Cetak Sejarah, Senegal Miliki 2 Ibu Negara untuk Pertama Kalinya

Kamis, 04 April 2024 - 14:27 WIB
Namun demikian, banyak perempuan Senegal yang menganggap poligami munafik dan tidak adil, sementara Komite Hak Asasi Manusia PBB mengatakan dalam laporan tahun 2022 bahwa poligami merupakan diskriminasi terhadap perempuan dan harus diakhiri.

Dalam novelnya yang terbit tahun 1979, "So Long a Letter", penulis Senegal Mariama Ba sangat kritis terhadap poligami, menggambarkan rasa sakit dan kesepian seorang wanita setelah suaminya mengambil istri kedua yang lebih muda.

Banyak serial televisi populer dalam beberapa tahun terakhir, seperti "Mistress of a Married Man" atau "Polygamy" yang mengeksplorasi naik turunnya kehidupan keluarga dalam rumah tangga poligami.

Mantan menteri kebudayaan dan profesor sejarah Penda Mbow mengatakan situasi perkawinan di istana presiden saat ini "benar-benar baru".

“Sampai saat ini Ibu Negara hanya ada satu. Artinya seluruh protokol harus ditinjau ulang,” katanya.

Poligami tersebar luas di Senegal khususnya di daerah pedesaan dan dianggap sebagai cara untuk memperluas keluarga.

Islam membolehkan laki-laki beristri hingga empat orang asalkan laki-laki tersebut mampu, termasuk secara finansial.

Banyak pernikahan yang tidak terdaftar di Senegal, sehingga sulit untuk mengetahui secara pasti berapa banyak pernikahan yang berpoligami.

Namun menurut laporan badan statistik dan demografi nasional pada tahun 2013, 32,5 persen orang Senegal yang menikah melakukan poligami.

Usia rata-rata perempuan pada saat menikah adalah 40,4 tahun dan laki-laki 52,9 tahun, kata laporan itu.

Diakhate, sosiolog, mengatakan Faye telah mengirimkan "sinyal kuat agar laki-laki lain juga menerima poligami mereka dan agar mereka menunjukkan transparansi seperti dirinya".

Dia mengatakan bahwa tidak diragukan lagi ada keinginan untuk mengakhiri poligami tersembunyi—yang dikenal dalam bahasa Wolof sebagai Takou Souf—yang dia tambahkan akan menjadi "hal yang baik bagi perekonomian negara dan situasi perkawinan".

Menanggapi para pengkritiknya, presiden terpilih, yang meraih 54,28 persen dalam pemilu tanggal 24 Maret, tidak menunjukkan apa-apa selain rasa bangga terhadap situasi keluarganya.

"Saya punya anak-anak yang cantik karena saya punya istri yang luar biasa. Mereka sangat cantik. Saya bersyukur kepada Tuhan bahwa mereka selalu mendukung saya sepenuhnya," ujarnya saat mencalonkan diri sebagai presiden.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More