Para Pilot Israel yang Bunuh Nasrallah Takut Dituntut dalam Kejahatan Perang
Jum'at, 04 Oktober 2024 - 19:45 WIB
Para cadangan senior menyatakan kekhawatiran reformasi tersebut, dengan merusak independensi dan legitimasi sistem peradilan, dapat membuat personel militer bertanggung jawab atas penyelidikan dan penuntutan atas kejahatan perang oleh ICC.
Protes yang diusulkan para pilot tersebut menuai kecaman dari Netanyahu, yang mengatakan, "Penolakan untuk bertugas mengancam fondasi keberadaan kita, dan karenanya tidak boleh ada tempat di jajaran kita."
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant juga mengkritik para pilot tersebut, sementara media Israel melaporkan kepala staf Israel, Letnan Jenderal Herzl Halevi, secara pribadi telah memberi tahu Netanyahu bahwa bahkan diskusi tentang penolakan untuk bertugas dapat membahayakan "kapasitas operasional" militer.
Setelah pertemuan dengan komandan skuadron dan pejabat angkatan udara, para cadangan mengatakan mereka akan mengikuti latihan tersebut.
“Kami sangat percaya kepada komandan kami. Kami akan terus melayani Negara Yahudi dan demokratis Israel selama diperlukan,” ujar pernyataan mereka.
Berkomentar pada Senin, Brigadir Jenderal Amichai Levine, komandan pangkalan udara Hatzerim, mengatakan sekitar setengah dari pilot yang ikut serta dalam serangan yang menewaskan Nasrallah adalah tentara cadangan.
Levine menjelaskan, “Tidak seorang pun di Israel boleh meragukan cinta mereka untuk negara, kesediaan mereka untuk mengorbankan hidup mereka, dan bahkan mempertaruhkan hidup mereka untuk misi dekat dan jauh, saya pikir operasi ini menggarisbawahi hal itu.”
Levine mengatakan skuadron itu terus beroperasi “secara intensif dan signifikan” di Gaza, tempat serangan udara awal pekan ini menghantam gedung-gedung sekolah dan panti asuhan yang menampung orang-orang terlantar, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Kejahatan Perang
Protes yang diusulkan para pilot tersebut menuai kecaman dari Netanyahu, yang mengatakan, "Penolakan untuk bertugas mengancam fondasi keberadaan kita, dan karenanya tidak boleh ada tempat di jajaran kita."
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant juga mengkritik para pilot tersebut, sementara media Israel melaporkan kepala staf Israel, Letnan Jenderal Herzl Halevi, secara pribadi telah memberi tahu Netanyahu bahwa bahkan diskusi tentang penolakan untuk bertugas dapat membahayakan "kapasitas operasional" militer.
Setelah pertemuan dengan komandan skuadron dan pejabat angkatan udara, para cadangan mengatakan mereka akan mengikuti latihan tersebut.
“Kami sangat percaya kepada komandan kami. Kami akan terus melayani Negara Yahudi dan demokratis Israel selama diperlukan,” ujar pernyataan mereka.
Berkomentar pada Senin, Brigadir Jenderal Amichai Levine, komandan pangkalan udara Hatzerim, mengatakan sekitar setengah dari pilot yang ikut serta dalam serangan yang menewaskan Nasrallah adalah tentara cadangan.
Cinta untuk Israel
Levine menjelaskan, “Tidak seorang pun di Israel boleh meragukan cinta mereka untuk negara, kesediaan mereka untuk mengorbankan hidup mereka, dan bahkan mempertaruhkan hidup mereka untuk misi dekat dan jauh, saya pikir operasi ini menggarisbawahi hal itu.”
Levine mengatakan skuadron itu terus beroperasi “secara intensif dan signifikan” di Gaza, tempat serangan udara awal pekan ini menghantam gedung-gedung sekolah dan panti asuhan yang menampung orang-orang terlantar, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
tulis komentar anda