10 Pertempuran Udara Paling Sengit dalam Sejarah

Minggu, 04 Oktober 2020 - 05:55 WIB
Pihak yang terlibat : Amerika Serikat (AS) Vs Uni Soviet

Jumlah korban : 7 pesawat hilang (AS), 3 pesawat hilang (Uni Soviet)

Pertempuran udara atas Nis terjadi pada tanggal 7 November 1944 atas Nis, di Serbia, antara Angkatan Udara Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam Perang Dunia II karena kedua negara salah mengira yang lain sebagai Jerman. Setelah serangan gabungan yang sukses pada Oktober 1944 dan pengusiran pasukan Jerman ke utara, unit militer Tentara Merah diperintahkan untuk mengikuti langkah mereka.

Pada tanggal 7 November, barisan panjang kendaraan milik Korps Senapan Pengawal ke-6 dari Tentara Merah bergerak dari Nis menuju Beograd, dengan perintah untuk memperkuat sayap selatan front Hongaria. Tiba-tiba, sekitar pukul 10 pagi, dari tenggara melewati gunung Jastrebac, tiga kelompok pesawat tempur P-38 Lightning Amerika tiba dan kelompok pertama segera mulai memberondong kendaraan terdepan, menghancurkan beberapa, dengan 31 tewas dan 37 luka-luka.

Komandan korps, Letnan Jenderal Grigory Petrovich Kotov, juga tewas dalam serangan ini. Peristiwa ini adalah satu-satunya aksi pertempuran besar antara AS dan Uni Soviet. Menurut data AS kehilangan 7 pesawat dan Soviet kehilangan 3 pesawat dalam pertempuran Nis. (Baca juga: Tugu Muda, Wongsonegoro dan Pertempuran 5 Hari Semarang)

4. Black Tuesday, Perang Korea



Pihak yang terlibat : Sekutu/Korea Selatan Vs Uni Soviet/Korea Utara


Jumlah korban : 6 pesawat pembom dan pesawat tempur jatuh (AS), 4 pesawat MiG jatuh (Korea Utara)

Black Tuesday Over Namsi mengisahkan misi pemboman sekutu di siang hari menggunakan B-29 yang diterbangkan oleh Wing Bombardment ke-307 pada 23 Oktober 1951 menuju sasaran Lapangan Udara Namsi, sebuah lapangan terbang Korea Utara yang sedang dibangun di jantung MiG Alley. Banyak ahli menganggap peristiwa ini adalah pertempuran udara paling epik selama Perang Korea (1950-1953) dan dengan keterlibatan jet terbesar dalam sejarah perang udara.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More