Lawan Pemakzulan, Presiden Korea Selatan Bersumpah Berjuang sampai Akhir
loading...
A
A
A
SEOUL - Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol membela keputusannya memberlakukan darurat militer di negara itu pekan lalu. Dia bersumpah akan "bersikap tegas" jika dia dimakzulkan atau diselidiki atas tindakan tersebut.
Dalam pidato yang disiarkan televisi tanpa pemberitahuan pada hari Kamis (12/12/2024), Yoon menjelaskan dia tidak berniat mengundurkan diri sebelum pemungutan suara kedua untuk memakzulkannya di Majelis Nasional akhir pekan ini.
"Saya akan bersikap tegas apakah saya dimakzulkan atau diselidiki," tegas dia. "Saya akan berjuang sampai akhir."
Menurut presiden, keputusannya memberlakukan darurat militer Selasa lalu didasarkan pada "keputusan politik yang sangat terukur."
Yoon bersikeras dia mengambil langkah tersebut "untuk melindungi negara dan menormalkan urusan negara" saat oposisi mencoba melumpuhkan pemerintah.
Keputusan memberlakukan darurat militer dibatalkan setelah kurang dari enam jam, karena anggota parlemen memberikan suara menentangnya dan ribuan orang turun ke jalan untuk memprotes.
Yoon saat ini dilarang meninggalkan negara itu setelah polisi meluncurkan penyelidikan terhadapnya atas kemungkinan pemberontakan.
Presiden kembali menuduh para pesaing politiknya dari oposisi utama Partai Demokrat (DP) "berpihak" pada Korea Utara (Korut) di tengah pengembangan program nuklir, ancaman rudal, dan peluncuran balon sampah ke Korea Selatan oleh Pyongyang.
"Saya tidak tahu partai itu berasal dari negara mana dan Majelis Nasional berasal dari negara mana," tegas Yoon.
Menurut dia, oposisi sekarang "menciptakan banyak hasutan palsu untuk menjatuhkan presiden dengan menciptakan kejahatan pengkhianatan."
Dalam pidato yang disiarkan televisi tanpa pemberitahuan pada hari Kamis (12/12/2024), Yoon menjelaskan dia tidak berniat mengundurkan diri sebelum pemungutan suara kedua untuk memakzulkannya di Majelis Nasional akhir pekan ini.
"Saya akan bersikap tegas apakah saya dimakzulkan atau diselidiki," tegas dia. "Saya akan berjuang sampai akhir."
Menurut presiden, keputusannya memberlakukan darurat militer Selasa lalu didasarkan pada "keputusan politik yang sangat terukur."
Yoon bersikeras dia mengambil langkah tersebut "untuk melindungi negara dan menormalkan urusan negara" saat oposisi mencoba melumpuhkan pemerintah.
Keputusan memberlakukan darurat militer dibatalkan setelah kurang dari enam jam, karena anggota parlemen memberikan suara menentangnya dan ribuan orang turun ke jalan untuk memprotes.
Yoon saat ini dilarang meninggalkan negara itu setelah polisi meluncurkan penyelidikan terhadapnya atas kemungkinan pemberontakan.
Presiden kembali menuduh para pesaing politiknya dari oposisi utama Partai Demokrat (DP) "berpihak" pada Korea Utara (Korut) di tengah pengembangan program nuklir, ancaman rudal, dan peluncuran balon sampah ke Korea Selatan oleh Pyongyang.
"Saya tidak tahu partai itu berasal dari negara mana dan Majelis Nasional berasal dari negara mana," tegas Yoon.
Menurut dia, oposisi sekarang "menciptakan banyak hasutan palsu untuk menjatuhkan presiden dengan menciptakan kejahatan pengkhianatan."