Cacat Pemilu di Dunia: Memanipulasi Suara Rakyat, Memperdaya Lawan Politik

Senin, 17 Agustus 2020 - 05:30 WIB
Hasil pemungutan suara yang memenangkan Iogannis dinilai sangat mengejutkan karena dirinya tidak diunggulkan ketimbang Ponta. Pemilihan juga diwarnai dugaan suap yakni adanya distribusi makanan kepada lebih dari 6,5 juta orang selama kampanye.

6. Pemilu Rumania 1946



Pemilu Rumania 1946 diadakan pada 19 November dengan kemenangan Partai Komunis Rumania (PCR) dan sekutunya; BPD. BPD juga memenangkan mayoritas kursi di parlemen (348). Namun, BPD dituding melakukan taktik intimidasi dan malapraktik pemilihan. (LIhat foto-foto: Siswa di Solok Harus Menempuh Jarak 10 Kilometer untuk Belajar Online)

Banyak peneliti mengklaim bahwa partai itu menang dengan hanya 48% suara dan bukan 80% seperti yang diklaim. Pemilu 1946 disamakan dengan pemilu cacat lainnya yang diadakan pada akhir Perang Dunia II di negara-negara yang membentuk Blok Timur. Pemerintah Inggris juga menolak untuk mengakui hasil pemilu tersebut.

7. Pemilu Kenya 2007



Pemilu Kenya pada 27 Desember 2007 digelar untuk memilih presiden, Anggota Parlemen, dan Dewan Lokal. Pemilihan presiden menjadi ajang persaingan antara calon incumbent Mwai Kibaki dan pemimpin oposisi Raila Odinga.

Pemilu diwarnai permusuhan etnik, di mana Kibaki memimpin etnik Kikuyu yang dominan. Sedangkan Odinga menciptakan basis yang lebih luas dengan menyatukan lima suku besar. (Baca juga: Persaingan Menuju Pilpres 2024, Elektabilitas Semu Kepala Daerah)

Meskipun jajak pendapat menunjukkan Odinga memiliki dukungan signifikan, Kibaki dinyatakan sebagai pemenang dengan 46% suara, Odinga 44% suara. Odinga dan pendukungnya menolak hasil pemilihan mengingat Odinga telah memperoleh suara terbanyak di enam dari delapan provinsi. Kibaki tetap dilantik sebagai presiden pada 30 Desember 2007.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More