto/REUTERS/Issei Kato
TOKYO - Pelari cepat asal Belarusia Krystsina Tsimanouskaya meninggalkan Tokyo dengan penerbangan ke Wina, Austria pada Rabu (4/8/2021), kurang dari 72 jam setelah menolak pulang bersama timnya.

Setelah menghabiskan dua malam di kedutaan Polandia , perempuan berusia 24 tahun itu berjalan ke pesawat di bandara Narita dengan mengenakan jeans biru, blus biru, dan kacamata hitam dengan tulisan "I RUN CLEAN".

Tsimanouskaya telah dijadwalkan untuk naik penerbangan ke Warsawa pada hari Rabu setelah pemerintah Polandia menawarinya visa kemanusiaan. Sebagai gantinya, dia berangkat dengan penerbangan Austrian Airlines yang dijadwalkan mendarat di Wina pada pukul 16:05 waktu setempat.



Dia akan pergi ke Polandia pada malam hari, kata seorang anggotawarga Belarusia yang berhubungan dengan Tsimanouskaya, yang juga mengatakan bahwa para diplomat telah memberitahunya bahwa mereka mengubah penerbangannya karena masalah keamanan. Sumber itu tidak merinci kekhawatiran tersebut dan Reuters tidak dapat memverifikasinya secara independen.

Wakil Menteri Luar Negeri Polandia Marcin Przydacz membenarkan bahwa atlet tersebut masih dalam perawatan dinas diplomatik Polandia, tetapi tidak mengatakan di mana ia akhirnya akan mendarat.



"Nona Krystsina Tsimanouskaya berada di bawah pengawasan dinas diplomatik Polandia," kata Przydacz dalam pesan teks.

"Seperti yang telah kami tunjukkan berkali-kali, untuk alasan keamanan kami tidak memberikan rincian rute penerbangan," sambungnya seperti dikutip dari Reuters.

Kementerian Luar Negeri Austria mengkonfirmasi bahwa Tsimanouskaya sedang dalam penerbangan ke Wina, tetapi menolak untuk mengomentari tujuan akhirnya.

Beberapa jam sebelumnya di Tokyo, juru bicara bandara Narita, Kazunori Hashimoto, mengatakan kepada wartawan yang menunggu Tsimanouskaya naik penerbangan ke Warsawa di Gerbang 31 bahwa atlet tersebut telah mengubah rute penerbangan.

"(Dia) tidak akan naik pesawat ke Polandia," kata Hashimoto. "Artinya, ada reporter Reuters di pesawat yang mengatakan mereka ingin mewawancarainya. Jadi penerbangan yang akan dia ambil telah diubah," imbuhnya.



Seorang juru bicara Reuters mengatakan pihaknya telah melakukan kontak dengan Tsimanouskaya dan perwakilannya.

"Dua wartawan kami naik penerbangan menuju Warsawa dari Tokyo pada Rabu dengan tujuan mendokumentasikan kedatangan Tsimanouskaya di Polandia," kata juru bicara itu.

"Reuters sedang mencari tahu apakah itu berperan dalam keputusan Tsimanouskaya untuk tidak naik pesawat ke Warsawa," ia menambahkan.

Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengatakan bahwa mereka telah menerima laporan dari tim Belarusia setelah memulai penyelidikan atas klaim Tsimanouskaya bahwa dia telah dikeluarkan dari desa atlet.

"IOC membuka komisi disiplin untuk menetapkan fakta dalam kasus ini dan untuk mendengarkan dua pejabat - Artur Shumak dan Yuri Moisevich - yang diduga terlibat dalam insiden ini," kata juru bicara IOC Mark Adams.

Komite Olimpiade Nasional Belarus (NOC) tidak menanggapi permintaan komentar. Sebelumnya, NOC mengatakan para pelatih telah memutuskan untuk menarik Tsimanouskaya dari Olimpiade atas saran dokter tentang "keadaan emosional dan psikologisnya".

Tsimanouskaya menyebabkan insiden diplomatik pada hari Minggu lalu ketika dia mengatakan pelatihnya telah mempersingkat keikutserataannya di Olimpiade Tokyo . Sang pelatih menuntut ia mengemasi tasnya di perkampungan atlet Olimpiade dan membawanya ke bandara karena telah bertentangan dengan keinginannya sebab dia secara terbuka mengkritik mereka.



Dia menolak untuk naik ke pesawat dan mencari perlindungan dari polisi Jepang.

"Saya tidak akan kembali ke Belarus," katanya kepada Reuters saat itu.

Insiden itu telah menjadi Belarusia pusat perhatian, di mana polisi telah menindak tegas para demonstran menyusul gelombang protes yang dipicu oleh pemilu tahun lalu yang menurut oposisi dicurangi untuk mempertahankan Lukashenko tetap berkuasa.

Pihak berwenang Belarusia telah mencirikan pengunjuk rasa anti-pemerintah sebagai penjahat atau revolusioner kekerasan yang didukung oleh Barat, dan menggambarkan tindakan lembaga penegak hukum mereka sendiri sebagai hal yang pantas dan perlu.

(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More