AS dan China Dikhawatirkan Perang, Ini Warning Jokowi hingga Macron
Kamis, 24 September 2020 - 08:02 WIB
China telah menggambarkan dirinya sebagai pemandu sorak utama untuk multilateralisme pada saat Trump yang mengabaikan kerjasama internasional telah membuat AS keluar dari kesepakatan global tentang iklim dan program nuklir Iran, serta Dewan Hak Asasi Manusia PBB dan WHO. (Baca: Li Meng Yan Janjikan Bukti Covid-19 Dibuat di Lab Militer Partai Komunis China )
PBB
Sekretaris Jenderal Antonio Guterres memperingatkan terhadap "Perang Dingin baru" atas meningkatnya ketegangan antara Amerika dan China.
Membuka "debat umum" virtual para pemimpin dunia—yang pertama dalam 75 tahun sejarah PBB—Guterres mengatakan pada hari Selasa bahwa dunia bergerak ke arah yang sangat berbahaya.
"Kita harus melakukan segalanya untuk menghindari Perang Dingin baru," katanya. “Dunia kita tidak mampu memiliki masa depan di mana dua ekonomi terbesar membelah dunia dalam suatu Fraktur Besar (Great Fracture)—masing-masing dengan aturan perdagangan dan keuangannya sendiri serta kapasitas Internet dan kecerdasan buatan (artificial intelligence)."
“Risiko kesenjangan teknologi dan ekonomi pasti berubah menjadi kesenjangan geo-strategis dan militer. Kita harus menghindari ini dengan cara apa pun," ujarnya. (Baca: Pentagon: China Lirik Indonesia untuk Jadi Pangkalan Militernya )
Indonesia
Presiden Indonesia Joko Widodo memperingatkan bahwa stabilitas dan perdamaian global dapat hancur jika persaingan geo-politik terus berlanjut.
“Perang tidak akan menguntungkan siapa pun. Tidak ada gunanya merayakan kemenangan di antara reruntuhan. Tidak ada gunanya menjadi kekuatan ekonomi terbesar di tengah dunia yang sedang tenggelam," kata presiden yang akrab disapa Jokowi itu.
Prancis
PBB
Sekretaris Jenderal Antonio Guterres memperingatkan terhadap "Perang Dingin baru" atas meningkatnya ketegangan antara Amerika dan China.
Membuka "debat umum" virtual para pemimpin dunia—yang pertama dalam 75 tahun sejarah PBB—Guterres mengatakan pada hari Selasa bahwa dunia bergerak ke arah yang sangat berbahaya.
"Kita harus melakukan segalanya untuk menghindari Perang Dingin baru," katanya. “Dunia kita tidak mampu memiliki masa depan di mana dua ekonomi terbesar membelah dunia dalam suatu Fraktur Besar (Great Fracture)—masing-masing dengan aturan perdagangan dan keuangannya sendiri serta kapasitas Internet dan kecerdasan buatan (artificial intelligence)."
“Risiko kesenjangan teknologi dan ekonomi pasti berubah menjadi kesenjangan geo-strategis dan militer. Kita harus menghindari ini dengan cara apa pun," ujarnya. (Baca: Pentagon: China Lirik Indonesia untuk Jadi Pangkalan Militernya )
Indonesia
Presiden Indonesia Joko Widodo memperingatkan bahwa stabilitas dan perdamaian global dapat hancur jika persaingan geo-politik terus berlanjut.
“Perang tidak akan menguntungkan siapa pun. Tidak ada gunanya merayakan kemenangan di antara reruntuhan. Tidak ada gunanya menjadi kekuatan ekonomi terbesar di tengah dunia yang sedang tenggelam," kata presiden yang akrab disapa Jokowi itu.
Prancis
tulis komentar anda